Balaibahasajateng, 35 Nama Suku di Indonesia – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Salah satu kekayaan Indonesia adalah suku bangsanya.
Ada lebih dari 100 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Mereka memiliki adat dan istiadatnya masing-masing yang masih mereka lestarikan hingga sekarang.
35 Suku di Pulau Sumatera
Sumatera, pulau yang mengagumkan di Indonesia, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu daya tarik utama Sumatera terletak pada beragam suku yang menjadikan pulau ini rumah bagi kisah-kisah budaya yang unik dan berbeda. Dari pesisir hingga pegunungan, setiap suku di Sumatera memiliki cerita yang menggambarkan kehidupan, kepercayaan, dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Yuk bersama enyelami jejak-jejak keberagaman dan memahami lebih dalam tentang kekayaan budaya yang membentuk identitas suku-suku di Sumatera.
1. Suku Aceh
Suku Aceh ditujukan kepada penduduk asli Aceh yang tinggal di daerah Nangroe Aceh Darussalam.
Mayoritas penduduknya beragama islam, namun memiliki kebudayaan yang beragam.
Suku Aceh merupakan keturuan dari orang-orang dari seluruh Indonesia.
Tiap periode datangnya nenek moyang dari wilayah yang berbeda selalu membawa kebudayaan dan ciri khas yang berbeda pula.
Sebelum datangnya kebudayaan islam, Suku Aceh mayoritas memeluk agama hindu.
Baca juga: Kerajaan Aceh: Sejarah, Silsilah, Letak, masa kejayaan, keruntuhan, kehidupan dan Peninggalan
Hal tersebut dibuktikan dengan percampuran kebudayaan yang muncul.
2. Suku Alas
Suku Alas bermukim di wilayah Aceh bagian tenggara.
Sebagian masyarakatnya bekerja di bidang pertanian dan peternakan.
Wilayah Suku Alas adalah lumbung padi bagi seluruh masyarakat Aceh.
Hasil bumi mereka yang lain adalah kopi, karet, kemiri, dan lain-lain.
Binatang ternak yang biasa dipelihra adalah sapi, kambing, kerbau, dan kuda.
3. Suku Aneuk Jamee
Nama Suku Aneuk Jamee berasal dari Bhasa Aceh yang artinya adalah anak tamu atau pendatang baru.
Suku Aneuk Jamee berisi orang-orang Minang yang berasal dari Lubuk Sikaping.
Pada akhirnya Suku Aneuk Jamee mendeklarasikan dirinya bukan sebagai orang Aceh maupun orang Minangkabau, melainkan pendatang baru yang memiliki kebudayaan sendiri.
4. Suku Batak
Suku Batak memiliki rumah adat yang dinamakan Rumah Bolon.
Rumah Bolon bentuknya hampir sama dengan rumah panggung suku lain.
Makna dari pendirian Rumah Bolon adalah bahwa tamu harus menghormati pemilik rumah.
Suku Batak sangat menjunjung tinggi adat istiadat nenek moyang mereka.
Namun, sampai saat ini belum diketahui mengenai sejarah Suku Batak.
Lihat juga : Tari Tot tor dari Batak
5. Suku Belitung
Berdasarkan sejarahnya, Suku Belitung digolongkan sebagai kelompok besar Suku Melayu, sehingga mereka lebih tepat disebut sebagai Suku Melayu Belitung.
Beberapa penduduknya bekerja di pertambangan timah dan kaolin.
Sedangkan pekerjaan utamanya adalah bertnam karet, cengkeh, kelapa, dan lada.
6. Suku Daya
Suku Daya berasal dari Sumatera Selatan.
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah Bahasa Melayu dengan dialek Daya.
Suku Daya dikatakan masih satu kerabat dengan Suku Komering.
Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani.
Tanaman yang ditanam di pertanian adalah kret dan kopi.
Kepercayaan masyarakat Suku Daya adalah campuran islam dan budaya animisme dinamisme.
7. Suku Enim
Suku Enim bertempat tinggal di wilayah Sumatera Selatan.
Lebih tepatnya di Kabupaten Enim dengan ibu kota Kecamatan Tanjung Agung.
Suku Enim membangun rumah di sepanjang Sungai Enim sampai ke Tanjung Enim.
Masyarakat Suku Eni menggunakan Bahasa Melayu. Masyarakat Suku Enim sebagian besar bekerja sebagai petani.
8. Suku Gayo
Suku Gayo bertempat tinggal di wilayah Aceh bagian tengah.
Mayoritas masyarakat Suku Gayo beragama islam dan sangat taat menjalankan ibadah.
Dalam percakapan sehari-hari, Suku Gayo menggunakan Bahasa Gayo.
Bahasa Gayo dipercaya memiliki hubungan dengan Bahasa Suku Karo di Sumatera Utara.
Baca juga: Tari Serimpi : Pengertian, Asal, Properti, Pola Lantai dan Gambar
9. Suku Kerinci
Suku Kerinci memiliki nama lain, yaitu Suku Kincai.
Mereka bertempat tinggal di dataran tinggi Kerinci.
Masyarakat Suku Kerinci yang berasal dari Jambi ini memiliki sifat senang bergotong royong untuk membantu sesama.
Mereka memiliki keyakinan bahwa kepentingan umum harus dilakukan bersama-sama.
10. Suku Komering
Nama Komering berasal dari Bahasa India yang memiliki arti ‘pinang’.
Suku Komering adalah penduduk yang melestarikan adat Seminung.
Kebanyakan masyarakat dari luar Suku Komering tinggal di daratan dan aliran sungai buatan yang ditinggal oleh Belanda.
11. Suku Kubu
Suku Kubu memiliki nama lain Suku Anak Dalam atau Orang Rimba.
Suku ini merupakan salah satu suku minoritas yang ada di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan.
Sejaah kemunculan Suku Kubu masih dipertanyakan karena belum ada yang mengetahuinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka menggunakan Bahasa Minang dan Bagasa Rimba.
Suku Kubu hidup dengan bergantung pada alam dan tidak mengenal peradaban.
12. Suku Lampung
Suku Lampung dibagi menjadi 2, yaitu Suku Lampung Saibatin dan Suku Lampung Pepadun.
Suku Lampung Saibatin tinggal di daerah pesisir, sedangkan Suku Lampung Pepadun tinggak di wilayah daratan.
Logat yang digunakan keduanya tidak sama, Suku Lampung Saibatin menggunakan logat A, sedangkan Suku Lampung Pepadun menggunakan logat O.
13. Suku Lembak
Suku Lembak tinggal di wilayah Bengkulu. Secara umum, kebiasaan dan adat suku ini tidak jauh berbeda dengan masyarakat Melayu yang lain.
Sistem sosial dalam keseharian Suku Lembak selalu berkembang mengikuti perubahan zaman.
Namun mereka senantiasa melestarikan adat yang diturunkan dari para leluhur.
14. Suku Melayu
Pada awal terbentuknya wilayah Bangka Belitung, hanya terdapat suku pedalaman yang disebut dengan Suku Lom dan Suku Sekak.
Baru pada abad ke-18, Pulau Bangka dimasuki oleh Suku Melayu sebagai pendatang.
Suku Melayu memiliki kearifan lokal yang masih dipegang teguh hingga sekarang, seperti Tari Campak.
15. Suku Mentawai
Masyarakat Suku Mentawai dipercaya datang ke Kepulauan Mentawai pada 2000-500 tahun sebelum Masehi.
Suku Mentawai ini merupakan salah satu suku tertua di Indonesia.
Hal tersebut membuat adat yang dijunjung di tengah masyarakatnya masih sangat kuat.
Mereka memiliki kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap sakral.
16. Suku Minangkabau
Meskipun berasal dari Sumatera Barat, masyarakat Suku Minangkabau tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Suku Minangkabau terkenal karena rendang dan masakan Padang.
Di Sumatera Barat, Suku Minangkabau tinggal di wilayah Bukit Barisan, sisanya merantau.
Suku Minangkabau juga terkenal dengan rumah adatnya yang unik.
Baca juga: Keunikan Pakaian Adat Padang
17. Suku Musi
Suku Musi bertempat tinggal di wilayah Sumatera Selatan.
Masyarakat Suku Musi menggunakan Bahasa Musi untuk berkomunikasi sehari-hari.
Pada umumnya mereka tinggal di sepanjang aliran Sungai Musi, itulah yang menyebabkn mereka disebut dengan Suku Musi.
Antar sesama Suku Musi memiliki beberapa perbedaan dialek yang menyebabkan mereka agak berbeda walaupun berasal dari suku yang sama.
18. Suku Nias
Masyarakat Suku Nias sangat menjunjung ada istiadat.
Mulai dari kelahiran hingga kematian mereka atur dengan hukum adat.
Banyak batu bersejarah peninggalan nenek moyang yang masih mereka jaga hingga sekarang.
19. Suku Ogan
Penduduk Suku Ogan biasa disebut dengan orang Pagagan.
Mereka tinggal di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir.
Sebagian besar masyarakatnya hidup dengan bekerja sebagai petani.
20. Suku Palembang
Suku Palembang masih satu rumpun dengan orang Melayu.
Mereka tinggal di wilayah Kota Palembang.
Etnis terdekat dengan mereka adalah Suku Komering.
Masyarakat Suku Palembang banyak yang memeluk agama islam dan buddha.
21. Suku Rambang
Suku Rambang diyakini sudah ada di Pulau Sumatera sejak islam belum masuk ke Indonesia.
Suku Rambang bertempat tinggal di wilayah perbatasan Muara Enim.
Dalam kehidupan sehari-hari, Suku Rambang menggunakan Bahasa Melayu Palembang.
22. Suku Rawas
Penduduk Suku Rawas bertempat tinggal di sekitar Sungai Rawas.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa Suku Rawas juga termasuk ke dalam golongan Suku Anak Dalam.
Suku Rawas lebih senang hidup berjauhan dengan kampung lain dan memilih tempat terpencil.
Meski hidup jauh dari kampung lain, mereka tetap mengikuti perkembangan peradaban.
23. Suku Rejang
Nama Suku Rejang berasal dari kata Ra-Hyang yang memiliki makna dewa yang berkuasa.
Suku ini tinggal di peisisr panati daerah Bengkulu. Masyarakatnya menggantungkan hidup pada aliran sungai.
24. Suku Sakai
Beberapa pendapat mengatakan bahwa Suku Sakai adalah suku yang paling terasing di Indonesia.
Mereka hidup di pealaman Riau. Suku Sakai hidup dengan berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lainnya.
Suku Sakai hidup dengan memanfaatkan hasil alam.
25. Suku Simeulue
Nama Simeulue diberikan karena banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di sekitar daerah tersebut.
Kehidupan masyarakatnya pun bergantung pada hasil pohon kelapa.
26. Suku Devayan
Karena hanya memiliki sedikit penduduk, Suku Devayan disebut sebagai salah satu suku minoritas di Aceh.
Mereka memiliki bahasa sendiri dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu Bahasa Devayan.
Mereka juga memiliki ciri fisik sendiri, seperti kulit kuning langsat dan mata sipit.
27. Suku Haloban
Suku Haloban masih memiliki ikatan kekerabatan dengan Suku Devayan.
Dalam kehidupan sehari-harinya mereka menggunakan Bahasa Haloban.
Nenek moyang Suku Haloban diperkirakan melakukan migrasi bersama dengan nenek moyang Suku Nias, Mentawai, Devayan, dan lain-lain.
28. Suku Kluet
Pada masa sekarang ini banyak suku di Indonesia yang mulai terlupakan keberadaannya, misalnya Suku Kluet.
Padahal, di masa lalu mereka sempat menjadi salah satu suku yang cukup berpengaruh.
Namun, kini hanya tersisa sedikit keturunannya yang melanjutkan adat mereka.
29. Suku Lekon
Penduduk Suku Lekon bertempat tinggal di Kabupaten Simeulue, tepatnya di Desa Lafakha dan Desa Langi.
Diperkirakan suku ini melakukan migrasi pada 7000 tahun yang lalu.
Dalam kehidupan sehari-hari mereka memiliki bahasa sendiri, yaitu Bahasa Lekon.
30. Suku Pakpak
Masyarakat Suku Pakpak menggunakan Bahasa Pakpak untuk berkomunikasi.
Bahasa ini termasuk ke dalam rumpun Bahasa Austronesia.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Bahasa Pakpak mengalami penurunan penggunaan karena perkembangan arus pendatang yang sangat deras.
31. Suku Sigulai
Suku Sigulai memiliki nama lain yaitu Suku Salang.
Suku tersebut bertempat tinggal di di Pulau Simalur utara.
Suku Sigulai hidup berampingan dengan Suku Devayan. Secara fisik, suku ini termasuk ke dalam ras mongoloid.
32. Suku Singkil
Suku Singkil hidup berdampingan dengan Suku Gayo.
Diperkirakan jumlahnya saat ini mencapai 50.000 jiwa.
Adat dan kebiasaan yang dilestarikan oleh Suku Singkil agak berbeda dengan kebanyakan suku di wilayah Aceh.
33. Suku Tamiang
Jumlah penduduk Suku Tamiang diperkirakan sekitar 125.000 jiwa.
Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan mengurus ladang.
Biasanya, keluarga besar di Suku Tamiang hidup saling berdekatan.
Namun keluarga inti mereka tetap tinggal dalam satu rumah yang sama.
34. Suku Laut
Suku Laut bertempat tinggal di Kepulauan Riau.
Mereka dinamakan Suku Laut karena memang tinggal di lautan.
Biasanya mereka hidup di atas perahu atau sampan yang permukaannya lebar.
Sebagian besar masyarakat Suku Laut hidup dengan bekerja sebagai nelayan.
Sesekali mereka pergi ke darat untuk menjual hasil lautnya.
35. Suku Anak Dalam
Suku Anak Dalam adalah salah satu bukti bahwa masih ada masyarakat yang hidup dengan cara primitif di Indonesia.
Mereka hidup di tengah hutan dan bergantung pada alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Biasanya, Suku Anak Dalam juga disebut dengan orang rimba.
Mereka hidup dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang tersebar di dalam hutan.
11 Suku di Pulau Jawa
1. Suku Baduy
Suku Baduy bertempat tinggal di Kabupaten Banten.
Nama Baduy muncul dari penyebutan kelompok tersebut dengan sebutan ‘badawi’ oleh masyarakat Arab.
Suku Baduy sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan kebiasaan yang diturunkan nenek moyang mereka.
Dalam kehidupan sehari-harinya, mereka hidup gotong royong saling membantu sesama.
2. Suku Banten
Masyarakat Suku Banten menggunakan Bahasa Jawa-Banten dalam kehidupan sehari-harinya.
Hal ini berbeda dengan masyarakat Jawa Barat yang menggunakan Bahasa Sunda.
Populasi dari suku ini sekitar 500.000 jiwa.
3. Suku Betawi
Suku Betawi bertempat tinggal di wilayah Jakarta.
Mereka adalah warga asli yang sejak awal sudah mendiami wilayah tersebut.
Karena perkembangan zaman, saat ini sudah banyak suku lain dari luar yang menikah dengan orang Betawi sehingga mereka makin beragam.
Dalam kehidupannya, masyarakat Suku Betawi menggunakan Bahasa Betawi yang sangat khas dengan dialeknya.
Baca juga: Rumah Adat Betawi: Macam, Bahan, Ruang dan Filosofi
4. Suku Bawean
Nama Bawean berasal dari Bahasa Sansekerta yang memiliki makna matahari.
Suku Bawean bertempat tinggal di Pulau Bawean, yang masih termasuk ke dalam wilayah Laut Jawa.
Dalam kehidupan sehari-harinya mereka menggnakan Bhasa Bawean.
Suku Bawean terkenal suka merantau karena jika hanya tinggal di Pulau Bawean mereka merasa kurang bisa berkembang.
5. Suku Cirebon
Masyarakat awam sering menganggap bahwa orang Cirebon masuk ke dalam Suku Sunda atau Suku Jawa.
Ternyata, masyarakat Cirebon memiliki suku sendiri, yaitu Suku Cirebon.
Namun tidak menyangkal bahwa lahirnya Suku Cirebon ini juga merupakan perpaduan antara Suku Sunda dan Suku Jawa.
Sekarang ini mereka sudah memiliki adat istiadatnya sendiri.
6. Suku Jawa
Suku di indonesia yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah suku Jawa.
Masyarakat Suku Jawa telah hidup menyebar di seluruh penjuru Indonesia.
Namun, masyarakat Suku Jawa juga masih melestarikan adat istiadat dan kebiasaan mereka, terutama mereka yang tinggal di Pulau Jawa.
Baca juga: 15 Tarian Yogyakarta: Ada Tari Serimpi dan Bedhaya yang khas Njawani!
7. Suku Madura
Suku Madura mayoritas bertempat tinggal di Pulau Madura, meskipun saat ini sudah banyak dari mereka yang merantau.
Populasi Suku Madura juga termasuk salah satu yang besar, mencapai 20 juta jiwa.
Dalam kehidupan sehari-harinya, mereka menggunakan Bahasa Madura yang khas dengan aksen blak-blakan.
8. Suku Osing
Suku Osing adalah suku yang berasal dari wilayah Banyuwangi.
Dalam kehidupan sehari-harinya, mereka menggunakan Bahasa Osing yang merupakan bahasa turunan dari Bahasa Jawa Kuno.
Salah satu adat yang terkenal dari Suku Osing adalah ritual Pecel Pitik yang bertujuan untuk membersihkan diri dari hal-hal yang buruk.
9. Suku Sunda
Suku Sunda bertempat tinggal di wilayah Jawa bagian Barat.
Dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan Bahasa Sunda.
Populasi mereka termasuk salah satu yang besar, sejumlah 34 juta jiwa.
Masyarakat Sunda terkenal dengan dialek mereka yang halus dan sopan.
10. Suku Tengger
Suku Tengger bertempat tinggal di sekitar Gunung Bromo.
Kebudayaan dan bahasa Suku Tengger bisa dibilang unik sehingga hal tersebut dimanfaatkan sebagai tempat wisata.
Mereka memiliki penanggalan Masehi sendiri. Nama Tengger dipercaya memiliki makna pegunungan yang menjadi tempat tinggal.
11. Suku Samin
Suku Samin lahir dari para pengikut Kyai Samin Soerosantiko.
Mereka hidup di berbagai wilayah di Pulau Jawa.
Suku Samin memiliki sapaan khas yang selalu digunakan sebelum berbicara dengan orang lain.
Suku Samin sangat menetang poligami, mereka menjunjung tinggi nilai menikah satu kali untuk selamanya.
2 Suku di Pulau Bali
1. Suku Bali
Suku Bali bertempat tinggal di Pulau Bali.
Masyarakat Bali memiliki warna budaya yang unik dan berbeda dengan kebudayaan suku di Indonesia lainnya.
Suku Bali sangat menjaga kelestarian adat istiadat dan kebiasaan mereka.
Baca juga : Sejarah tari Kecak
2. Suku Loloan
Suku Loloan brtempat tinggal di wilayah Jembrana, Bali.
Loloan berasal dari Bahasa Liloan yang artinya berkelok-kelok.
Nama tersebut diberikan karena jalanan di sekitar tempat tinggal Suku Loloan memiliki banyak belokan.
5 Suku di Pulau Kalimantan
1. Suku Banjar
Masyarakat Suku Bajar sering dipanggil dengan sebutan Urang Banjar.
Suku Banjar didominasi oleh masyarakat beragama islam. Suku Banjar memnpunyai tradisi lisan yang dipengaruhi oleh budaya Melayu, Cina, dan Arab.
2. Suku Dayak
Suku Dayak bertempat tinggal di pedalaman Pulau Kalimantan.
Kehidupan primitif mereka menjadikannya ciri khas tersendiri.
Suku Dayak memiliki banyak adat yang berbeda dengan adat masyarakat Kalimantan yang telah menyentuh peradaban.
Pakaian yang mereka gunakan juga sangat tradisional, namun menarik untuk diikuti.
3. Suku Kutai
Mayoritas masyarakat Suku Kutai bertempat tinggal di sepanjang tepi sungai.
Menurut sejarahnya, mereka termasuk ke dalam rumpun Suku Dayak.
Meskipun sebagian besar Suku Kutai memeluk agama islam, namun ada beberapa orang yang masih memeluk kepercayaan peninggalan nenek moyang sebelum agama masuk ke Kalimantan.
4. Suku Paser
Suku Paser terkenal dengan aksesoris etniknya.
Pada awalnya nama suku ini adalah Balikpapan.
Jadi, Balikpapan adalah nama kota sekaligus nama suku mereka, Suku Paser Balikpapan.
5. Suku Berau
Suku Berau bertempat tinggal di wilayah Kalimantan Timur.
Jumlah populasinya mencapai 12.000 jiwa.
Dalam kehidupan sehari-harinya mereka menggunakan Bahasa Banjar dan Bahasa Berau. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama islam.
baca juga: Kerajaan Kutai: Sejarah, Letak, Pendiri, Silsilah, kehidupan, Masa Jaya, Keruntuhan, dan Peninggalan
21 Suku di Pulau Sulawesi
1. Suku Bajao
Suku Bajao adalah suku yang tempat tinggalnya selalu berpindah, mereka tidak pernah menetap pada tempat tertentu.
Aktifitas Suku Bajao banyak ditemukan di atas perahu atau kapal di bagian utara Kalimantan dan Sulawesi.
Mereka menuju darat hanya untuk menjual hasil laut.
2. Suku Banggai
Suku Banggai terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Mian Banggai dan Mian Sea-sea.
Dalam kehidupan sehari-harinya mereka menggunakan Bahasa Banggai yang termasuk ke dalam rumpun bahasa ingkar.
Sebagian besar masyarakat Suku Banggai bekerja di ladang dengan menanam ubi-ubian.
Agama yang banyak dipeluk oleh Suku Banggai adalah islam dan kristen.
3. Suku Bugis
Suku Bugis adalah salah satu suku yang berasal dari Sulawesi.
Mereka menggunakan Bahasa Bugis untuk berkomunikasi sehari-hari.
Suku Bugis memiliki banyak kesenian yang masih mereka lestarikan hingga sekarang.
4. Suku Buol
Suku Buol bertempat tinggal di wilayah Sulawesi bagian utara.
Masyarakat Suku Buol tidak memiliki akses jalur darat untuk berhubungan dengan sesama mereka yang berada di pulau berbeda.
Tapi mereka tetap mendeklarasikan diri sebagai suku yang sama. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Buol.
5. Suku Buton
Suku Buton bertempat tinggal di Sulawesi bagian tenggara.
Suku Buton memiliki adat yang terkenal, yaitu Tandaki atau Posusu.
Upacara tersebut adalah penyunatan untuk anak laki-laki dan perempuan.
Tadaki untuk anak laki-laki, sedangkan Posusu untuk perempuan.
6. Suku Gorontalo
Tempat tinggal Suku Gorontalo menyebar di berbagai wilayah di Sulawesi.
Mereka menggunakan Bahasa Gorontalo untuk berkomunikasi.
Populasinya pada tahun 2010 mencapai 1,2 juta jiwa. Sebagian besar masyarakat Suku Gorontalo memeluk agama islam.
7. Suku Kaili
Suku Kaili bertempat tinggal di rumah pohon yang mereka bangun sendiri.
Tempat tinggal ini tidak permanen.
Mereka hidup dengan cara nomaden.
Tujuan rumah pohon ini adalah perindungn diri dari hewan buas.
Sebelum membangun rumah pohon, Suku Kaili menjalankan ritual sesuai adat mereka.
8. Suku Lauje
Suku Lauje adalah suku yang bertempat tinggal di wilayah Sulawesi bagian tengah.
Sebagian besar masyarakatnya bekerja di ladang dengan tanaman utama pasi dan jagung.
Tapi kadang-kadang mereka juga menanam sayuran, bawang putih, dan cengkeh.
Agama mayoritas yang ada di kehidupan Suku Lauje adalah islam dan kristen.
9. Suku Luwu
Suku Luwu adalah turunan dari Suku Bugis.
Suku Luwu bertempat tinggal di Kecamatan Luwu, daerah pegunungan dan perbukitan.
Di sana juga ada banyak sungai yang digunakan sebagai sarana irigasi.
10. Suku Mamasa
Suku Mamasa adalah orang-orang asli dari Kabupaten Mamasa.
Suku Mamasa merupakan turunan dari Suku Toraja.
Bahasa yang digunakan Suku Mamasa pun mirip dengan Bahasa Toraja, meskipun tidak sama persis.
11. Suku Mamuju
Suku Mamuju adalah suku yang bertempat tinggal di tanah pesisir tepi pantai timur Sulawesi.
Ada 9 dialek yang digunakan di Suku Mamuju.
Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan karena dekat dengan laut.
Hampir semua masyarakat Suku Mamuju memeluk agamaislam, namun ada beberapa yang masih menganut animisme dan dinamisme.
12. Suku Mandar
Suku Mandar adalah suku yang bertempat tinggal di dataran rendah Sulawesi Selatan.
Bahasa yang digunakan masyarakatnya adalah bahasa yang menggunakan 4 dialek, yaitu Balanipa, Majene, Pamboang, dan Awok Sumakengu.
Dalam kehidupan bermasyarakat, Suku Mandar masih menganut kelas sosial.
13. Suku Minahasa
Suku Minahasa memiliki banyak sub suku, yaitu Babontehu, Bantik, Pasan Ratahan, Ponosakan, Tonsea, Tontemboan, Toulour, Tonsawang, dan Tombulu.
Masyarakat Suku Minahasa menganut ajaran bahwa nama Minahasa mengandung kesepakatan bahwa segenap orang Minahasa dan keturunannya akan selalu sekata dalam semangat budaya Sitou Timou Tumou Tou.
14. Suku Mongondow
Sebelumnya, suku ini memiliki nama Suku Bolaang Mongondow.
Nama Bolaang Mongondow memiliki arti kemenangan yang terang.
Setelah suku ini bergabung dengan Kabupaten Bolaang Mongondow, namanya berubah menjadi Suku Mongondow.
Mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan dan berburu.
15. Suku Muna
Suku Muna adalah suku yang bertempat tinggal di wilayah Pulau Muna dan pulau kecil lain di sekitarnya.
Masyarakat Muna memiliki kemiripan dengan suku Polynesia dan Melanesia, berbeda dengan suku lain di Sulawesi yang mirip dengan orang Melayu dan Mongoloid.
16. Suku Pamona
Suku Pamona adalah suku yang berasal dari Kecamatan Poso, Una-uan, Lage, Pamona Slatan dan Utara, dan lain-lain.
Suku Pamona termasuk ke dalam kelompok bahasa bare’e “ingkar, tidak atau tak”.
Sebagian besar masyarakat Suku Pamona bekerja di ladang tebang bakar dan berpindah.
Agama mayoritas di Suku Pamona adalah kristen dan islam.
17. Suku Saluan
Suku Saluan bertempat tinggal di Kabupaten Luwuk.
Sebutan khas untuk orang Saluan adalah Loinang yang artinya orang gunung.
Bahasa yang digunakan Suku Saluan adalah Bahasa Saluan yang memiliki kasta dalam penggunaannya.
Penggunaan bahasa ini disesuaikan dengan kelas sosial setiap warga.
18. Suku Sangir (Sangihe) Talaud
Suku Sangir adalah kumpulan suku-suku yang mendiami pulau-pulau kecil di Sulawesi.
Karena dipisahkan oleh perairan, bertualang di lautan sudah biasa mereka lakukan.
Suku ini terkenal sering mengadakan pesta sehingga disebut suku yang selalu ‘happy’.
19. Suku Tolaki
Suku Tolaki kadang-kadang juga disebut dengan nama Tokea.
Mereka bertempat tinggal di wilayah Kendari dan Kolaka.
Bahasa yang digunakan oleh Suku Tolaki termasuk ke dalam Bahasa Bungku-Laki.
Sebagian masyarakat Suku Tolaki bekerja sebagai petani dan beternak kerbau serta sapi.
20. Suku Tomini
Suku Tomini memiliki beberapa sub suku, yaitu Patapa, Dampelas, Toli-toli, Kasimbar, Umalasa, Balaesang, Boano, Dondo, dan Moutong.
Bahasa yang digunakan oleh Suku Tomini agak berbeda dengan Bahasa Poso dan Bahasa Ledo.
Dulu, makanan pokok Suku Tomini adalah sagu, namun sekarang bertambah jagung dan padi setelah sistem irigasi mulai berkembang.
21. Suku Toraja
Nama Toraja diambil dari Bahasa Bugis yang artinya adalah orang yang berdiam di negeri atas.
Suku Toraja sangat terkenal dengan rumah adatnya, Rumah Tongkonan.
Mereka juga ahli dalam membuat ukiran di rumah mereka.
Kehidupan Suku Toraja kini dijadikan pariwisata karena keunikannya.
16 Suku di Nusa Tenggara
1. Suku Alor
Alor adalah kabupaten yang berada di Nusa Tenggara Timur, tempat tinggal Suku Alor.
Sebagian besar masyarakat Suku Alor beragama kristen dan katolik.
Namun beberapa orang juga masih ada yang menganut animinsme dan dinamisme.
Suku Alor memiliki banyak kesenian, seperti tarian dan barang-barang bersejarah.
2. Suku Atoni
Suku Atoni bertempat tinggal di pedalaman Pulau Timor.
Suku Atoni memiliki beberapa sebutan lain, seperti orang Dawan, Rawan, dan orang gunung.
Mata pencaharian Suku Atoni adalah mengurus ladang dan ternak.
3. Suku Bima
Suku Bima memiliki sebutan lain, yaitu Suku Dou Mbojo.
Suku Bima sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Agama yang dianut Suku Bima mayoritas adalah islam, namun kristen dan hindu juga ada beberapa.
Kesenian yang terkenal dari Suku Bima adalah Tari Buja Kadanda, Tari Perang, Tarian Kalero.
4. Suku Dompu
Suku Dompu sering dianggap sama dengan Suku Mbojo, padahal mereka jelas berbeda mulai dari tempat tinggal hingga adat istiadatnya.
Suku Dompu bertempat tinggal di wilayah Dompu.
Dulunya nenek moyang mereka hidup berpindah-pindah dari satu goa ke goa lain tapi sekarang mereka sudah hidup dengan cara menetap.
Baca juga: 10 Tari Daerah Nusa Tenggara Barat
5. Suku Flores
Nama Flores berasal dari Bahasa Portugis yang artinya adalah bunga.
Suku Flores merupakan campuran antara etnis Melanesia, Melayu, dan Portugis.
Kebudayaan mereka memiliki kemiripan dengan bangsa Portugis karena pengaruh zaman penjajahan.
6. Suku Lamaholot
Ada beberapa suku yang mendiami ujung timur Pulau Flores, mereka adalah Solor, Adonara, dan Lembata.
Mereka masuk ke dalam etnis yang sama, yaitu Suku Lamaholot.
Mayoritas masyarakat Suku Lamaholot memeluk agama katolik.
7. Suku Lio
Suku Lio bertempat tinggal di wilayah Ende.
Suku Lio dibagi lagi menjadi beberapa sub suku yang tinggal di wilayah sekutu mereka.
8. Suku Manggarai
Suku Manggarai bertempat tinggal di wilayah Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Populasinya mencapai 500.000 jiwa.
Mereka merupakan masyarakat asli yang sejak awal mendiami Kabupaten Manggarai.
Sub suku mereka memiliki bahasa sendiri yang berbeda satu sama lain.
9. Suku Mbojo
Suku Mbojo bertempat tinggal di wilayah Dompo, Kabupaten Bima.
Suku Mbojo memiliki 2 tarian khas, yaitu Tarian Dalam Istana Bima dan Tarian Luar Istana.
10. Suku Ngada
Suku Ngada bertemapt tinggal di wilayah Ngada, Flores.
Populasi suku ini mencapai 155.000 jiwa.
Mata pencaharian masyarakat setempat adalah berladang dan beternak.
Mayoritas masyarakat Suku Ngada memeluk agama katolik.
11. Suku Rote
Masyarakat Suku Rote bertempat tinggal di wilayah Pulau Rote, Ndao, dan beberapa bagian kecil di Pulau Timor.
Populasi suku ini mencapai 88.000 jiwa.
Bahasa Roti termasuk rumpun bahasa Austronesia dan terbagi ke dalam beberapa dialek, seperti Lole, Keka, Unale, Dengka, Ba’a, Bilba, Kolbaffo, Dela, Diu, Ti, Termanu, Ringgou, Lelenuk, Talae, Landu.
12. Suku Sasak
Suku Sasak memiliki populasi yang kecil, hanya sekitar 700 orang.
Kehidupan mereka masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat.
Hanya ada sekitar 150 buah rumah di desa tempat mereka tinggal.
13. Suku Sawu
Leluhur Suku Sawu berasal dari ujung laut yang jauh.
Kemudian mereka menetap di sekitar Pulau Sawu dan menjadi Suku Sawu.
Suku Sawu memiliki kalender bersama yang digunakan untuk saling mengingatkan kapan harus bekerja, misalnya melaut.
14. Suku Sumba
Masyarakat Suku Sumba bertempat tinggal di wilayah Sumba Barat dan Sumba Timur.
Pada umumnya mereka tinggal di daerah perbukitan dengan satu tanah yang dikhususkan sebagai tempat menjalankan ritual adat.
Mayoritas masyarakat Suku Sumba memeluk agama islam dan kristen.
Namun ada beberapa yang masih memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme.
15. Suku Sumbawa
Masyarakat Suku Subawa bertempat tinggal di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani di sawah dan ladang.
Sistem keluarga pada masyarakat Suku Sumbawa adalah patrilineal.
16. Suku Ende
Suku Ende bertempat tinggal di bagian tengah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Daerah tempat tinggal mereka adalah pegunungan dan perbukitan sehingga sebagian besar penduduknya bekerja di sawah dan di ladang, namun sarana prasarana pertanian mereka masih kurang.
9 Suku di Maluku
1. Suku Ambon
Suku Ambon kadang-kadang juga disebut dengan nama Suku Alifuru.
Mereka lahir dari etnis Austronesia dan Papua.
Mayoritas penduduknya memeluk agama islam dan kristen. Mereka bertempat tinggal di Kepulauan Maluku dan Ambon.
2. Suku Galela
Suku Galela berasal dan bertempat tinggal di wilayah Pulau Halmahera.
Mereka biasanya mendiami daerah pantai, terutama pantai di bagian utara Pulau Halmahera.
Dalam berkomunikasi, masyarakat Suku Galela menggunakan Bahasa Galela.
3. Suku Kei
Masyarakat Suku Kei bertempat tinggal di Kepulauan Kei, Laut Arafuru.
Populasi suku ini mencapai 35.000 jiwa.
Masyarakat Kei menyebut diri mereka dengan sebutan ‘evav’ yang artinya adalah pulau babi.
Sebagian besar masyarakat Kei bekerja di ladang dengan menanam kacang-kacangan dan ubi.
4. Suku Makian
Masyarakat Suku Makian bertempat tinggal di Pulau Makian.
Banyak orang Makian yang merantau ke luar pulau.
Sebagian besar dari mereka bekerja di bidang pertanian.
5. Suku Sula
Masyarakat Suku Sula bertempat tinggal di Pulau Sulabesi.
Masing-masing bagian wilayah di Pulau Sulabesi menggunakan dialek yang berbeda untuk berkomunikasi.
Bagian selatan menggunakan dialek facei, sedangkan bagian utara menggunakan dialek falahu.
6. Suku Tanimbar
Masyarakat Suku Tanimbar menyebut diri mereka orang Numbar.
Mereka bertempat tinggal di Pulau Yamdena, dan Selaru.
Populasi mereka mencapai 10.000 jiwa.
Dalam kehidupan sehari-harinya, masyarakat Suku Tanimbar menggunakan Bahasa Fordata yang dipengaruhi Bahasa Kei.
7. Suku Ternate
Masyarakat Suku Ternate bertempat tinggal di Kepaluan Maluku dan sekitarnya.
Populasi mereka mencapai 50.000 jiwa.
Suku Terante terkenal sebagai penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh.
Bahasa yang digunakan Suku Ternate digolongkan ke dalam rumpun Bahasa Papua.
baca juga: Peninggalan Kerajaan Ternate : Sejarah, Masa Kejayaan, Letak, Silsilah dan penghasilan utama rakyat
8. Suku Tidore
Masyarakat Suku Tidore mendiami Pulau Tidore dan sekitarnya.
Populasi mereka mencapai 45.000 jiwa.
Sebagian besar dari mereka memeluk agama islam.
Bahasa yang mereka gunakan masuk ke dalam rumpun Bahasa Papua.
9. Suku Tobelo
Suku ini bertempat tinggal di bagian utara Pulau Halmahera.
Populasi mereka mencapai 20.000 jiwa.
Bahasa yang mereka gunakan mirip dengan Bahasa Galela dan Bahasa Tobaru.
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani padi dan jagung.
5 Suku di Papua
1. Suku Arfak
Suku Arfak terkenal dengan rumah adatnya yang dinamakan Rumah Kaki Seribu.
Rumah adat tersebut dinamakan Rumah Kaki Seribu karena memiliki banyak tiang penopang di bagian bawahnya.
Sebenarnya rumah ini hampir sama dengan rumah panggung pada umumnya, hanya saja jumlah tiang penyangga yang digunakan ada lebih banyak.
2. Suku Asmat
Suku Asmat adalah suku yang populasinya paling besar di Pulau Papua.
Suku Asmat memiliki banyak ritual untuk menggambarkan kehidupan mereka.
Ritual tersebut ada mulai dari kelahiran seseorang hingga kematian seseorang.
3. Suku Biak Numfor
Masyarakat Suku Biak Numfor bertempat tinggal di wilayah Kepulauan Biak.
Populasi suku ini mencapai 100.000 jiwa.
Suku ini memiliki sebutan lain, yaitu Nufur atau Mafur.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Papua.
4. Suku Dani
Suku Dani adalah salah satu suku di Papua yang mendiami wilayah pegunungan.
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.
Masyarakat Suku Dani masih banyak yang menggunakan koteka sebagai pakian harian mereka.
5. Suku Ngalik
Suku Ngalik adalah masyarakat minoritas yang mendiami wilayah pegunungan di Papua.
Namun, beberapa dari mereka juga ada yang tinggal di pedalaman pesisir.
Mata pencaharian mereka disesuaikan dengan tempat tinggalnya.
Petani untuk yang tinggal di pegunungan dan nelayan untuk yang tinggal di pesisir.
Asing
1. Suku Arab
Suku Arab adalah masyarakat Indonesia memiliki darah campuran Arab dan Indonesia.
Pada awal kedatangannya, mereka tinggal di wilayah perkampungan Arab yang tersebardi Indonesia.
Namun, saat ini mereka tinggal di berbagai wilayah di Indonesia.
2. Suku Tionghoa
Suku Tionghoa adalah salah satu etnis di Indonesia yang asal usul leluhurnya berasal dari Tiongkok.
Mereka memiliki banyak nama lain, yaitu Tenglang, Tengnang, dan Thongnyin.
Sebagian besar Suku Tionghoa bekerja sebagai pedagang.
Baca juga: Pakaian Adat Maluku: Simbol Kekayaan Budaya yang Tidak Boleh Dilewatkan!
Itulah berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Indonesia memang kaya dengan suku bangsanya yang berjumlah ratusan. Ada suku yang mirip dengan suku lainnya, namun ada juga yang memiliki adat berbeda.
Setiap suku memiliki keunikannya masing-masing. Setiap suku juga senantiasa melestarikan adat istiadat dan kebiasaan nenek moyang mereka. Namun mereka semua tetap memiliki satu identitas, yaitu Indonesia.