Metode Penelitian Sejarah

metode penelitian sejarah
Foto by Canva, Research Oleh studiocasper

Metode Penelitian Sejarah – Dalam meneliti peristiwa sejarah terdapat strategi untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hal yang harus dikerjakan terlebih dulu adalah membuat rancangan penelitian. Dengan adanya rancangan atau langkah-langkah penelitian lebih memudahkan pekerjaan pada saat di lapangan.

Nah, pada artikel ini akan saya bahas tentang apa itu metode penelitian sejarah juga berbagai jenis dan bentuk dalam metode ini. Akan saya bahas juga langkah-langkah dalam melakukan penelitian sejarah. Semoga dengan artikel ini dapat membantu kalian dalam melakukan penelitian.

Okelah sob langsung saja kita masuk pada pembahasannya.

Pengertian Metode Penelitian Sejarah

Metode penelitian sejarah adalah suatu cara atau teknik yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Bisa juga diartikan sebagai instrumen untuk merekontruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah berbagai kisah (history as written). Di dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut juga dengan metode sejarah.

Metode penelitian sejarah pada prinsipnya digunakan untuk menjawab enam pertanyaan (5W + 1H) yang menjadi elemen dasar penulisan sejarah. Enam pertanyaan tersebut antara lain:

  1. What (apa).
  2. When (kapan).
  3. Where (dimana).
  4. Who (siapa).
  5. Why (mengapa).
  6. How (bagaimana).

Metode penulisan sejarah menurut para ahli:

Pendapat E.H Carr

Metode penelitian sejarah adalah sebagai proses sistematis dalam mencari data agar dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena dari masa lalu untuk mendapatkan  pemahaman yang lebih baik dari suatu institusi, praktek, tren, keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan.

Pendapat Jack. R Fraenkel dan Norman E. Wallen

Metode penelitian sejarah  adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Pada penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan umumnya menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.

Baca Juga: Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Jenis-Jenis Metode Penelitian Sejarah

Jenis metode penelitian sejarah secara umum dapat dibagi menjadi empat macam:

1. Penelitian Sejarah Komparatif

Apabila penelitian dengan metode sejarah dilakukan untuk mencari perbandingan faktor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu sumber masa lalu, maka penelitian ini dinamakan penelitian sejarah komparatif. Contohnya, ingin membandingkan sistem pembelajaran di Jawa dan Cina pada masa Kerajaan Majapahit.

Nah, dalam hal ini peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis.

2. Penelitian Sejarah Biografis

Metode penelitian sejarah biografis digunakan untuk meneliti latar belakang kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamika pendidikan biografis. Pada penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan ataupun pengaruh pemikiran.

Intinya pada penelitian ini ialah meneliti semua kegiatan yang dilakukan dan kegiatan yang penting dalam menghasilkan karyanya. Mulai dari biodata kecil hingga sampai akhir hayat, Sumber data sejarah yang didapatkan berasal dari:

  • Surat-surat pribadi.
  • Buku harian.
  • Hasil karya seseorang.
  • Karangan-karangan seseorang tentang figur yang sedak diteliti.

3. Penelitian Sejarah Bibliografis

Metode penelitian sejarah bibliografis digunakan untuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli pada suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam penelitian biografis.

Penelitian ini meliputi hasil pemikiran ide yang telah ditulis oleh para ahli. Kegiatan ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan melakukan penerbitan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi.

4. Penelitian Sejarah Yuridis Atau Legal

Apabila pada metode penelitian sejarah ingin menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum non formal dalam masa lalu. Maka penelitian sejarah tersebut di golongkan dalam penelitian yuridis.

Misalnya, peneliti ingin mengetahui dan menganalisis tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat hukum adat serta dampaknya terhadap suatu masyarakat pada masa lalu, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh hukum tersebut atas masyarakat.

Bentuk Penulisan Metode Penelitian Sejarah

Bentuk penulisan berdasarkan ruang dan waktu dibagi menjadi tiga bentuk, antara lain:

1. Penulisan Sejarah Kolonial

Bentuk penulisan ini memiliki ciri Nederland o sentris (eropa sentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi, serta memiliki sifat institusional.

2. Penulisan Sejarah Tradisional

Pada umumnya karya sejarah tradisional kuat dalam hal genealogi, tetapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Untuk tekanan penggunaan sejarah ini sebagai bahan pengajaran agama.

Dengan adanya kingship (konsep mengenai raja), pertimbangan kosmologis, dan antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat

3. Penulisan Sejarah Nasional

Bentuk penulisannya ini menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme.

Baca Juga: Metode Penelitian Deskriptif

Langkah-Langkah Metode Penelitian Sejarah

Pada umumnya sebelum melakukan penelitian, kita harus faham dengan langkah-langkah atau caranya terlebih dahulu. Sebab kita harus mengikuti urutan penelitian sejarah yang ada, untuk mendapatkan hasil  yang lebih memuaskan.

Strategi-strategi penelitian sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber lalu melakukan pengujian kebenaran dan melakukan interpretasi hingga tahap akhir, yaitu penulisan sejarah dan mengemukakan fakta yang di dapat. langkahnya sebagai berikut:

1. Mencarai Topik

Pada dasarnya suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan diteliti. Dalam lingkup sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa syarat antara lain:

  • Pokok masalah pada topik harus mempunyai arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
  • Untuk topik usahakan harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian. Pada hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness topic).
  • Pada masalah yang terdapat dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Syaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.

Walaupun topik sangat menarik dan dan mempunyai arti penting, tetapi bila sumber-sumbernya, khususnya pada sumber utama tidak diperoleh, masalah pada topik tidak akan bisa diteliti. Sebab itu, calon peneliti harus mempunyai wawasan luas tentang sumber, khususnya pada sumber tertulis.

2. Heuristik

Kata Heuristik berasal dari bahasa Yunani, heuriskein, artinya menemukan. Jadi pengertian langkah heuristik adalah suatu tahap untuk mencari, menemukan, serta mengumpulkan sumber-sumber atau berbagai data yang relevan dangan topik penelitian.

Tujuannya untuk mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah pada masa lalu.

Agar dapat menemukan sumber sejarah tersebut, seorang peneliti harus dapat mencarinya dibagian dokumen sebagai berikut:

  • Peneliti dapat mengunjungi situs sejarah dari topik tersebut.
  • Dapat menggunakan metode kepustakaan atau arsip nasional.
  • Melakukan berbagai wawancara untuk melengkapi data, sehingga dapat menunjang terwujudnya sejarah yang mendekati kebenaran atau fakta.

Pada dasarnya, sejarah yang terjadi pada masa lalu mempunyai begitu banyak masa dan bagian (seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya), sehingga mempunyai sumber data yang bermacam-macam. Oleh sebab itu, perlu adanya klasifikasi data dari banyaknya  sumber tersebut.

Data-data yang berhasil dikumpulkan merupakan data yang sangat berharga. Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk meneliti peristiwa sejarah pada masa lalu.

Menurut sumbernya data sejarah dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Sumber sejarah primer, merupakan sumber asli atau sumber yang dibuat pada waktu terjadinya peristiwa. Bisa juga dikatakan dibuat oleh tangan pertama, misalnya data laporan kolonial.
  2. Sumber sejarah sekunder, merupakan sumber yang menggunakan sumber primer sebagai bahan utamanya. Bisa juga dikatakan dibuat oleh tangan kedua, misalnya buku, skripsi, dan tesis.

3. Veritifikasi Atau Kritik

Veritifikasi merupakan langkah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Pada pembahasan sejarah, veritifikasi mempunyai arti pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.

Veritifikasi terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut dua aspek, yaitu:

  • Aspek Intern.
  • Aspek Ekstern.

Aspek Intern

Aspek ini membahas tentang isi yang terdapat pada sumber itu dapat memberikan informasiyang diperlukan, misalnya berupa proses analisis terhadap suatu dokumen.

Aspek Ekstern

Aspek ekstern membahas tentang keaslian pada sumber, sehingga sang peneliti harus dapat menguji tentang kebenaran dokumen sejarah tersebut. Pada aspek ini harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
  2. Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?
  3. Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (integritas)?

Apabila telah dirasa mendapat kepastian bahwa sumber itu merupakan sumber yang benar atau asli, lalu dilakukan kritik intern.

Kritik intern dilakukan sebagai bukti bahwa informasi yang terkandung dalam sumber dapat dipercaya.

Kritik penilaian intrinsik terhadap sumber dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Menentukan sifat sumber itu (apakah resmi (formal) atau tidak resmi (informal).
  • Memperhatikan penulis dari sumber tersebut, karena dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan.
  • Membandingkan kesaksian dari berbagai sumber.

4. Interpretasi

Interpretasi merupakan kegiatan menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dalam ilmu penelitian interpretasi diartikan sebagai penafsiran peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.

Penafsiran dalam hal ini harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa, sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal.

Dalam hal ini, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para akademisi juga dituntut untuk mencari landasan  interpretasi yang mereka gunakan.

5. Historiografi

Nama historiografi berasal dari kata historia, artinya sejarah dan graphia artinya penulisan. Jadi historiografi adalah tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah.

Menulis kejadian sejarah tidak hanya menyusun dan merangkai fakta-fakta dari hasil penelitian, Namun harus menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian.

Nah sebab itu, menuliskan sejarah membutuhkan kepandaian dan keahlian

Historiografi yang baik pada umumnya memunculkan latar belakang, kronologi peristiwa, analisis sebab akibat, dan juga uraian mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta kesimpulan.

Tahap-tahap penelitian sejarah Historiografi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

  1. Historiografi naratif, merupakan bentuk penulisan sejarah yang berisi rekaman peristiwa atau tindakan pelaku secara pribadi yang berlangsung dalam waktu tertentu.
  2. Historiografi strukturalis, merupakan bentuk penulisan sejarah yang berisi perubahan yang terjadi di masyarakat. Historiopgrafi ini sering juga disebut sejarah sosial.

Historiografi memiliki tiga bentuk antara lain:

  1. Bentuk Narasi, isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan apa yang di informasikan oleh sumber sejarah.
  2. Bentuk Deskriptif, isinya lebih detail dan kompleks dibandingkan dengan narasi.
  3. Bentuk Analistis, isinya lebih banyak berorientasi pada penelaahan masalah.

Baca Juga: Metode Penulisan Makalah

Kesimpulan

Pada intinya, penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada aturan-aturan metode penelitian sejarah. Nah, jika tidak berdasarkan aturan tersebut, maka akan menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh sebab itu peneliti sejarah harus memahami aturan-aturan dalam metode penelitian sejarah dan mampu menerapkannya, agar penelitian menghasilkan karya sejarah ilmiah.

Penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menghasilkan keterangan atau solusi permasalahan yang sedang diteliti. Keterangan itu diperoleh dari analisa, untuk mempertajam analisa dalam proses penulisan sejarah, aplikasi, teori sejarah diperlukan untuk menunjang kegiatan ini. Nah, mungkin hanya itu saja yang dapat saya jelaskan semoga membantu kalian dan menambah ilmu pengetahuan kalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *