Balaibahasajateng.WB.ID, Sosiologi : Pengertian, Sejarah, Fungsi, Ciri, Objek – Apa itu sosiologi? Mungkin pertanyaan ini pasti sering muncul di benak kalian, bisa juga kalian sudah sedikit mengetahui tentang materi ini. Jika sederhananya, sosiologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat atau ilmu yang mempelajari tentang manusia dan masyarakat.
Ilmu sosiologi juga dapat dikatakan sebagai ilmu masyarakat yang bertujuan untuk mempelajari semua hal yang berhubungan dengan masyarakat mulai dari perilaku individunya dan perilaku sosial dan kelompok. Secara keseluruhan, cabang ilmu sosiologi ini berisikan tentang keluarga, suku, negara, bangsa, ekonomi, sosial, dan juga organisasi politik.
Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan sedikit penjelasan tentang apa itu sosiologi beserta semua pertanyaan yang sering muncul dalam pelajaran ini. Oke langsung saja kita masuk ke pembahasan pertama yakni dari pengertian sosiologi terlebih dahulu.
Pengertian Sosiologi
Pengertian sosiologi adalah salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan interaksi kehidupan sosial masyarakat setiap harinya. Tidak sedikit ilmuwan yang mengatakan jika sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang masyarakat, seperti yang telah saya katakan di bagian atas.
Objek yang dibahas di dalam ilmu sosiologi adalah masyarakat yang mempunyai tujuan untuk mempelajari perilaku, sikap, serta kebiasaan yang dilakukannya. Semakin berkembangnya zaman, ilmu sosiologi akan terus mengikutinya, hal ini disebabkan oleh masyarakat yang terus mengalami perkembangan lebih maju.
Sedangkan pengertian secara etimologisnya, sosiologi adalah berasal dari dua suku kata menurut bahasa Latin, yakni “Socious” dan “Logos“. Socious diartikan sebagai masyarakat, dan logos diartikan dengan berbincang atau berbicara. Jadi jika keduanya digabungkan akan menjadi pembicaraan tentang kehidupan manusia yaitu sebagai makhluk sosial.
Untuk pengertian secara luasnya, ilmu sosiologi adalah tidak hanya sebagai ilmu yang mempelajari sekitar kehidupan manusia saja, namun mempelajari juga yang berkaitan dengan kepentingan hubungan dan budaya. Pada saat mempelajari bagian objeknya (masyarakat), yakni memfokuskan di beberapa hal.
Dari objeknya yang memfokuskan untuk pembahasan tersebut misalnya, hubungan antara individu dengan kelompok, hubungan antara kelompok dengan kelompok. Dari hubungan timbal balik yang terjadi pada sesama manusia dengan manusia lainnya.
Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli
Selain pengertian sosiologi yang telah saya jelaskan diatas, ada juga pengertian sosiologi menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
- Auguste Comte
Auguste Comte mengartikan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena sosial dengan hukum-hukum tetap (ajeg) yang menjadi objek investigasinya.
- Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto memberikan pendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kemasyarakatan secara umum dan berupa mendapatkan pola-pola sosial yang terlihat di masyarakat.
- Paul B. Horton
Paul berpendapat bahwa sosiologi adalah pelajaran yang membahas telaah kehidupan kolektif dan produk dari kehidupan kolektif itu sendiri.
- Max Weber
Max mengartikan tentang pengertian sosiologi sebagai suatu ilmu yang membahas tindakan sosial untuk menjelaskan sebab-akibat fenomena sosial yang di kaji.
- Emile Durkheim
Durkheim menjelaskan bahwa pengertian sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fakta dan institusi sosial.
- Kingsley Davis
Beliau berpendapat bahwa pengertian sosiologi adalah ilmu pengetahuan umum tentang masyarakat.
- Alex Inkeles
Mengatakan bahwa pengertian sosiologi ialah studi yang mempelajari tentang tindakan sosial dan interrelasinya.
- Karl Marx
Karl Marx memang secara eksplisit menulis pengertian sosiologi, akan tetapi studinya tentang ekonomi dijadikan landasan-landasan untuk berbagai teori sosiologi. Di dalam “The Communist Manifesto”, beliau mengatakan bahwa masyarakat (proletar) harus dibebaskan dari penyakit sistem kapitalis yang akan menghancurkannya.
Pada hal ini sosiologi digunakan untuk alat mengangkat kaum tertindas melawan penindas dan mewujudkan cita-cita masyarakat tanpa kelas.
- Marshal Jones
Marshal mendefinisikan sosiologi berupa studi yang mempelajari tentang individu dengan kelompok sosial.
- Henry Fairchild
Henry berpendapat bahwa pengertian sosiologi adalah studi yang mempelajari tentang manusia dan lingkungannya serta relasinya dengan manusia lain.
- Pitrim Sorokin
Pitrim mendifinisikan sosiologi sebagai salah satu ilmu tentang pengaruh dan hubungan timbal balik gejala sosial yang tumbuh dengan lainnya.
- Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi
Beliau berdua berpendapat bahwa pengertian sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji struktur, proses, dan perubahan sosial masyarakat.
- Anthony Giddens
Anthony mendefinisikan sosiologi sebagai studi yang mempelajari tentang kehidupan sosial manusia, kelompok, dan masyarakat.
- William Kornblum
William mengartikan sosiologi sebagai suatu upaya ilmiah untuk memahami masyarakat dan perilaku sosialnya di dalam sangkutannya menjadikan masyarakat ke dalam berbagai kelompok dan kondisi sosial.
- Robert E. Park
Robert memberikan pengertian sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji perilaku kolektif manusia.
- William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff
Pengertian sosiologi menurut mereka berdua adalah ilmu ilmiah tentang kehidupan sosial.
- J. A. A Von Dorn dan C. J Lammers
Mereka mengartikan sosiologi sebagai studi pengetahuan yang mempelajari struktur dan proses sosial yang bersifat tetap (ajeg).
- Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren
Joseph dan Roland berpendapat bahwa pengertian sosiologi adalah studi yang mempelajari tentang manusia sebagai bagian dalam kelompok.
Baca Juga : Pengertian Geografi
Sejarah Sosiologi
Pada awal sebelum kemunculannya, sosiologi masih berupa ilmu yang menjadi pemikiran oleh sebagian ilmuwan. Mereka berusaha memikirkan cara-cara yang dapat dilakukan agar ilmu pengetahuan dapat mengakomodasi masyarakat serta menjelaskan fenomena-fenomena yang sedang terjadi di dalamnya.
Latar belakang yang mendasari adalah agar tujuan utama sosiologi dapat dibentuk untuk mengetahui pola perilaku masyarakat, sehingga dapat mewujudkan interaksi masyarakat yang berhasil. Hal tersebut juga sama dengan pengertian sosiologi yang berupa jika ilmunya mengatur tentang kehidupan masyarakat.
Kata sosiologi pertama kali diungkapkan oleh August Comte yang selanjutnya dikenal dengan bapak sosiologi dunia. Bapak sosiologi dunia ini mengatakan jika sosiologi adalah ilmu yang menggunakan masyarakat sebagai objek kajiannya.
Sebelum August Comte menggagas tentang sosiologi, Ibnu Khaldun yang merupakan tokoh pemikir Islam telah memperkenalkan studi tentang masyarakat sekitar pada tahun 1332. Akan tetapi, memang kajian tentang sosiologi secara umum dan lengkap di bahas oleh August Comte.
A. Awal Perkembangan
Pada awal perkembangannya, sosiologi lahir disebabkan oleh adanya gejolak sosial akibat dari revolusi industri. Sebab adanya revolusi industri itulah banyak terjadi eksploitasi tenaga kerja dan urbanisasi secara besar-besaran.
Hal ini tentunya menjadikan dunia menjadi bergejolak dan banyak jenis konflik baru yang muncul. Akibat adanya ini, peran ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan untuk memberikan pengamatan serta pengalaman kepada masyarakat yang kemudian dikemas dalam rancangan ilmu sosiologi.
B. Abad Ke-19
Sekitar abad ke-19 muncul banyak sekali konflik di seluruh penjuru dunia yang menyebabkan perubahan sosial terjadi secara besar-besaran. Khususnya pada tahun 1798 terjadi revolusi industri di Prancis yang menyebabkan banyak kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat.
Berlandaskan peristiwa inilah, Bapak sosiologi August Comte menyusun instrumen penelitian yang digunakan untuk mempelajari pola perilaku masyarakat. Penelitian sosial yang dilakukan oleh August Comte secara ilmiah tersebut kemudian di awal abad ke-19 dikenal dengan istilah sosiologi.
C. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Perkembangan sosiologi di negara Indonesia pada awalnya hanya digunakan sebagai kajian keilmuan biasa, tidak ada tingkat pendalaman yang lebih mendetail. Akan tetapi setelah kemerdekaan Indonesia berhasil di capai, yakni pada tahun 1945, sosiologi kemudian menjadi cabang ilmu yang banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat.
Sebagai tahap awal penerapannya, ilmu sosiologi ini pertama di gagas menjadi mata kuliah di UGM, tepatnya di fakultas ilmu sosial dan politik. Ketika masa itu, dosen pertama yang menyampaikan mata kuliah ilmu sosiologi adalah Soenarjo Kolopaking sekitar tahun 1948.
Fungsi Sosiologi
sebagai cabang ilmu pengetahuan, fungsi sosiologi di bagi menjadi empat macam, yakni fungsi sosiologi untuk perencanaan sosial, fungsi sosiologi untuk penelitian, fungsi sosiologi untuk pembangunan, dan fungsi sosiologi untuk memecahkan masalah. Untuk penjelasan lebih lengkapnya sebagai berikut:
1. Fungsi Sosiologi Untuk Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial adalah alat atau sarana yang dapat dipakai untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan dari masyarakat. Di dalam interaksi sehari-hari, masyarakat pasti akan selalu melakukan kontak dengan masyarakat lainnya.
Jika ada perencanaan sosial terlebih dulu, maka akan dapat meminimalisir konflik yang terjadi di kehidupan masyarakat. Sebab perencanaan sosial yang dilakukan disusun atas berdasarkan fakta-fakta yang ada.
2. Fungsi Sosiologi Untuk Penelitian
Pada penelitian, ilmu sosiologi memberikan kontribusi untuk terus meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan yang didapat pastinya berhubungan dengan kehidupan masyarakat, baik itu gambaran secara umum atau lebih spesifik.
Ketika proses penelitian, akan muncul berbagai gejala sosial dan perubahan yang terjadi pada lingkungan masyarakat. Hal itu nantinya akan secara perlahan membentuk masyarakat yang rasional dan selalu berhati-hati dalam bertindak.
3. Fungsi Sosiologi Untuk Pembangunan
Pada proses pembangunan tujuan utama yang ingin diraih adalah perencanaan yang terarah. Dengan menggunakan perencanaan tersebut akan disusun pembangunan masyarakat yang dapat meningkatkan tingkat kehidupan mereka, baik segi material atau pun spriritual. Berbagai hal yang menjadi kebutuhan sosial masyarakat harus dicukupi untuk nantinya perubahan sosial yang terjadi dapat menuju ke arah yang lebih baik.
4. Fungsi Sosiologi Untuk Memecahkan Masalah Sosial
Permasalahan sosial yang muncul diantara masyarakat sebagian besar terjadi akibat adanya kesenjangan sosial yang tidak bisa dihindarkan. Selain itu, interaksi yang berlangsung pasti akan mengakibatkan berbagai pandangan yang berbeda diantara masyarakat.
Oleh sebab itu, sosiologi yang hadir ini digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Hal itu dapat dilakukan sebab ilmu tersebut dapat membeberkan fakta-fakta tentang hal-hal yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri.
Baca Juga : Pengertian Hubungan Internasional
Ciri-Ciri Sosiologi
Terdapat berbagai ciri-ciri sosiologi yang menjadi pembeda dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Ciri-ciri inilah yang nantinya akan lebih menjelaskan secara detail tentang apa itu sosiologi. Berikut ini adalah berbagai ciri-ciri ilmu sosiologi yang akan saya jelaskan untuk sobat, antara lain:
1. Empiris
Ciri-ciri pertama sosiologi adalah bersifat empiris, yakni memiliki makna jika ilmu sosiologi bersifat nyata, tidak berdasarkan opini atau spekulatif. Terdapat penelitian secara ilmiah terlebih dulu sebelum memberikan kesimpulan berbagai ilmu yang ada di sosiologi.
Dengan cara itu, dapat dipastikan jika hal-hal yang berhubungan dengan sosiologi merupakan hal-hal yang bersifat benar-benar terjadi. Sebab sebelumnya sudah dilakukan penelitian terlebih dahulu sebagai pembuktian.
Contoh dari ciri-ciri sifat sosiologi berupa empiris ialah adanya kemacetan di ibukota Jakarta yang memang benar-benar terjadi. Dari contoh tersebut timbulah beberapa anggapan tentang latar belakang kemacetan tersebut bisa terjadi.
Terdapat beberapa alasan yang kemungkinan timbul, namun yang paling menonjol adalah sebab tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan transportasi yang diberikan oleh pemerintah. Sehingga mereka memilih untuk menggunakan kendaraan jenis pribadi.
2. Teoritis
Ciri-ciri kedua dari ilmu sosiologi adalah teoritis yang mengarahkan jika sosiologi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dibangun menjadi sebuah teori-teori. Walaupun teorinya bersifat abstrak, namun tetap saja disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Dengan menggunakan teori tersebut dapat ditemukan sebab akibat dari sebuah fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Hal tersebut tentunya akan sangat membantu untuk menemukan pemecahan masalah di setiap masalah interaksi sosial sehari-hari.
Contoh dari ciri-ciri empiris yang nyata adalah adanya kemacetan di ibukota, jadi contoh teoritisnya adalah rendahnya kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan kondisi tersebut, akan muncul abstraksi atau teori-teori yang menegaskan tentang pentingnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemerintahan.
Ilmu sosiologi akan mencoba untuk mencari awal mula dari kemunculan masalah tersebut.
3. Kumulatif
Selain ciri-ciri empiris dan teoritis, sosiologi juga memiliki ciri ain berupa komulatif. Komulatif disini diartikan jika sosilogi adalah berasal atau disusun dari teori-teori yang telah ada sebelumnya. Wapaupun begitu, sosiologi adalah ilmu yang dinamis dalam artian selalu berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat terbaru.
Dengan menggunakan teori-teori yang telah ada sebelumnya, diperbaiki, dikritisi, dan sesuaikan dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila pengertian sosiologi akan tetapi tetap relevan dengan perkembangan zaman yang ada.
Contoh dari ciri-ciri komulatif adalah yang berhubungan dengan adanya kesimpulan-kesimpulan baru tentang kondisi kemacetan yang sebelumnya terpikirkan. Seperti di dalam penelitian sebelumnya dijelaskan apabila penyebab dari adanya kemacetan adalah naiknya tingkat mobilitas dalam hal pembelian kendaraan pribadi.
Maka kesimpulan dari penelitian selanjutnya akan mendapatkan hasil yang berbeda. Bisa saja kemacetan yang terjadi disebabkan oleh kurang tepatnya tata letak kota.
4. Nonetis
Ciri-ciri yang terakhir dari sosiologi yang terakhir adalah nonetis yakni mempunyai pengertian apabila sosiologi tidak menilai masyarakat berdasarkan baik buruknya, namun lebih mempersoalkan masalah-masalah yang terjadi diantara mereka. Di dalam proses berjalannya interaksi, konflik diantara masyarakat pasti akan muncul.
Melalui konflik-konflik tersebut, ilmu sosiologi mempersoalkan banyak hal yang kemudian dapat menjadi koreksi terhadap masalah yang terjadi. Oleh sebab itu, akan muncul pemecahan-pemecahan masalah baru yang dapat dilakukan.
Di dalam pengertian diatas sudah dijelaskan bahwa tidak ada penilaian baik dan buruk terhadap suatu kejadian sebab sosiologi hanya bersifat mempersoalkan saja. Oleh sebab itu, contoh dari ciri-ciri nonetis berhubungan dengan keilmuan sosiologi. Peran ilmu sosiologi hanya saja menjelaskan dan memaparkan alasan kemacetan tersebut dapat terjadi.
Objek Kajian Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kemasyarakatan menjadikan mempunyai beberapa objek yang digunakan sebagai bahasan kajian. Terdapat empat macam objek kajian dari ilmu sosiologi, yaitu material, formal, budaya, dan agama. Berikut ini adalah empat macam objek kajian sosiologi:
A. Objek Formal
Objek kajian sosiologi yang pertama adalah formal yang menjadi pokok bahasan atau sasaran utama. Di dalam ilmu sosiologi, manusia memang benar berlaku sebagai makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya.
Hal tersebut tidak akan pernah dapat dihindarkan sebab setiap manusia pasti akan saling membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Oleh sebab itu, perlu untuk menumbuhkan dari diri sendiri bahwa ia adalah makhluk sosial.
B. Objek Budaya
Objek kajian sosiologi selanjutnya adalah budaya, sebab faktor budaya banyak memberikan pengaruh terhadap interaksi yang dijalankan oleh masyarakat. Di berbagai lingkungan masyarakat tertentu, pastilah terdapat kebudayaan atau kebiasaan yang diikuti dan dijalankan oleh mereka. Dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut akhirnya timbul hal-hal yang kemudian menjadi budaya atau ciri khas dari masyarakat tersebut.
C. Objek Agama
Objek kajian sosiologi berupa agama juga menjadi faktor penting yang selalu dibutuhkan oleh para masyarakat. Agama menjadi salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap pola perilaku serta kebiasaan-kebiasaan yang dikerjakan oleh mereka. Selain itu, faktor agama juga dapat menjadi pedoman agar perilaku masyarakat tidak banyak yang melakukan penyimpangan sehingga perannya dapat menjadi pencegah.
D. Objek Material
Objek kajian sosiologi yang terakhir adalah material yang mencakup tentang gejala-gejala sosial, kehidupan sosial, hingga proses interaksi yang terjadi diantara sesama manusia. Pada objek kajian ini lebih ditekankan tentang berjalannya interaksi diantara masyarakat, tentang berhasil tidaknya.
Apabila interaksi tersebut berhasil, maka akan terjadi keselarasan hubungan antar masyarakat. Akan tetapi, sebaliknya maka yang akan timbul adalah konflik sosial.
Baca Juga : Sosialisasi Adalah
Penutup
Nah, mungkin hanya itu saja penjelasan yang dapat saya berikan tentang sosiologi adalah secara lengkap untuk sobat semua. Semoga dengan sedikit tulisan ini saya dapat membantu dan memberikan tambahan pengetahuan untuk Anda, salam dari penulis.