Balaibahasajateng, Biografi Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar – Pada kesempatan ini kami ingin membahas secara cingkat biografi pangeran antarsari yang berasal dari salah satu kesultanan di Kalimantan. Pembahasan ini mulai dari biodata, biografi, pelawanan terhadap belanda hingga wafatnya.
Yuk langsung saja kita simak berikut ini.
Biodata Pangeran Antasari
Nama | Pangeran Antasari |
---|---|
Lahir | sekitar tahun 1797 |
Tempat Lahir | Banjarmasin, Kesultanan Banjar |
Agama | Islam |
Pekerjaan | Pangeran, pejuang, pemimpin |
Peran | Pemimpin pemberontakan Banjar |
Pemberontakan Banjar | 1859 – 1905 |
Kematian | 11 Oktober 1905 |
Tempat Kematian | Pulau Kembang, Banjarmasin |
Pasangan | Ratu Zaleha, Ratu Intan, Ratu Mas |
Pangeran Antasari lahir sekitar tahun 1797 di Banjarmasin, Kesultanan Banjar. Ia adalah seorang muslim dan menjadi pangeran serta pejuang di Kesultanan Banjar. Pada tahun 1859 hingga 1905, Pangeran Antasari memimpin Pemberontakan Banjar yang bertujuan untuk melawan penjajah Belanda dan membela kebebasan dan kemerdekaan rakyat Banjar.
Biografi Singkat Pangeran Antasari
Pangeran Antasari lahir pada tahun 1809. Pangeran Antasari merupakan seorang pangeran yang dikenal banyak orang dan berasal dari kesultanan Banjar.
Selain itu, Pangeran Antasari juga merupakan salah satu pejuang nasional Indonesia. Pangeran Antasari merupakan anak dari pangeran Mashud dan cucu dari pangeran Amir.
Pangeran Antasari merupakan seorang pangeran dari sebuah garis keturunan keluarga kerajaan yang kekuasaannya tidak dapat dikalahkan di abad ke delapan belas.
Baca juga: Biografi Pangeran Diponegoro Sang Satria Piningit Perang Jawa
Mulai Pelawanan Belanda
Pangeran Antasari memperhatikan mengenai penobatan sultan Tamjid atau Tamjidillah, dibandingkan pangeran Hidayat atau Hidayatullah sebagai pengganti Sultan Adam di kerajaan Banjar di tahun 1859.
Penobatan Tamjidillah didukung oleh colonial Belanda, yang mana menyebarkan kegelisahan dan perselisihan untuk membuat percobaan mereka untuk menguasai Borneo dengan mudah.
Pangeran Antasari yang menginginkan memukul mundur Belanda, Pangeran Antasari bersatu dengan pemimpin Martapura, Kapuas, Barito, Kahayan dan Pelaihari. Pangeran Antasari juga diajudani oleh pangeran Hidayatullah dan Demang Leman.
Pada tanggal 18 April 1859, perang Banjarmasin pecah antara sekutu Pangeran Antasari, yang mana mampu membawa 6000 orang dan Belanda. Perang tersebut terjadi di Kalimantan bagian Selatan dan Tengah.
Pasukan Pangeran Antasari menyerang Belanda di gunung Jabuk dan juga pertambangan minyak Belanda di Pengaron. Sementara itu, sekutunya menyerang pusat Belanda lainya.
Pasukan sekutu Pangeran Antasari juga menyerang kapal-kapal Belanda, membunuh letnan Van der Veldedan Bangert ketika mereka menenggelamkan kapal Onrust di bulan Desember 1859. Pangeran Antasari menolak usaha Belanda untuk bernegosiasi mengakhiri perang dimana mereka menawarkan kekayaannya dan kekuasaan yang ditukar dengan peepungannya.
Di awal bulan Agustus 1860, pasukan Pangeran Antasari berada di Ringkau Katan. Mereka dikalahkan dalam sebuah pertarungan pada tanggal 9 Agustus 1860 setelah Belanda didatangkan kembali dari Amuntai.
Pangeran Hidayatullah dipenjara di Jawa tetapi pangeran Antasari bersama pangeran Miradipa dan Tumenggung Mancanegara mempertahankan pelabuhan Tundakan pada tanggal 24 September 1861. Pangeran Antasari juga mempertahankan sebuah pelabuhan di gunung Tongka pada tanggal 8 November 1861 bersama dengan Gusti Umar dan Tumenggung Surapati.
Baca juga: Biografi Sultan Hasanuddin
Wafat dan Penghargaan
Pada bulan Oktober 1862, Pangeran Antasari merencanakan sebuah serangan besar. Meskipun, terjangkitnya penyakit cacar membawa Pangeran Antasari menuju kematian pada tanggal 11 Oktober 1862.
Pangeran Antasari dimakamkan di Banjarmasin dan beberapa pemimpin bertahan lainnya dari zaman yang berbeda kemudian dimakamkan disana, sebuah tempat yang kemudian dinamakan taman makam pahlawan Antasari. Setelah kematian Pangeran Antasari, anaknya Muhammas Seman melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Perlawanan berakhir bersama dengan kematian Muhammad Seman di tahun 1905.
Pangeran Antasari diberikan gelar Panembahan Amiruddin Khaliful Mukmin pada tanggal 14 Maret 1862 oleh orang-orangnya, yang mana membuatnya sebagai seorang pemimpin yang religious bagi orang-orangnya (rakyatnya).
Pangeran Antasari diumumkan sebagai seorang pejuang nasional Indonesia di tahun 1968 oleh presiden Suharto melalui peraturan presiden no.06/TK/1968. Di pertengahan tahun 1990an sebuah dokumentari kehidupan Pangeran Antasari dibuat. Gambar Pangeran Antasari juga berada di mata uang 2000 rupiah tahun 2009.