Tari Cokek: Sejarah, Asal, Fungsi, Gerakan dan Kostum

tari cokek berasal dari
sumber: dinaskebudayaan.jakarta.go.id

Balaibahasajateng.web.id, Tari Cokek: Sejarah, Asal, Fungsi, Gerakan dan Kostum – Indonesia memang sangat kaya dengan warisan budaya dari para leluhur, salah satunya adalah dalam kesenian tari tradisional.  Misalnya dalam kesenian tari tradisional yang ada di Pulau Jawa dan Bali memiliki mitologi budaya agama Hindu.

Seperti yang telah saya bahas sebelumnya ya sobat di dalam seni tari kecak yang menceritakan kisah Ramayana. Cerita tersebut diaplikasikan ke dalam setiap adegan yang ada di dalam pagelaran tari kecak, mulai dari penculikan Dewi Shinta hingga proses penyelamatan oleh Rama.

Nah, pada kesempatan ini saya akan memberikan sedikit informasi lagi untuk sobat tentang salah satu kesenian tari yang berasal dari daerah Betawi yakni tari cokek. Apa itu tari cokek? Yuk simak penjelasannya secara lengkapnya di bawah ini sobat.

Pengertian Tari Cokek

Tari cokek merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari kebudayaan Betawi zaman dulu. Musik gambang kromong juga biasanya di gunakan untuk mengiringi tari pargaulan baru yaitu tari sirih kuning yang sudah saya jelaskan pada artikel saya sebelumnya.

Tarian tradisional cokek ini biasanya dibawakan atau ditarikan oleh penari laki-laki dan perempuan yang saling berpasangan. Tarian memiliki ciri khas dari kebudayaan Jawa Barat daerah Tanggerang yang dipadukan dengan kebudayaan Tiongkok.

Para penari wanita pada tarian ini umumnya akan menggunakan baju adat khas Betawi yakni kebaya. Tari cokek ini hampir mirip dengan tari sintren yang berasal dari Cirebon atau sejenis tarian dari Jawa Tengah.

Pada awal mulanya, tarian ini dipentaskan oleh tiga penari wanita. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman tari dapat dipertunjukkan oleh tiga hingga tujuh penari wanita.

Tanda dimulainya tarian ini biasanya diawali dengan wewayangan, yakni para penari akan berbaris memanjang dengan melangkah maju mundur menirukan irama gambang kromong. Mereka akan membentangkan tangannya setinggi kepala mengiringi gerakan kaki.

Setelah itu para penari akan mengajak para tamu untuk ikut menari bersama dengan melingkarkan selendang atau ngibing, tamu terhormat yang didahulukan. Apabila tamu yang dilingkarkan selendang tersebut bersedia ikut menari, maka mereka akan mulai berjoget dan menari secara berpasangan.

Para penari yang berpasangan akan menari dengan jarak yang cukup dekat, akan tetapi tidak sampai bersentuhan. Ada kalanya para pasangan tersebut akan saling memunggungi, dan ada juga gerakan memutar dalam lingkaran yang cukup besar.

Sejarah Tari Cokek

Sejarah tari cokek berawal sejak abad ke-19, yang dibawa oleh para pedagang dari Tiongkok bernama Tan Sio Kek yang sering mengadakan pesta di rumahnya. Didalam perayaan pesta tersebut, ia menyuguhkan permainan musik khas Tiongkok dengan instrumen rebab dua dawai yang dikolaborasikan dengan alat musik tradisional Betawi, seperti suling, gong, dan kendang.

Dari hasil permainan musik ini, para tamu yang datang juga ikut menari dan mengikuti irama dari berbagai suara yang keluar dari alat-alat tersebut. Akhirnya, lambat laun terciptalah sebuah tarian yang bernama cokek ini.

Istilah kata cokek sendiri berasal dari cukin yang artinya selendang. Sebelum tarian ini mulai terkenal dengan sebutan cokek, tari ini terlebih dulu dikenal dengan sebutan tari sipatmo yang dipentaskan pada upacara adat di klenteng atau wihara.

Baca Juga: Properti Tari lilin

Fungsi Tari Cokek

Tidak jauh berbeda dengan tarian tradisional pergaulan lainnya, tarian cokek ini memiliki fungsi utama sebagai tarian hiburan. Selain berfungsi sebagai hiburan, tarian ini juga sering dipentaskan dalam acara pernikahan, acara adat, kenduri dan juga tarian untuk menyambut tamu.

Akan tetapi, tari cokek pada saat sekarang sangat susah untuk dijumpai serta sedikit yang masih memainkan tarian ini. Tarian ini hanya dapat ditemui pada saat acara-acara besar, seperti perayaan hari jadi Ibu Kota Jakarta.

Kostum Tari Cokek

Para penari pada penampilan tari cokek biasanya menggunakan kostum yang terdiri dari baju kurung dan celana panjang yang terbuat dari bahan sutra warna. Untuk pemilihan warna yang digunakan adalah biru, hijau, kuning, merah, pink, ungu dan lain-lain.

Pada ujung celana bagian bawah, biasanya ditambahkan hiasan yang warnanya senada dengan celana yang digunakan. Selendang panjang yang dipakai di bagian pinggang dan membiarkan kedua bagian ujungnya terurai ke bawah rambut yang tersisir rapi.

Ada juga para penari yang rambutnya dikepang lalu disanggulkan dengan bentuk besar ditambah hiasan tusuk konde yang bergoyang-goyang.

Gerakan Tari Cokek

gerakan tari cokek
Sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Seperti yang telah sedikit saya jelaskan diatas, bahwa awalan untuk gerakan tari cokek adalah ditandai dengan wewayangan atau alunan musik dari gambang kromong yang mengiringi masuknya para penari wanita ke atas panggung. Di gerak awal tariannya, para penari bergerak maju mundur silih berganti sembari merentangkan tangannya setinggi pundak.

Gerakan ini akan dilanjutkan oleh gerakan lain, hingga akhirnya salah satu penari utama menarik para tamu untuk diajak menari bersama. Tamu pertama yang akan menerima ajakan para penari biasanya adalah tamu penting dan paling terhormat.

Baca Juga: Tari Tanggai: Sejarah, Gerakan, Iringan dan Properti

Iringan Tari Cokek

Untuk pengiring yang digunakan dalam tari cokek sudah saya jelaskan sedikit diatas ya sobat. Biasanya tarian cokek ini menggunakan musik pengiring berupa alat musik tradisional Betawi seperti:

  1. Gambang kromong.
  2. Kendang.
  3. Gong.
  4. Kecrek.
  5. Sukong.
  6. Suling.
  7. Tehyan.
  8. Konghyan.

Pengaturan Panggung Tari Cokek

Dalam proses pementasan tarian cokek ini, panggung diatur dengan sedemikian rupa agar nampak lebih luas. Karena pada saat para penari menari nantinya bukan mereka saja yang berada di atas panggung, akan tetapi diisi juga oleh para tamu yang bersedia menari bersama (ngibing).

Para pemain yang memegang gambang kromong terdiri dari tujuh orang, mereka biasanya berada di bagian samping atau belakang panggung secara berkelompok. Untuk penari biasanya terdiri dari lima hingga sepuluh wanita yang berjejer memanjang diatas panggung mengikuti setiap irama dan ritme musik yang dibawakan.

Baca Juga: Pola lantai Tari Gambyong

Penutup

Tari cokek merupakan salah satu tarian tradisional dari Betawi yang bercampur dengan kebudayaan Tiongkok dan Sunda. Tarian ini memiliki makna yakni upaya untuk menjaga kebersihan hati para masyarakat, dalam artian “bahwa dalam kehidupan ini kita harus menjaga kebersihan hati”.

Untuk properti utama dari tari cokek adalah berupa selendang yang biasanya digunakan para penari untuk mengajak para tamu yang hadir. Selendang tersebut biasanya dikenal dengan sebutan cokek, sama halnya dengan fungsi selendang yang ada di dalam tarian jaipong yang berasal dari Jawa Barat.

Nah, mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya berikan untuk sobat sekitar tari cokek. Semoga dengan informasi ini dapat membantu dan menambah pengetahuan obat dalam bidang budaya Indonesia yang kita cintai ini.

Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata dan juga terdapat informasi yang kurang lengkap, mohon dimaklumi ya sobat, sebab itu datangnya dari keterbatasan ilmu yang saya miliki. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *