Opini  

Perbedaan Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik

perbedaan pupuk organik dan anorganik
Foto Canva Oleh Arthon meekodong

Jateng, Perbedaan Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik – Pupuk yang beredar di pasaran saat ini cukup banyak, terdiri dari berbagai jenis, bentuk, dan ragam. Jika dibedakan dari bahan bakunya, pupuk dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

Pupuk Organik adalah pupuk yang terbuat dari tanaman atau hewan, yang sudah melalui proses rekayasa dan pembusukan.

Memiliki berbentuk padat atau cair, untuk digunakan sebagai penyuplai bahan organik yang berperan penting dalam memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Pupuk kompos ini hampir 100% terbebas dari bahan kimia berbahaya, karena bahan dasar pembuatanya yang alami.

Sementara pupuk anorganik adalah, pupuk yang terbuat atau terdiri dari bahan-bahan kimia aktif. Hasil dari proses pencampuran, pembuatan dan rekayasa kimia.

Namun tetap melalui proses rekayasa kimiawi, fisik, hingga biologis. Pupuk Anorganik ini, banyak diproduksi oleh pabrik dan banyak beredar dipasaran. Selain itu pupuk ini lebih disukai oleh petani, karena lebih efisien dan praktis penggunaanya.

Baca juga: Perbedaan Monokotil Dan Dikotil

Komposisi Dan Bahan Baku Pupuk

Perbedaan yang paling mendasar dari pupuk organik dan anorganik adalah bahan baku pembuatannya, kandungan unsur hara yang dimiliki pupuk organik berasal dari bahan alami.

Karena bahan dasarnya terdiri dari kotoran dan sisa makhluk hidup. Sementara pada pupuk anorganik, unsur hara yang dikandungnya berasal dari bahan kimia (sintetis)  yang ditambahkan.

Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik  berasal dari kotoran hewan, kompos, cacing, makhluk hidup yang sudah mati, dan gambut. Daun-daun yang digunakan sebagai bahan utama, akan menghasilkan pupuk hijau.

Karena bahan dasarnya terbuat dari pelapukan tanaman, baik tanaman yang biasa digunakan sebagai pupuk maupun tanaman sisa panen.

Kotoran hewan yang digunakan sebagai bahan dasar pupuk organik, akan menghasilkan pupuk kandang. Hal ini dikarenakan 100% bahan pupuk ini dari kotoran hewan kandang baik sapi, kerbau, kambing, kelinci, dan ayam.

Sedangkan pupuk anorganik berbeda dengan pupuk organik yang memanfaatkan bahan alam, karena pupuk anorganik menggunakan bahan kimia dan sintetis dalam pembuatannya.

Perpaduan bahan-bahan kimia yang ada di pupuk anorganik, akan menghasilkan unsur-unsur makro yang dibutuhkan tanah dan tanaman. Pupuk anorganik ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pupuk anorganik tunggal dan majemuk.

Pupuk anorganik tunggal hanya mampu menghasilkan unsur makro, sedangkan pupuk anorganik majemuk mampu mengandung dua bahkan lebih unsur makro. Selain itu pada pupuk majemuk, unsur hara yang dimilikinya. Disesuaikan dengan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.

Kandungan dan Manfaatnya

Perbedaan pupuk organik dan anorganik yang lain, terdapat di kandungan dan manfaat yang dimilikinya. Karena pupuk organik terbuat dari bahan-bahan alami, pupuk ini mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.

Sedangkan di pupuk anorganik, hanya mengandung unsur-unsur makro dari bahan-bahan kimia yang dicampur pada pupuk. Unsur hara makronya pun sangat terbatas, hanya ada pada unsur yang ditambahkan saja.

Kelebihan Pupuk Organik dan Anorganik

Organik : Mengandung unsur hara yang lengkap, baik mikro atau makro. Mengandung asam organik yang baik untuk tanaman dan lingkungan.

Makro dan mikro organisme sangat berpengaruh terhadap perbaikan struktur tanah. Mampu menjaga kesuburan dan kelembaban tanah. Aman digunakan dengan jumlah banyak. Tidak merusak lingkungan sekitar.

Anorganik : Reaksi cepat terhadap tanaman. Kadar unsur hara tinggi. Unsur hara tepat, sehingga dapat digunakan sesuai takaran (ukuran).

Baca juga: Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup

Kekurangan Pupuk Organik dan Anorganik

Organik ; Kandungan unsur hara sangat kecil. Reaksi sangat lambat terhadap tanaman.

Anorganik ; Mikroba sulit mengurai tanah. Penggunaan secara terus menerus dapat membuat tanah menjadi padat dan keras. Residu zat kimia tertinggal di hasil produksi. Menurunkan kadar Ph tanah.

Nah itulah berbagai perbedaan pupuk organik dan anorganik yang bisa kamu ketahui. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan kamu ya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *