Contoh Makalah Beserta Cara Membuat, Susunan, Daftar Isi & Format

Contoh Makalah

Balaibahasajateng, Contoh Makalah Beserta Cara Membuat, Susunan, Daftar Isi & Format – Makalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ada dua macam, yaitu adalah sebuah karya yang ditulis oleh mahasiswa atau pelajar sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi, dan adalah tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibaca di muka umum dalam suatu persidangan dan sering disusun untuk diterbitkan.

Menurut definisi tersebut, maka makalah bisa dibedakan menjadi makalah ilmiah yang biasanya ditulis oleh pelajar atau mahasiswa serta makalah kerja yang biasanya ditulis oleh beberapa pihak instansi perkantoran atau organisasi seperti proposal program kerja dan laporan pertanggungjawaban.

Agar dapat membuat makalah yang baik, Anda perlu melihat contoh makalah lengkap agar tahu bagaimana bentuk makalah yang baik dan benar, mulai dari susunan hingga format kepenulisannya.

Perbedaan Paper, Makalah dan Jurnal Ilmiah

Karya ilmiah merupakan jenis karya yang ditulis dengan menggunakan metode ilmiah. Jenis karya ilmiah sangat beragam. Mulai dari paper, makalah hingga jurnal ilmiah.

Antara satu jenis karya ilmiah dengan jenis yang lain memiliki perbedaan tersendiri, baik dari sisi metode, sistematika dan sebagainya.

Karakteristik Paper

Paper memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan jenis karya ilmiah lain. Berikut adalah rincian dari karakteristik paper tersebut.

  1. Paper merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang umum digunakan untuk tujuan dokumentasi hasil penelitian yang masih baru. Akan tetapi, susunan yang terdapat di dalam paper tersebut digunakan dalam rangka meriview atau menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan terdahulu.
  2. Karya dalam bentuk paper terdiri atas tiga bagian utama, yaitu topik bahasan; data penelitian dan argumen dari peneliti.

Karakteristik Makalah

Setelah memahami karakteristik yang ada pada paper, berikutnya ini adalah karakteristik yang terapat pada makalah.

  1. Makalah adalah sebuah karya yang disusun untuk dijadikan bahan presentasi. Baik untuk presentasi di kelas, presentasi untuk agenda seminar, presentasi pada saat sidang akhir atau presentasi dalam diskusi umum.
  2. Aspek yang dibahas pada sebuah karya makalah adalah sebuah kajian yang dilakukan dengan basis literatur. Jenis literatur yang digunakan pada makalah adalah literatur yang telah ada atau data yang berasal dari laporan kegiatan di lapangan.
  3. Makalah memiliki cakupan bagian pokok yang meliputi pendahuluan, bagian isi dan kesimpulan bahasan.

Baca juga: Contoh Metode Penulisan Makalah

Karakteristik Jurnal Ilmiah

Pembahasan berikutnya adalah mengenai karakteristik yang terdapat di dalam karya tulis berupa jurnal ilmiah. Berikut ulasannya.

  1. Jurnal ilmiah merupakan sebuah media yang berisi aneka karya ilmiah. Jurnal bisa disebut sebagai semacam buku yang terbit pada jangka waktu tertentu.
  2. Sebelum melalui tahapan publikasi, jurnal ilmiah akan melalui tahap peer-riview. Tujuan dari proses ini untuk melakukan seleksi dan menentukan apakah paper yang ada layak terbit atau tidak. Tahap riview ini harus dilakukan oleh tim yang ahli, baik dari kalangan akademisi atau peneliti yang mahir di bidang terkait.

Baca juga: Cara Membuat Jurnal Ilmiah yang Baik dan Benar

Kategori Karya Tulis Makalah

Karya tulis dalam bentuk makalah terbagi menjadi tiga kategori utama. Berikut ini adalah jenis-jenis makalah yang ditetapkan berdasarkan kepada jenis kajiannya.

Kategori Makalah Berdasarkan Jenis Kajiannya:

  1. Makalah Induktif

Makalah induktif merupakan jenis makalah yang ditulis dengan berdasar kepada data yang bersifat empiris. Pembuatan makalah induktif ini harus dilakukan secara objektif berdasarkan kepada data yang didapat dari lapangan. Data tersebut harus memiliki relevansi yang logis dengan topik yang dibahas.

  1. Makalah Deduktif

Makalah deduktif merupakan jenis makalah yang disusun berdasar kepada kajian yang sifatnya teoritis. Kajian yang dilakukan tersebut juga harus sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas.

  1. Makalah Campuran

Makalah campuran merupakan jenis makalah yang ditulis dengan berdasarkan kepada data yang bersifat empiris dan kajian yang bersifat teotitis. Inti dari makalah campuran ini adalah upaya menggabungkan antara makalah induktif dengan makalah deduktif.

Makalah campuran sendiri masih terbagi menjadi enam jenis makalah. Berikut rinciannya.

Jenis Makalah Campuran:

  1. Makalah Ilmiah

Makalah ilmiah umumnya mengulas tentang masalah yang disusun dari proses kajian ilmiah. Isinya adalah opini dari penulis yang sifatnya subjektif.

  1. Makalah Kerja

Makalah kerja didapatkan dari upaya penelitian yang didalamnya terdapat argumen penulis atas rumusan masalah dari suatu penelitian.

  1. Makalah Posisi

Makalah posisi merupakan jenis makalah yang dirancang atas permintaan dari pihak tertentu. Fungsi dari makalah ini adalah untuk memecahkan sebuah masalah yang sifatnya kontroversial. Namun, pembuatannya dilakukan dengan langkah ilmiah.

  1. Makalah Kajian

Makalah kajian secara umum berisi sarana pemecahan sebuah masalah yang kontroversial.

  1. Makalah Analisis

Makalah analisis merupakan jenis makalah yang memiliki sifat empiris-objektif.

  1. Makalah Tanggapan

Makalah tanggapan merupakan jenis makalah yang umumnya dijadikan tugas kuliah para mahasiswa. Makalah ini berisikan reaksi terhadap bacaan tertentu.

Petunjuk dalam Membuat Makalah

Pada pembahasan berikutnya akan dibahas mengenai petunjuk pembuatan makalah yang mudah.

  1. Memilih Tema atau Topik

Tema merupakan sebuah topik atau permasalahan yang diangkat pada sebuah makalah. Topik di sini harus dibahas secara detail pada bagian latar belakang. Latar belakang pada sebuah makalah harus mencakup alasan mengapa karya ilmiah tersebut ditulis.

Pemilihan terhadap tema di sini harus menarik dan sesuai dengan kondisi aktual masyarakat. Tujuannya agar pembaca dapat mengambil pelajaran dari makalah yang telah disusun. Di antara bidang tema yang diangkat pada sebuah makalah adalah keagamaan, sosial, sejarah, biologi, kesehatan, ekonomi, wirausaha dan lain-lain.

Kusmarwanti memberikan suatu rincian tentang hal-hal yang harus diperhatikan di dalam membuat topik makalah.

  1. Dalam membuat topik atau tema makalah, pastikan itu sesuai dengan teori atau kajian masalah yang Anda kuasai.
  2. Di samping itu, perhatikan ketersediaan dari referensi dan acuan pendukung yang lain. Dengan kemudahan literatur, proses penyusunan makalah akan dapat dilakukan dengan maksimal.
  3. Hal berikutnya yang wajib diperhatikan saat menuliskan makalah adalah dengan memberikan kesan menarik serta unik pada pokok bahasan tersebut. Tujuannya agar pembaca tertarik untuk membaca makalahnya sampai akhir.
  4. Selain itu, pertimbangkan pula manfaat dari penyusunan makalah Anda. Karena semakin banyak manfaatnya, maka itu akan semakin baik.

Penggunaan Bahasa

Hal berikutnya yang wajib diperhatikan saat menulis makalah adalah penggunakan bahasa.

Makalah yang baik merupakan makalah yang disusun dengan bahasa yang baku serta sesuai dengan kaidah EYD yang terbaru.

Sedangkan untuk jenis makalah yang termasuk kategori makalah internasional, maka Anda harus menggunakan bahasa Inggris.

Selain itu, juga mengikuti kaidah yang ditetapkan secara internasional agar karya tersebut diterima.

Begitu pula untuk makalah yang ditulis dalam bahasa Indonesia.

Petunjuk penggunaan bahasa yang berikutnya adalah memilih bahasa yang baik dan benar.

Karena pemilihan bahasa sangat berpengaruh kepada kualitas dari makalah yang ditulis.

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, khususnya jenis makalah yang ditujukan untuk kegiatan formal seperti seminar dan sebagainya.

Sekalipun menggunakan bahasa yang ilmiah dan baku, usahakan agar pembaca tetap dapat memahami maksud dari tulisan Anda.

Sehingga, informasi penting yang terdapat di dalam makalah tersebut dapat dipahami secara keseluruhan oleh pembaca.

Tujuan dari penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami materi makalah.

Hal ini sangat penting dalam menghindari kesalahan tafsir atas maksud dari isi makalah.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam pemilihan bahasa adalah memakai bahasa ilmiah yang tepat sasaran.

Pastikan informasi yang diberikan tidak bertele-tele dan menghamburkan kata.

Di samping itu, isi penjelasan harus detail dan terperinci agar pemahaman pembaca semakin baik.

Oleh karena itu, sebaiknya sertakan contoh yang konkret untuk setiap penjelasan.

Karena dengan begitu, pembaca akan semakin cepat dan mudah dalam mencerna pembahasan yang ada.

Setelah memahami penjelasan mengenai paper, makalah, dan jurnal ilmiah, sudah sepatutnya Anda bisa membedakan ketiganya.

Berhubung jenis karangan ini termasuk kedalam karangan ilmiah, oleh karena itu dalam pembuatannya diharuskan menggunakan kaidah ilmiah juga.

Contoh Makalah Singkat

Berikut ini adalah contoh makalah sederhana yang singkat dan padat:

BAB I

PENDAHULUAN

          Gizi Ibu Hamil memainkan peranan yang penting dalam kesehatan anak dan perkembangannya. Tahap-tahap yang kemudian akan dilewati adalah: prakonsepsi, yang mempengaruhi perkembangan oosit dan persiapan lingkungan rahim; kehamilan, mempengaruhi lingkungan rahim dan mentransfer nutrisi plasenta, dan postnatal, yaitu masa menyusui. Paparan yang terjadi di lingkungan masa prenatal (kehamilan) mungkin memiliki efek yang penting dan permanen pada mekanisme epigenetik. Terjadinya metilasi DNA dan pengaruh asupan makanan, terutama asupan mikronutrien, ternyata dapat mempengaruhi fenotip suatu penyakit.

           Metilasi sendiri terjadi setelah adanya replikasi dan hampir secara eksklusif akan mempengaruhi posisi lima cincin pirimidin dari sitosin dalam urutan dinukleotida, yaitu CpG. Modifikasi epigenetik stabil pada saat pembelahan sel, dan mereka mengatur aktivitas gen dari sel tertentu selama satu generasi ke generasi berikutnya. Selama pertumbuhannya, epigenetik yang terjadi, seperti metilasi DNA, modifikasi histon, dan ekspresi microRNA berjalan secara substansial, yang artinya itu akan mempengaruhi gen dan jalur yang penting bagi perkembangan kehidupan awal serta fungsi fisiologisnya di kemudian hari. Kendala pada gizi masa prenatal juga dapat menyebabkan perubahan metabolik fenotip pada keturunan, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit pada manusia. Pada penelitian yang dilakukan oleh Vargas bersama rekan-rekannya (2015) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang terjadi pada metilasi DNA dalam sel darah putih bayi di Gambia akibat paparan dari aflatoxin B1. Paparan tersebut mengenai Ibu Hamil pada masa prenatal, dan kemudian akibat dari paparan tersebut terlihat pada bayi yang telah dilahirkan oleh Ibu terkena paparan, yaitu pada saat bayi berusia 2-8 bulan, dan temuan perubahan pola metilasi DNA tersebut kemungkinan bisa menjadi dampak terjadinya berbagai macam kanker dan stunting yang akan mengenai si Bayi di masa pertumbuhannya nanti.

          Pada makalah yang dibuat oleh penulis ini, akan dibahas tentang bagaimana asupan gizi dan paparan racun dari lingkungan yang mengenai Ibu Hamil dapat mempengaruhi pola metilasi DNA pada bayi yang baru saja dilahirkan, yang tentunya hal tersebut akan juga berpengaruh pada bagaimana pertumbuhan bayi tersebut di kemudian harinya nanti.

BAB II

PEMBAHASAN

           Gizi pada awal kehidupan dapat mempengaruhi perkembangan sistem kekebalan tubuh melalui mekanisme epigenetik secara langsung. Beberapa zat gizi, seperti folat dan vitamin B1, B2 serta B12, ternyata dapat mempengaruhi proses perubahan metilasi DNA. Folat adalah mikronutrien yang paling banyak dipelajari dalam penelitian metilasi DNA baik dalam percobaan tingkat hewan dan juga epidemiologi. Folat yang kemudian direduksi menjadi dihidrofolat (DBD) serta kemudian ke bentuk tetrahydrofolate (THF), berfungsi sebagai donor karbon tunggal dalam bentuk 5-metilTHF. Akibatnya, 5-metilTHF masuk ke dalam siklus metabolisme dengan menyumbangkan gugus metil untuk homosistein, kemudian mengubahnya menjadi bentuk metionin. Kofaktor Vitamin B juga memberikan dukungan enzimatik yang diperlukan untuk transformasi ini, sehingga memungkinkan bagi folat untuk memberi peran penting ke dalam siklus metabolisme seluler S-adenosyl-metionin (SAM). Karena itulah, suplemen folat secara umum kemudian dikaitkan dengan peningkatan metilasi DNA dan sebaliknya untuk kondisi pembatasan asupan folat, yaitu penurunan metilasi DNA.

             Kekurangan folat selama kehamilan dan menyusui serta dalam kondisi asupan tinggi lemak pada masa penyapihan dapat merubah pola metilasi DNA dan berakibat pada ekspresi gen dalam sel otak tikus. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pasokan folat yang rendah selama awal kehidupan dapat menyebabkan efek epigenetik pada keturunannya, yang mengarah peningkatan sensibilitas pada asupan makan lebih lanjut. Wang (2011), mengidentifikasikan hubungan langsung yang terjadi antara metabolisme microbiota usus dengan asupan fosfatidilkolin dan penyakit kardiovaskular, yang merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan di seluruh dunia. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi dari probiotik ternyata dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan dan terapi untuk kondisi tersebut, yaitu proses metabolisme mikrobiota usus tersebut dapat secara signifikan meningkatkan asupan fosfatidilkolin yang dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular. Vitamin B6 dan B12 dapat menjadi kofaktor yang terlibat dalam regulasi aktivitas katalitik enzim dari siklus folat, sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas SAM. Meningkatkan asupan vitamin ini akan dapat memberikan kontribusi dalam pemeliharaan atau pembentukan metilasi DNA. Namun, konsumsi etanol yang tinggi ternyata dapat menghambat ketersediaan vitamin B6 dan B12, sehingga mengganggu produksi SAM dan pola metilasi DNA yang baik, melalui jalur dari siklus folat / metionin.

              Penelitian yang dilakukan oleh Vargas dan kawan-kawannya (2015) menunjukkan bahwa paparan aflatoxin Bpada Ibu Hamil di Gambia ternyata dapat mempengaruhi pola metilasi pada sel darah putih milik bayi yang dilahirkannya. Dalam penelitian tersebut, Vegas dan kawan-kawannya mengungkapkan bahwa perubahan pola metilasi yang terjadi pada sel darah putih para Bayi usia rentang 2-8 bulan ini kemungkinan bisa menimbulkan dampak tidak baik di masa depan pertumbuhan bayi-bayi itu, yaitu bisa menyebabkan timbulnya kanker maupun kejadian stunting. Aflatoksin sendiri adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh strain tertentu dari jamur Aspergillus, diklasifikasikan sebagai kelompok I karsinogen oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC). Paparan aflatoksin, terkhusus jenis aflatoksin B1 (AFB1) adalah yang paling umum ditemukan dan ternyata merupakan yang paling beracun, biasanya terjadi melalui konsumsi jagung dan kacang tanah, yang menjadi makanan pokok di banyak negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Paparan AFB1 dapat terjadi di dalam rahim, mengingat bahwa toksin dapat menembus plasenta bayi sekalipun.

               Gambia adalah salah satu Negara yang memiliki tingkat ekonomi rendah dan kebetulan memiliki makanan pokok berupa jagung dan kacang tanah. Pada saat penelitian, Vargas dan kawan-kawan menemukan bahwa konsumsi dari jagung tersebut banyak kemungkinan tercemar AFB1. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan mengambil plasma darah dari para Ibu Hamil yang mengkonsumsi jagung terindikasi paparan AFB1 tersebut dan kemudian diujikan lewat ELISA. Ibu Hamil yang diteliti adalah mereka yang hamil memasuki usia Trimester awal. Kemudian ketika bayi-bayi yang mereka kandung telah dilahirkan, yaitu saat bayi telah memasuki usia 2-8 bulan, diambil sampel darahnya untuk mendapatkan sel darah putih. Namun ternyata dalam pengujian tersebut, hanya bayi di atas usia 6 bulan saja yang kemudian bisa diambil sampel darahnya. Untuk melihat adanya perubahan pola metilasi yang terjadi pada sel darah putih di bayi-bayi tersebut, analisis dilakukan dengan menggunakan EZ DNA Metilasi kit (Zymo Penelitian, D5001) mengikuti instruksi dari Illumina Infinium HumanMethylation450 (HM450) assay beadchip, dengan cara mengekstraksi 500mg DNA di dalamnya. Tentunya penelitian ini telah mendapatkan lisensi lolos etik dari Gambia Government/MRC Unit, The Gambia Ethics Committee.

              Metilasi DNA adalah salah satu jenis tanda epigenetik yang mungkin dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan faktor lingkungan. Pada penelitian sebelumnya telah didapatkan hasil bahwa asupan makan ibu hamil yang terpapar aflatoksin dapat mengakibatkan perubahan pola metilasi DNA pada bayi mereka. Ada semakin banyak bukti bahwa paparan racun dari lingkungan sehingga mempengaruhi pola metilasi DNA tidak hanya akan menimbulkan tumor, namun juga jaringan abnormal lainnya. Vargas dan kawan-kawan kemudian menyimpulkan bahwa paparan aflatoksin selama kehamilan yang berpengaruh pada pola metilasi DNA bayi hanya terjadi pada lokus DNA tertentu. Yaitu lokus DNA yang paling resisten mendapat kemungkinan terkena paparan. Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa paparan aflatoksin dalam rahim berhubungan dengan pola metilasi DNA di sejumlah gen pada bayi usia 2-8 bulan mungkin relevan dengan mekanisme yang berhubungan dengan kasus stunting pada anak, atau kanker hati di kemudian hari.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

            Setelah melakukan studi pustaka dari penelitian-penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang disebabkan oleh asupan gizi dan paparan racun dari lingkungan pada Ibu Hamil terhadap perubahan pola metilasi DNA bayi yang dilahirkannya nanti, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan ekspresi gen. Jika ekspresi gen yang terjadi mengarah ke hal negatif maka aka nada pertumbuhan abnormal pada bayi tersebut di masa dewasanya kelak. Dan pada pola metilasi DNA yang mengarah pada hal negatif maka bisa membungkam gen positif yang harusnya bisa berkembang baik, menjadi tidak berkembang dan menyebabkan dampak negatif pada bayi itu di masa pertumbuhannya kelak.

           Adanya hal tersebut, penulis menyarankan perlu adanya sebuah program ketat dari Pemerintah Dunia yang mampu semakin menguatkan pengawasan dalam penyediaan pangan bergizi dan seimbang untuk Ibu Hamil demi masa pertumbuhan anak-anaknya kelak. Terutama bagi Negara-negara yang memiliki tingkat penghasilan rendah. Karena berbagai paparan penyakit dan racun dari lingkungan yang ternyata juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi-bayi yang lahir dari Ibu Hamil yang terkena paparan tersebut, biasanya memang banyak terjadi di Negara-negara dengan penghasilan ekonomi rendah yang belum banyak menerima edukasi tentang PHBS dan standar sanitasi atau kebersihan sejenisnya. Walau memang tidak menutup kemungkinan beberapa kasus serupa juga banyak ditemukan di Negara maju dan berpenghasilan ekonomi tinggi.

            Program pengawalan ketat tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kematian dini pada bayi dan janin di dalam kandungan, angka stunting, angka penderita kanker, dan juga tentunya angka penyakit akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu.

Cara Membuat Makalah

Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang bisa Anda lakukan dalam membuat suatu makalah:

1. Tentukan Makalah Apa yang Akan Dibuat

Ada banyak jenis makalah, seperti contoh: karya tulis ilmiah, jurnal, tugas akhir, dan review. Jika Anda ingin membuat makalah, tentukan dulu jenis makalah yang akan Anda buat kemudian Anda bisa mulai mengumpulkan berbagai literatur untuk tema yang akan Anda angkat dalam makalah.

Anda juga bisa melihat berbagai contoh makalah yang telah sesuai dengan kaidah kepenulisan, bisa Anda dapatkan dari perpustakaan maupun web yang kredibel. Misalkan Anda akan membuat makalah Bahasa Indonesia, maka Anda perlu mencari contoh makalah Bahasa Indonesia sebagai gambaran untuk pembuatan makalah Anda nantinya.

2. Tentukan Judul dan Buat Cover

Menentukan judul dan cover di awal akan memudahkan Anda lebih fokus dalam mengerucutkan inti makalah yang Anda buat, juga lebih memudahkan Anda untuk memilah literatur yang akan Anda masukkan dalam makalah.

3. Buat Kerangka BAB 1

Anda bisa mulai membuat kerangka per-Bab di dalam makalah. BAB 1 berisi Pendahuluan, Rumusan Masalah, Tujuan, dan biasanya juga ada Manfaat Kepenulisan jika makalah adalah makalah karya tulis atau makalah kerja dan Manfaat Penelitian jika makalah merupakan makalah penelitian.

4. Buat Kerangka BAB 2

BAB 2 untuk makalah seperti review atau karya tulis biasanya berisi Pembahasan. Sedangkan untuk makalah yang bersifat penelitian biasanya untuk Tinjauan Pustaka, Kerangka Berpikir, Penelitian yang Relevan, dan Hipotesis.

5. Buat Kerangka BAB 3

BAB 3 untuk karya tulis biasanya berisi Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Sedangkan untuk makalah penelitian biasanya berisi tentang Metode Penelitian. Pada makalah penelitian ada BAB 4 yang berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, kemudian terakhir BAB 5 baru berisi Penutup dengan Kesimpulan, Saran, serta Implikasi.

6. Kumpulkan Bahan-bahan dan Mulai Menulis

Setelah membuat kerangka, Anda bisa mulai menumpulkan bahan seperti literatur, hasil penelitian, dan bahan-bahan lain seperti gambar, tabel, grafik, yang mendukung isi makalah Anda. Susunlah sesuai tempat dengan acuan kerangka makalah Anda.

7. Buat Daftar Pustaka

Untuk mempermudah kepenulisan daftar pustaka, setiap Anda akan memasukkan literatur atau sumber untuk tulisan Anda dari buku, jurnal, atau web, sebaiknya Anda langsung menuliskan alamat sumber di bagian Daftar Pustaka.

8. Buat Daftar Isi

Setelah selesai dengan inti makalah dan daftar pustaka, Anda bisa membuat halaman mulai dari halaman 1 pada BAB 1 sampai Daftar Pustaka. Untuk halaman Cover, Daftar Isi, Kata Pengantar, Abstrak, dan Lampiran gunakan halaman dengan angka romawi kecil. Setelah selesai membuat halaman, Anda bisa membuat daftar isi dengan mengacu pada halaman per halaman tersebut. Setelah Daftar Isi selesai, lanjutkan dengan Daftar Tabel (jika ada), Daftar Gambar (jika ada), dan Daftar Lampiran (jika ada). Anda bisa menambahkan Daftar Singkatan, jika diperlukan untuk menjelaskan beberapa singkatan dalam makalah Anda.

9. Buat Abstrak

Membuat abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris akan lebih mudah setelah inti makalah selesai. Abstrak biasanya hanya satu paragraf, dengan spasi satu, mencakup Pendahuluan, Tujuan, Metode, Hasil, dan Kesimpulan. Kemudian ada satu spasi, untuk diisi dengan keyword atau kata kunci (minimal 3 kata, maksimal 5 kata) yang berkaitan dengan makalah Anda.

Catatan: Abstrak umum diperlukan untuk makalah penelitian. Sedangkan makalah karya tulis biasanya tidak memakai abstrak.

10. Buat Kata Pengantar

Setelah makalah Anda selesai, terakhir Anda perlu membuat Kata Pengantar. Kata Pengantar ini berisi syukur kepada Tuhan, sekilas tentang makalah Anda, ucapan terima kasih Anda pada pihak-pihak yang telah membantu Anda dalam penyusunan makalah dan kegiatan-kegiatannya, permohonan maaf, harapan dan manfaat makalah yang Anda buat, terakhir adalah nama kota dan tanggal, bulan, dan tahun (bisa hanya bulan dan tahun saja) dimana Anda membuat makalah tersebut. Disusul dengan nama Anda (atau bisa ditulis dengan “Penulis” saja) di bagian paling bawah.

11. Buat Daftar Lampiran (Jika Diperlukan)

Biasanya lampiran berisi data penulis yang lebih lengkap seperti CV, hasil analisis dengan software SPSS, AMOS, Stata, dan sejenisnya, form-form yang dibutuhkan untuk penelitian atau bahan wawancara dengan responden guna mendukung isi makalah, serta dokumentasi penelitian (jika makalah adalah makalah penelitian).

12. Periksa Ulang

Sebelum Anda menyerahkan makalah kepada pihak yang berhak mengoreksi atau menerima makalah Anda, atau sebelum mempublikasikannya, ada baiknya Anda memeriksa ulang tentang masalah kepenulisan. Apakah sudah sesuai dengan format kepenulisan makalah? Apakah sudah benar ejaan-ejaan dalam makalah? Apakah sudah tidak ada kata-kata yangs alah ketik? Apakah sudah tidak ada bahan yang lupa dimasukkan? Dan sebagainya.

13. Tahap Akhir

Anda bisa mempresentasikan atau mempublikasikan makalah Anda yang sudah benar-benar layak untuk dibaca dan dipertanggungjawabkan isinya.

Susunan Makalah

Pada umumnya, makalah resmi seperti makalah penelitian (meliputi jurnal, tugas akhir, karya ilmiah), makalah kerja, maupun makalah organisasi memiliki standar baku kepenulisan dengan jenis Font Times New Roman, Arial, atau Calibri. Ukuran font biasanya 12 untuk isi makalah dan ukuran 11 untuk isi Abstrak (pada makalah penelitian dan jurnal) dan font dalam Tabel. Sedangkan untuk ukuran margin umumnya standar, yaitu 3,3,3,3 dengan rata kanan-kiri. Font berukuran 14 biasanya digunakan pada halaman cover untuk tulisan Judul Makalah dan Nama Instansi serta Tahun Penyelesaian Makalah, namun bisa juga dengan font ukuran 12.

Berikut adalah susunan dan format makalah mulai dari halaman paling depan sampai halaman paling belakang:

1. Halaman Cover

Cover ada di halaman pertama. Susunan cover umumnya adalah:

Jenis MakalahJudul

Keterangan Tambahan jika diperlukan (seperti nama dosen pengampu mata kuliah untuk makalah tugas kuliah, tulisan Tugas Akhir, dan sebagainya)

Logo Instansi (Perguruan Tinggi untuk makalah mahasiswa, Kantor untuk makalah kerja, atau Organisasi untuk  makalah laporan pertanggung jawaban dan program kerja)

Nama Penulis (diikuti dengan NIM atau NIP dibagian bawah nama)

Nama Instansi atau Perguruan Tinggi atau Sekolah atau Organisasi

Dan paling bawah adalah Tahun Makalah Selesai Dibuat.

Contoh Cover Makalah

 2. Halaman Pengesahan (Jika Diperlukan)

Biasanya ini diperlukan untuk makalah Tugas Akhir, makalah Kerja, dan makalah Karya Ilmiah. Pengesahan berisi nama dan tandatangan pihak-pihak yang berwenang mengesahkan makalah tersebut untuk dipublikasikan atau layak baca, disertai dengan tanggal pengesahan.

Contoh Halaman Pengesahan

3. Kata Pengantar

Kata Pengantar berisi ucapan syukur kepada Tuhan, sekilas tentang makalah dan tujuan dibuatnya, terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu pembuatan makalah, permohonan maaf atas kesalahan dalam pembuatan makalah, harapan dan manfaat makalah, kota dan tanggal makalah selesai dibuat, nama penulis atau hanya tulisan “penulis” saja.

4. Daftar Isi (Diikuti Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, dan Daftar Singkatan jika diperlukan)

Daftar isi berisi petunjuk pada halaman berapa bagian-bagian makalah dapat ditemukan. Sama halnya dengan daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar singkatan.

5. Abstrak (Untuk Makalah Penelitian dan Karya Ilmiah)

Abstrak merupakan ringkasan singkat dan berbobot tentang isi makalah. Spasi 1 (single). Biasanya ini diperlukan untuk makalah ilmiah seperti makalah penelitian atau tugas akhir. Abstrak dibuat dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (ini ditulis dengan mode Italic). Susunannya terdiri dari satu paragraf saja, mencakup pendahuluan secara singkat, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Kemudian di bagian akhir ada kata kuci atau keyword yang terdiri dari minimal 3 kata dan maksimal 5 kata.

6. Inti Makalah

Bab I berisi Pendahuluan yang tersusun dari:

A. Latar Belakang berisi hal-hal yang melatarbelakangi pembuatan makalah.

B. Rumusan Masalah berisi perumusan masalah dalam bentuk kata tanya.

C. Tujuan (Umum dan Khusus) berisi tujuan pembuatan makalah.

Bab II untuk makalah kerja, makalah karya tulis atau kepenulisan, makalah review, dan sejenisnya biasanya berisi: Pembahasan.

Bab II pada makalah penelitian atau karya ilmiah biasanya berisi:

A. Tinjauan Pustaka berisi berbagai literatur atau sumber sebagai acuan dalam pembuatan makalah.

B. Penelitian yang Relevan berisi berbagai penelitian yang berkaitan dengan makalah penelitian.

C. Kerangka Berpikir berisi kerangka penelitian dalam bentuk diagram.

D. Hipotesis.

Contoh BAB II Makalah Penelitian

BAB III untuk untuk makalah kerja, makalah karya tulis atau kepenulisan, makalah review, dan sejenisnya biasanya berisi: Penutup yaitu Kesimpulan dan Saran.

BAB III makalah penelitian atau karya ilmiah biasanya berisi: Metode Penelitian berisi bahan dan metode yang digunakan dalam penelitian. Pada BAB ini Anda akan mulai menampilkan Tabel.

Contoh BAB III Makalah Penelitian

BAB VI biasanya ada pada makalah penelitian dan sejenisnya, berisi: Hasil Penelitian dan Pembahasan.

BAB V biasanya ada pada makalah penelitian, berisi Kesimpulan dan Saran, serta Implikasi atau dampak (untuk makalah penelitian seperti tugas akhir) jika diperlukan.

Sebagai catatan, penulisan Tabel biasanya dengan font ukuran 11 dan spasi 1 (single). Tabel hanya ditampilkan dalam bentuk garis mendatar untuk keterangan pada bagian baris pertama, dan garis penutup. Berikut contoh Tabel:

Sedangkan untuk diagram alir seperti kerangka berpikir dan alur penelitian, dibuat seperti model gambar di bawah ini:

7. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka berisi berbagai pustaka literatur untuk melengkapi isi makalah. Disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan secara internasional, misalnya seperti model Harvard ini:

Nama penulis ditulis nama belakang dulu, pisah dengan koma, lalu nama belakang dengan inisial saja. Kemudian tahun pembuatan dalam tanda kurung, judul buku atau jurnal, dan penerbitnya. Jika sumber adalah jurnal, maka nama jurnal yang mempblikasikan ditulis dengan mode Italic, namun jika yang mempublikasikan adalah buku, maka yang dimode Italic adalah judul bukunya. Terakhir adalah nama penerbit dan kota (untuk sumber buku), dan volume jurnal dalam tanda kurung serta pada halaman berapa jurnal tersebut berada.

8. Lampiran

Berisi hal-hal yang mendukung isi makalah, seperti CV Penulis, Form-form penunjang bahan makalah, hasil analisis dengan software statistika, dan sebagainya.

Baca juga: Inilah 8 Metode Penelitian Kuantitatif yang Harus Diketahui

Daftar Isi Makalah

Berikut ini adalah cara membuat daftar isi makalah:

1. Tulis Setiap Bagian Makalah pada Samping Kiri

Bagian-bagian makalah seperti Halaman Cover, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, BAB 1, BAB 2. BAB 3, Daftar Pustaka ditulis pada bagian kiri. Jika ada sub bab seperti : Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan sebagainya, ditulis di bawah BAB utama dengan jarak jarak masuk sekitar 5 digit ke arah kanan.

2. Beri Titik-titik Penghubung Nama Bagian dengan Nomor Halaman

Tariklah nama-nama bagian makalah yang Anda tulis di kiri dengan titik-titik berdempet menuju bagian kanan yang akan diisi nomor halaman. Untuk itu Anda perlu mengecek pada halam berapa bagian makalah yang akan Anda tulis nomor halamannya.

3. Penulisan Nomor Halaman

Tulis nomor halaman di samping kanan. Berilah jarak antara titik penghubung terakhir dengan nomor halaman denga menggunakan tombol Tab pada keyboard komputer atau laptop Anda. Ratakan halaman daftar isi dengan mengatur indent pada Toolbar worksheet Anda, sehingga tampak rapi.

Contoh Makalah yang Baik dan Benar

Contoh Makalah Mahasiswa Lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

Makanan merupakan kebutuhan utama manusia untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Tanpa makanan tubuh manusia akan menjadi lemas dan kurang bergairah dalam menjalankan aktivitasnya. Pemberian makanan yang bergizi utamanya dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada anak sebaiknya frekuensi makan lebih sering dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan ukuran lambung anak relatif kecil, padahal mereka membutuhkan lebih banyak energi per-kg berat badannya untuk pertumbuhan. Salah satu cara adalah memberikan makan siang. Pada siang hari waktunya makan siang anak – anak masih berada di sekolah jadi diselenggarakan makan siang di sekolah (Utami, 2013).

Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Depkes, 2003).

Oktrizanita (2005) yang mengutip pendapat Moehji (1990) bahwa dalam penyelenggaraan makanan baik di institusi ataupun jasa boga, untuk kelancaran terselenggaranya kegiatan penyelenggaraan makanan tersebut secara baik dan cepat didukung juga oleh kecukupan dan kelengkapan peralatan dan perlengkapan yang tersedia. Kebutuhan akan peralatan dan perlengkapan dapur harus disesuaikan dengan arus kerja, unit kerja, menu, dan jumlah konsumen yang dilayani, serta macam pelayanan.

Menurut Spears dan Gregoire (2012), penyelenggaraan makanan terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non komersial atau institusi dengan orientasi pelayanan. Salah satu contoh penyelenggaraan makanan non komersial atau institusi adalah kantin sekolah.

Kantin sekolah adalah sebuah ruangan dalam sebuah sekolah yang dapat digunakan pengunjung untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal. Kebersihan makanan dan sanitasi penting untuk diingat bahwa makanan disajikan kepada konsumen harus dijaga dan dijamin kualitas demi keamanan pangan (Hutagalung, 2013).

Tujuan kepenulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran dan evaluasi tentang penyelenggaraan makanan di kantin sekolah (lewat beberapa contoh), sekaligus memberikan saran ke depan dalam penyelenggaraan makanan di kantin institusi sekolah tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

Kantin Sekolah

Palacio dan Theis (2011) mengungkapkan bahwa tujuan utama penyelenggaraan makanan adalah menyajikan makanan agar konsumen merasa puas. Memuaskan klien ataupun pelanggan merupakan tujuan utama penyelenggaraan makanan yang tidak melihat latar belakang konsumen. Seperti halnya kantin sekolah yang sudah seharusnya memikirkan kepuasaan dari siswa siswi (konsumen) dari kantin tersebut.

Persyaratan kantin yang sehat menurut Kemendiknas (2011) adalah kantin menyediakan makanan yang bergizi yaitu makanan yang mengandung zat gizi yang diperlukan seorang anak untuk dapat hidup sehat dan produktif sehingga gizi yang baik dan cukup akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, dan akan meningkatkan kemampuan kecerdasan seorang anak. Selanjutnya, kantin harus menjaga kebersihan makanan dan penjamah makanan. Makanan yang tidak bersih dan tidak aman dapat menimbulkan keracunan dengan gejala seperti diare, mual, pusing dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit. Kemudian, kantin menjaga keamanan pangan. Kondisi sanitasi dan higiene yang masih rendah, penggunaan bahan kimia berbahaya secara ilegal dalam proses pengolahan pangan, adanya kandungan cemaran mikroba dan kimia, dan penambahan bahan tambahan pangan yang melebihi ambang batas pada makanan jajanan anak sekolah akan sangat membahayakan kesehatan anak sekolah sehingga kantin yang sehat akan menjaga keamanan makanan yang dihidangkan. Kantin yang sehat harus memiliki sarana dan prasana yaitu tersedia sumber air bersih, tempat penyimpanan, tempat pengolahan, tempat penyajian dan ruang makan, fasilitas sanitasi, perlengkapan kerja dan tempat pembuangan limbah.

Penyelenggaraan Makanan

Pelaksanaan penyelenggaraan makanan merupakan kegiatan yang terdiri dari beberapa rangkaian yang memerlukan tenaga, biaya, peralatan dan bahan. Berikut ini merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penyelenggaraan makanan (Utami, 2013).

  • Penerimaan bahan makanan langsung

Penerimaan bahan makanan adalah bahan makanan di terima. Kemudian diterima oleh bagian penerimaan, dan penjual atau rekanan langsung mengirimkan ke bagian penyimpanan bahan kering ataupun bahan segar.

  • Penerimaan tidak langsung

Penerimaan tidak langsung adalah bahan makanan diterima oleh unit penerimaan dan petugas unit tersebut untuk menyalurkan bahan makanan tersebut ke berbagai penyimpanan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di simpulkan bahwa penerimaan bahan makanan sangatlah penting untuk pemeriksaan kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima.

4) Persiapan Pengolahan Makanan

  • Pengolahan Bahan Makanan
  • Tempat pengolahan makanan

(2) Tenaga pengolah makanan atau penjamah makanan

(3) Cara pengolahan makanan

  • Penyajian Makanan

Evaluasi Penyelenggaraan Makanan di Kantin Sekolah

     Evaluasi menurut Arikunto dan Syafrudin (2004) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan. Evaluasi merupakan aktivitas untuk mengumpulkan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Pihak berwenang dalam menentukan keputusan diharapkan berdasar data atau informasi dari evaluator.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

  1. Penyelenggaraan Makanan di Kantin Sekolah merupakan salah satu program yang diterapkan oleh sekolah dalam rangka menjalankan program penyelenggaraan makanan bagi siswa-siswinya, terutama saat mereka berada di sekolah.
  2. Tujuan penyelenggaraan makanan di sekolah tentunya untuk menyediakan asupan gizi bagi siswa-siswi agar mampu mengikuti program pembelajaran di sekolah dengan tubuh yang sehat dan bugar.
  3. Urutan penyelenggaraan makanan dimulai dari pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, hingga setelah jadi dalam bentuk makanan kemudian didistribusikan ke konsumen dalam bentuk penyajian makanan.
  4. Evaluasi program penyelenggaraan makanan diperlukan agar dapat melihat bagaimanan sistem penyelenggaaraan makanan di sekolah, terutama di kantinnya, dapat berjalan dengan baik dan sesuai prosedur kelayakan, agar bisa menyajikan makanan yang sehat dan bergizi bagi siswa-siswi.
  5. Hasil evaluasi penyelenggaraan makanan di kantin dari beberapa sekolah (dari hasil studi literatur) menunjukkan bahwa setiap sekolah memiliki masalah masing-masing dalam program penyelenggaraan makanan di kantinnya, ada yang bermasalah dalam sanitasi dan higienitas, ada yang masih kurang dalam sumber daya manusia penyelenggara, masalah pada tingkat pendidikan dan pengetahuan tenaga penyelenggara, dan juga pada anggaran dananya.

SARAN

     Setiap sekolah diharapkan dapat merencanakan dengan baik tata kelola serta program penyelenggaraan makanan di kantinnya masing-masing, mulai dari anggaran dana, penyediaan sampai pengolahan bahan makanan, masalah sanitasi dan higienitas, tenaga penyaji atau pengelola, penyajian makanan, serta kenyamanan tempat, agar siswa-siswi dapat memperoleh fasilitas berupa asupan makanan yang sehat dan bergizi dengan layak dan maksimal.

Contoh Makalah Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

         Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang, diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada ibu hamil (WHO, 2013). Menurut hasil Riskesdas 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun. Prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 50,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi (Kemenkes RI, 2013).  Jumlah Ibu hamil anemia yang cukup besar terdapat di Kabupaten Sukoharjo, dimana pada tahun 2015 didapatkan jumlah sebesar 1.773 yang mengalami anemia dari total 13.419 ibu hamil atau sekitar 13% dari jumlah total ibu hamil (Dinas Kesehatan Sukoharjo, 2015).

               Ada bukti kuat yang menunjukkan kejadian anemia pada saat kehamilan sangat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dalam kandungan dan bagaimana kelahirannya kelak, seperti kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah, dan keadaan kesehatan lainnya (Li, et al., 2016). Kejadian BBLR di Indonesia memiliki prosentase sebesar 10,2% dari seluruh bayi lahir pada tahun 2013, prosentase sebesar 10% dari seluruh bayi lahir di Jawa Tengah, (Riskesdas, 2013) dan pada tahun 2015 tercatat ada 3,9% dari seluruh bayi lahir di Kabupaten Sukoharjo (Dinas Kesehatan Sukoharjo, 2015).

               Belum banyaknya studi dan penelitian yang mendalam tentang hubungan ibu hamil anemia dengan berat badan lahir bayi, maka peneliti akan melakukan penelitian ini untuk melihat apakah ada hubungan antara ibu hamil anemia dengan berat badan lahir bayi di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

BAB II

METODE PENELITIAN

        Rancangan penelitian menggunakan desain Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Waktu penelitian adalah bulan Januari-Maret 2018, dengan sampel penelitian adalah Ibu Hamil Anemia di Sukoharjo yang melahirkan pada tahun 2016-2018. Pemilihan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling.

             Berdasarkan besarnya perhitungan sampel dengan rumus (Notoatmodjo, 2012): Didapatkan hasil total sampel adalah 111 orang. Analisis data menggunakan Pearson Correlation dengan nilai signifikasi p<0,05. Untuk memperoleh data hasil penelitian, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan: Pengisian Formulir dan Wawancara.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

         Berdasarkan data penelitian, maka didapatkan hasil analisis hubungan antara Ibu Hamil Anemia dengan berat badan bayi yang dilahirkan adalah p(0,000), artinya ada hubungan yang signifikan. Wanita hamil anemia memiliki lebih tinggi risiko melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan wanita non-anemia yakni 1,25 kali. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bian et al., (2013) anemia selama kehamilan memiliki 1,51 kali risiko lebih tinggi untuk BBLR dengan P <0,01 (Yi et al, 2013).Pada saat hamil, seorang wanita bisa mengalami perubahan pola tidur sebesar mulai 13% sampai meningkat menjadi 80% pada Trimester I, dan akan semakin meningkat tinggi dari angka 66% sampai 97% di Trimester III. Menurut National Sleep 2007, 79% wanita hamil mengalami gangguan tidur dan durasi tidur yang tidak normal, dan lebih dari 72% wanita hamil akan mengalami terbangun pada malam hari sehingga mengganggu kualitas tidurnya. Perubahan tidur ke arah yang lebih buruk ini bisa mengakibatkan kondisi fisik ibu semakin melemah karena mengalami kelelahan, dan beberapa penyakit yang menyertai (Razaei, et al, 2012).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

                Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan ibu hamil anemia dengan berat badan lahir bayi di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Hendaknya petugas kesehatan mampu memberikan pendampingan dan penyuluhan terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kasus BBLR agar ibu hamil dapat menjaga kesehatannya dengan baik, tidak anemia, karena dapat berpengaruh pada berat badan lahir bayi.

Contoh Makalah Karya Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

     Penyakit kanker merupakan penyakit penyebab kematian nomor 2 di Amerika Serikat. Di Indonesia terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita kanker dari tahun ke tahun. Pada umumnya, kanker timbul karena paparan terhadap suatu karsinogen secara berkali-kali dan aditif pada dosis tertentu, tetapi pada keadaan tertentu dapat juga timbul dari dosis tunggal karsinogen.1

      Perkembangan kanker dipengaruhi oleh banyak faktor dan pada umumnya merupakan interaksi antara faktor gen dan faktor lingkungan, khususnya lingkungan mikro yang ada sekitar kanker. Isu sentral saat ini adalah adanya hubungan antara perubahan genetik yang menyebabkan kanker dengan aktivasi reaksi inflamasi pro kanker. Inflamasi sebagai lingkungan mikro kanker, respon inflamasi memegang peran penentu dalam berbagai stadium perkembangan kanker.2

      Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktifasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan dan mengatur derajat perbaikan jaringan.3

      Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bam, dkk (2016)4, ditemukan hasil bahwa pasien Post-traumatic stress disorder (PTSD) mengalami inflamasi sistemik kronis. Namun, jalur molekuler yang terlibat dan mekanisme yang mengatur ekspresi gen yang terlibat dalam jalur inflamasi pada PTSD dilaporkan tidak cukup. Melalui RNA sequencing dan miRNA microarray, mereka mengidentifikasi 326 gen dan 190 miRNA yang berbeda secara signifikan dalam tingkat ekspresi mereka di PBMC pada pasien PTSD. Ekspresi pasangan gen yang diekspresikan secara berbeda dan miRNA menunjukkan hubungan terbalik dalam ekspresi mereka. Analisis fungsional dari gen yang diekspresikan secara berbeda menunjukkan keterlibatan mereka dalam jalur kanonik khusus untuk sistem kekebalan tubuh. Analisis metilasi DNA dari gen yang diekspresikan secara berbeda juga menunjukkan tren bertahap menuju perbedaan antara kontrol dan pasien PTSD, menunjukkan peran kemungkinan adanya mekanisme epigenetik pada peradangan (inflamasi) PTSD.

      Berdasarkan dari tinjauan pustaka dan penelitian tersebut, maka penulis mencoba menguraikan sedikit tentang hubungan antara sistem epigenetik dalam tubuh yang berhubungan dengan sistem imun atau kekebalan tubuh yang dapat berdampak pada timbulnya inflamasi atau peradangan sehingga menyebabkan kanker atau penyakit kronik lainnya.

Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara epigenetik dengan sistem imun?

Tujuan

Menganalisis apakah ada hubungan antara epigenetik dengan sistem imun.

BAB II

PEMBAHASAN

      Epigenetika merujuk kepada perubahan fenotip yang merupakan ekspresi gen yang disebabkan oleh perubahan–perubahan mekanis selain dalam urutan DNA. Kajian epigenetika abad ke–20 dan 21 telah menunjukkan kemutakhirannya dengan menerapkan pada kajian–kajian seluler untuk kemanfaatan pertumbuhan dan perkembangan manusia, epidemiologi, penyakit, klinis, nutrisi, kedokteran gigi dan psikologis.5

     Sedangkan menurut Munasir (2001)6, sistem imun merupakan sistem koordinasi respons biologik yang bertujuan melindungi integritas dan identitas individu serta mencegah invasi organisme dan zat yang berbahaya di lingkungan yang dapat merusak dirinya. Sistem imun mempunyai sedikitnya 3 fungsi utama. Yang pertama adalah suatu fungsi yang sangat spesifik yaitu kesanggupan untuk mengenal dan membedakan berbagai molekul target sasaran dan juga mempunyai respons yang spesifik. Fungsi kedua adalah kesanggupan membedakan antara antigen diri dan antigen asing. Fungsi ketiga adalah fungsi memori yaitu kesanggupan melalui pengalaman kontak sebelumnya dengan zat asing patogen untuk bereaksi lebih cepat dan lebih kuat daripada kontak pertama.

     Ternyata, ada hubungan yang bisa menjadi sebab akibat suatu penyakit atau kondisi abnormal dalam tubuh manusia yang disebabkan oleh sistem epigenetk dan sistem imun atau pertahanan tubuh. Hal tersebut dipaparkan oleh Arijana (2016)7, bahwa sistem imun alamiah dan adaptif dipengaruhi oleh lncRNA (long non coding RNA) sebagai salah satu regulatornya. Berbagai studi menunjukkan peran lncRNA sebagai regulator pada system imun seperti penelitian oleh Guttman et al. (2009) menemukan bahwa sel dendritik CD11c+ menghasilkan ribuan jenis lncRNA saat distimulasi oleh lipopolisakarida (LPS). Lipopolisakarida akan dikenali oleh tubuh melalui TLR4 (Toll-like receptor) dan stimulasi TLR4 oleh LPS ini akan mengaktifkan factor transkripsi seperti interferon regulatory factors (IRFs), nuclear factor kappaB (NF-κB) and activator protein 1 (AP-1). Signal TLR juga akan menginduksi lncRNA salah satunya lncRNA-Cox2 yang kemudian dapat bertindak sebagai repressor ataupun aktivator gen. LncRNA atau long non coding RNA adalah ranskrip yang mempunyai panjang lebih dari 200 nukleotida namun tidak mengkode suatu protein.  Long non coding RNA mempunyai implikasi terhadap proses perkembangan, kanker, genomic imprinting dan perkembangan terkini. Selain itu, lncRNA mempunyai peran penting sebagai regulator dalam sistem imun alamiah maupun adaptif.

       Sedangkan dalam penelitiannya, Paparo (2014)8 membuktikan bahwa ada mekanisme epigenetik yang mengatur ekspresi gen selama diferensiasi kekebalan tubuh (imunitas), yang secara langsung dipengaruhi oleh faktor makanan atau tidak langsung melalui modifikasi mikrobiota usus yang diinduksi oleh kebiasaan makan yang berbeda. Asam lemak rantai pendek, khususnya butirat, yang diproduksi oleh bakteri yang merupakan mikrobiota usus, adalah pemegang peran penting dalam kondisi ini.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

        Ada hubungan antara epigenetik dan sistem imun, yaitu adanya lncRNA (long non coding RNA) yang ternyata dapat berperan sebagai regulator yang dapat mengaktifkan sistem imun dalam tubuh manusia. Selain itu, dalam kebalikannya, aktivitas gen yang disebabkan konsumsi makanan atau asupan gizi manusia dapat menyebabkan perubahan sistem imun di dalam tubuh.

SARAN

       Setiap orang perlu menyadari sendiri bahwa kondisi sistem imun atau kekebalan tubuh sangat penting untuk melawan adanya benda asing baik itu virus, bakteri, atau apapun yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Selain itu, sistem imun yang lemah dapat memicu timbulnya kondisi abnormal yang bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis dan bahkan tumor serta kanker. Dari kesemuanya itu ternyata berawal dari apa yang dimakan oleh seseorang. Sehingga sangat penting bahwa siapapun perlu memperhatikan apa yang dimakannya dan adanya program ketat dari pemerintah, serta pengawasan yang sangat massif tentang asupan gizi dari masyarakat.  Dengan pengawalan serta edukasi yang maksimal dari pemerintah, serta kesadaran diri dari setiap individu masyarakat, maka angka kesehatan akan naik sebab terkendalinya asupan gizi yang mampu menjaga sistem kekebalan alami dalam tubuh tetap kuat untuk melawan berbagai penyakit dan benda asing yang dapat mengganggu kesehatan.

Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *