Enzim : Pengertian, Sifat , Komponen Dan Cara Kerjanya

Enzim

Balaibahasajateng.web.id, Enzim – Pengertian, Sifat , Komponen Dan Cara Kerjanya – Tidak banyak yang tahu apa itu enzim, bagaimana enzim berada pada suatu produk. Pada kesempatan ini, kami membahas tentang enzim.

Berikut ini detailnya:

Pengertiannya

Enzim ialah berupa protein merupakan biomolekul yang juga berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis) dalam suatu reaksi pada kimia organik. Molekul pertama ialah substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme.

Bekerja melalui bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia merupakan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.

Sifatnya

Yaitu mempunyai sifat khas terhadap suatu substrat tertentu, kekhasan inilah yang menjadi ciri. Mengenai sifat-sifat khas yang dimiliki suatu enzim tersebut antara lain:

1. Sebagai Katalisator

Yang pertama ialah ia berperan sebagai katalisator. Yang merupakan katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut bereaksi. Tanpa ada enzim, suatu reaksi itu sangat sukar terjadi, sementara dengan kehadirannya kecepatan reaksinya dapat meningkat 107 – 1013 kali.

Berikut ialah contoh : enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu menguraikan 5.000.000 molekul hidrogen peroksida (H2O2) permenit pada 00C. H2O2 hanya dapat diuraikan oleh atom besi, tetapi satu atom besi akan memerlukan waktu 300 tahun untuk menguraikan sejumlah molekul H2O2 yang oleh satu molekul katalase yang mengandung satu atom besi diuraikan dalam satu detik.

Baca Juga : Fungsi Retikulum Endoplasma

2. Bekerja Menurut Spesifik dan Selektif

Bekerja menurut spesifik, artinya enzim tertentu hanya dapat mengadakan pengubahan pada zat tertentu pula. Dengan kata lain, dan hanya dapat mempengaruhi satu reaksi dan tidak dapat mempengaruhi reaksi lain yang bukan bidangnya.

Pertama, khusus untuk satu substrat, misalnya enzim katalase hanya mampu menghidrolisis H2O2 menjadi H2O dan O2.

3. Bersifat Bolak-Balik

Sifat-sifat selanjutnya adalah bekerja bolak-balik karena dapat ikut bereaksi tanpa mempengaruhi hasil akhir dan akan terbentuk kembali pada hasil reaksi sebagai enzim. Ketika ikut bereaksi, struktur kimia enzim berubah, tetapi pada akhir reaksi struktur kimia enzim akan terbentuk kembali seperti semula.

Seperti hal nya enzim lipase dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangakan, lipase juga mampu menyatukan gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Meskipun begitu tidak hanya menguraikan molekul kompleks, tetapi juga dapat membentuk molekul kompleks dari molekul-molekul sederhana penyusunnya (reaksi bolak-balik).

4. Seperti Protein

Mempunyai sebagian besar sifat protein yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada suhu rendah protein dan akan mengalami koagulasi dan pada suhu tinggi akan mengalami denaturasi.

5. Bersifat Termolabil

Aktivitas yang dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerjanya akan lambat. Lebih tinggi suhu reaksi kimia yang dipengaruhi semakin cepat, tetapi jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.

6. Hanya Diperlukan Dalam Jumlah Sedikit

Oleh karena itu berfungsi sebagai katalisator, tetapi tidak ikut bereaksi, maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Akan tetapi Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama molekul tersebut tidak rusak.

7. Merupakan Koloid

Oleh Karenanya tersusun atas komponen protein, maka sifat-sifat enzim tergolong koloid. Dan mempunyai permukaan antar partikel yang sangat besar sehingga bidang aktivitasnya juga besar.

8. Mampu Menurunkan Energi Aktivasi

Suatu reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup energi internal untuk membawanya ke puncak bukit energi menuju bentuk reaktif yang disebut tahap transisi. Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan untuk membawa semua molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas energi.

Bila mana suatu reaksi kimia ditambahkan katalis, maka energi aktivasi dapat diturunkan dan reaksi akan berjalan dengan lebih cepat.

Baca juga: Tujuan Utama Latihan Kebugaran jasmani

Komponen-Komponen

Enzim dalam tubuh memiliki dua komponen penyusun. Komponen penyusun tersebut terdiri dari protein dan non-protein. bagian penyusunnya yang berupa protein dikenal dengan istilah apoenzim.

Apoenzim merupakan komponen paling dominan dalam struktur enzim. Akan Tetapi, apoenzim ini bersifat labil karena mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH, lho. Oh iya, apoenzim ini tidak tahan panas, ya.
Bagian penyusun enzim yang berupa non-protein dikenal sebagai gugus prostetik. Gugus prostetik terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks. Ion anorganik dalam gugus prostetik dikenal sebagai kofaktor.

Kofaktor berperan sebagai katalis yang mampu meningkatkan kerja enzim, contohnya antara lain ion Klor (Cl) dan Kalsium (Ca) yang bertugas mengoptimalkan kerja enzim ptyalin pada mulut untuk menguraikan molekul gula kompleks.

Cara Kerjanya

Mekanisme cara kerjanya dapat dijelaskan melalui alur berikut:

  1. Mewujudkan lingkungan yang transisinya terstabilisasi untuk menurunkan energi aktivasi, misalnya dengan cara mengubah substrat.
  2. Meminimalkan energi transisi dengan membuat lingkungan reaksi terdistribusi muatan berlawanan dan tanpa mengubah bentuk substrat sedikit pun.
  3. Melalui pembentukan lintasan reaksi alternatif.
  4. Menggiring substrat ke orientasi yang tepat untuk bereaksi dengan menurunkan entropi reaksi.

Di lihat dari cara kerja enzim tersebut, bagian enzim yang aktif sebagai katalis dianggap memiliki gugus prostetik dengan bentuk sangat spesifik sehingga hanya dapat bereaksi dengan molekul yang bentuknya spesifik pula.

Melalui estimasi tersebut, beberapa ahli mengambil hipotesis bahwa cara kerja enzim sesuai dengan teori teori kunci gembok (lock and key) yang dipopulerkan oleh Emil Fischer, serta teori teori induksi pas (induced fit) yang dipopulerkan oleh Daniel Kashland.

Demikian penjelasan singkat dan jelas yang bisa https://www.balaibahasajateng.web.id sampaikan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *