Balaibahasajateng.web.id, Pelajari Sejarah dan Properti Tari Kancet Papatai – Sebagai negara yang termasuk multikultural di dunia, banyak hal di Indonesia yang digambarkan dalam kebudayaan ataupun kesenian, tidak terkecuali peperangan. Bentuk penggambaran peperangan dalam hal ini lebih menunjukan tentang kepahlawanan dan keberanian prajurit dari suku bangsa.
Hampir semua suku di Indonesia mempunyai tarian peperangan, misalnya saja tari peperangan Suku Dayak di Kalimantan Timur. Tarian perang ini dalam bahasa lokal Suku Dayak Kenyah sering disebut tari kancet papatai.
Tarian kancet papatai berasal dari Kalimantan Timur dan cukup terkenal dengan tarian perang. Sebuah tarian yang mengkisahkan tentang pahlawan suku Dayak kenyah dalam menghadapi musuh-musuhnya.
Nah, pada artikel kali ini, saya akan membagikan informasi seputar tarian kancet papatai ini untuk sobat semua, penasaran bukan? Yuk langsung saja kita masuk ke pembahasan utama kita.
Sejarah Tari Kancet Papatai
Dalam catatan sejarahnya, belum diketahui secara pasti kapan tarian kancet papatai ini diciptakan. Terdapat berbagai macam pendapat juga ikut mewarnai tentang sejarah diciptakannya tarian ini. Ada yang memiliki pendapat bahwa tarian ini sudah ada sejak tahun 1948.
Disisi lainnya, banyak pendapat yang mengatakan bahwa tarian ini mulai ditarikan sekitar tahun 1970-an. Pada sekitar tahun tersebut;ah (ada yang mengatakan 1976), Suku Dayak banyak yang menempati Apau Kayu, yaitu kawasan dataran tinggi di hulu Sungai Kayan dan berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.
Namun cukup disayangkan, keragaman Suku Dayak yang ada sering menimbulkan peperangan antar suku. Oleh sebab itu, sering mendapatkan serangan dari suku-suku lain, maka ditarkanlah tarian kecat papatai sebagai simbol kejantanan dan keperkasaan kaum lelaki Kenyah yang selalu siap untuk berperang.
Secara simbolisnya, Dayak Kenyah termasuk masyarakat yang mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi. Rasa nasionalis tersebut membuat mereka terpaksa berpindah demi keinginan untuk tetap bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelum memasuki tahun 1960-an, Suku Apo Kayan dan Kenyah banyak yang bertempat tinggal di Kutai Barat dan Manilau. Kemudian mereka memilih berpindah lantaran tidak ingin bergabung dengan Malaysia yang menjanjikan harapan taraf ekonomi yang tinggi.
Sejak saat itulah, selama bertahun-tahun mereka menempuh perjalanan dan berpindah-pindah hanya dengan berjalan kaki. Bentuk usaha untuk menyambung hidup mereka akan singgah ditempat-tempat yang dilalui banyak ladang.
Usaha tersebut terus menerus dilakukan hingga akhirnya mereka sampai di kawasan Pampang di Samarinda Utara. Sebagian lainnya juga ada yang bergerak ke hilir menuju Tanjung Palas.
Walaupun sering berpindah-pindah tempat, Suku Dayak Kenyah tetap bertahan pada budaya leluhurnya, seperti bertenun, mengukir, membuat aneka kerajinan tangan, serta tetap berusaha untuk melestarikan tarian perang mereka.
Pada masa sekarang ini, selain mereka sudah mengikuti perkembangan zaman, popularitas tarian ini juga disebabkan oleh keberadaan Desa Pampang sebagai kawasan budaya dan obyek wisata andalan Kota Samarinda.
Baca Juga: Properti Tari Gambyong
Pertunjukan Tari Kancet Papatai
Dalam pertunjukannya, tari kancet papatai akan ditarikan oleh penari laki-laki yang biasa disebut sebagai ajai. Pada saat tarian perang ini di pentaskan, umumnya akan dimeriahkan oleh dua tari kancet lainnya yang ditarikan oleh kaum perempuan, yakni tari kancet ledo dan tari kencat lasan.
- Tari kancet ledo mewakili penggambaran kelemah-lembutan kaum perempuan dari Suku Dayak Kenyah. Merak akan membawakan tarian ini dengan gerakan laksana sebatang padi yang meliuk-liuk lebut ketika tertiup oleh angin.
- Tari kancet lasan adalah tarian tunggal wanita sebagai penggambaran kehidupan keseharian burung enggang. Burung enggang ini dianggap sebagai simbol keagungan dan kepahlawanan bagi Suku Kenyah.
Sebagai jenis tarian peperangan, kejantanan dan keberanian sangatlah harus ditonjolkan dalam tari kancet papatai. Hal tersebut tidak hanya disajikan dalam gerakan yang cenderung gesit, lincah dan bersemangat, namun diperkuat juga oleh instrumen pelengkap para penarinya.
Properti Tari Kancet Papatai
Dalam hal properti, tari kancet papatai memiliki 3 jenis properti, yakni baju perang suku dayak, mandau, dan kelambit yang pasti ada dalam pementasan tarian ini. Berikut ini penjelasan tentang ketiga properti tersebut:
- Baju Perang Suku Dayak
Properti pertama dari tari kancet papatai adalah baju perang Suku Dayak. Properti baju perang ini terbuat dari kulit kayu atau bisa juga dari kulit binatang. terdapat keunikan dalam baju ini, sebab dihiasi dengan logam.
Bukan hanya logam saja. baju perang ini juga dihiasi oleh rajah atau tulisan yang mempunyai keyakinan bahwa dapat mendukung keselamatan yang menggunakannya.
- Mandau
Properti tari kancet papatai selanjutnya adalah senjata tradisional khas Suku Dayak, yaitu mandau. Pasti nama senjata ini tidak asing di telinga sobat, ya kan? Mandau dijadikan sebagai pusaka turun temurun oleh Suku Dayak.
Pusaka ini banyak dianggap sebagai salah satu senjata keramat dan memiliki kesaktian di dalamnya. Senjata mandau biasanya digunakan atau diikatkan pada bagian pinggang.
- Kelambit
Properti tarian kancet papatai yang terakhir adalah berupa kelambit. Kelambit adalah semacam perisai yang terbuat dari bahan kayu yang ringan, namun kayu ini tetap kuat dan memiliki hiasan pada bagian luarnya.
Pada awalnya, kelambit ini difungsikan sebagai penangkis dan pelindung dalam mempertahankan diri dari berbagai serangan musuh.
Ketiga properti ini harus ada di dalam setiap pementasan tarian kancet papatai.
Baca Juga: Pola lantai Tari Payung
Kesimpulan
Gerakan di dalam tarian kancet papatai tidak ada yang lemah gemulai seperti gerakan tari kancet ledo, yang ada hanyalah gerakan yang cenderung lincah, gesit, dan bersemangat. Ketika gerakan semakin berapi-api maka akan diwarnai teriakan khas Suku Dayak dalam adegan peperangan yang diperagakan oleh para penari.
Secara keseluruhannya, tarian ini mewakili keperkasaan dan keberanian kaum laki-laki Suku Dayak Kenyah. Perang merupakan keniscayaan bagi bertahannya suatu suku, dan kancet papatai menjadi bentuk pertahanan diri yang dikemas dalam bentuk seni tari.
Walaupun Suku Dayak Kenyah kaya akan tarian adat, namun kancet papatai adalah satu-satunya jenis tari perang. Oleh sebab itu tarian ini tetap lestari dan menjadi ikon tari perang Kalimantan Timur yang sering digelar dalam berbagai upacara adat atau acara budaya lainnya.
Nah, mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya bagikan untuk sobat semua tentang tari kancet papatai. Semoga dengan informasi ini dapat membantu dan menambah pengetahuan Anda semua. Cukup sekian dan salam dari penulis.