8+ Perbedaan Candi Hindu dan Budha

Perbedaan Candi Hindu dan Budha

Balaibahasajateng.web.id, Perbedaan Candi Hindu dan Budha – Jika mempelajari tentang sejarah yang terdapat di negara Indonesia, pastinya banyak sekali, seperti tentang agama Hindu dan Budha dengan berbagai peninggalannya. Dalam bangunan candi saja misalnya, terdapat beberapa perbedaan, seperti dari segi fungsi, bentuk dan strukturnya. Pada setiap agama pasti memiliki tradisi atau adat tersendiri, begitu juga yang diterapkan pada bangunan candi.

Selain candi, masih banyak juga peninggalan dari sisa-sisa kerajaan yang bercorak agama Hindu dan Budha. Pada artikel ini, akan saya jelaskan untuk sobat tentang beberapa perbedaan yang ada pada keduanya, yakni yang bercorak Hindu dan Budha. Semoga dapat menambah pengetahuan tentang sejarah pada masa lalu.

Yuk langsung saja kita masuk ke pembahasan utama.

1. Perbedaan Candi Hindu dan Budha Dari Segi Fungsi

Perbedaan candi Hindu dan Budha yang pertama terletak pada segi kegunaannya. Pada Candi yang bercorak agama Hindu umumnya digunakan sebagai makam raja-raja Kerajaan Hindu yang berkuasa. Namun, pada candi yang bercorak agama Budha umumnya digunakan sebagai tempat ibadah.

Berdasarkan olah identifikasi, fungsi ini diketahui dari adanya fakta bahwa sering ditemukannya abu dari hasil sisa pembakaran jenazah, diperkirakan merupakan abu jenazah para raja dalam candi yang bercorak agama Hindu.

2. Perbedaan Candi Hindu dan Budha Struktur

Perbedaan selanjutnya terdapat pada struktur candi, pada umumnya perbedaan candi bercorak Hindu dan Budha terlihat sangat mencolok.

1. Struktur Candi bercorak Hindu

  • Bhuvarloka (Tubuh Candi)

Bagian bhurloka terletak pada bagian tengah candi, Bhurloka dianggap sebagai simbol atau tempat pensucian manusia agar batiniyahnya menjadi sempurna. Pada bagian ini juga dilengkapi dengan pintu yang bagian atasnya terdapat “kalamakara“.

Kalamakara adalah kepala kara yang menyerupai iblis, dimana kepalanya berbentuk hewan perpaduan antara buaya, macan, dan ikan. Bentuk ini dikarenakan ia dikutuk oleh Sang Hyang Widhi, pada akhirnya ia juga memakan dirinya sendiri dan hanya meninggalkan bagian kepalanya saja.

  • Svarloka (Atap Candi)

Candi bercorak hindu  terdapat struktur svarloka, digunakan sebagai lambang dunia para dewa dan jiwa-jiwa yang telah mencapai kesempurnaan. Pada bagian atas candi bercorak hindu memiliki bentuk limas dengan tiga tingkatan. Tingkatan bagian atas berbentuk kerucut, lalu pada bagian atap candi dilengkapi dengan rongga yang berbentuk batu persegi bergambar bentuk bunga teratai. Atap ini sering dipakai sebagai simbol tahta dewa.

  • Bhurloka( Kaki Candi)

Bhurloka adalah struktur kaki candi. Bagian ini terletak pada dasar candi, merupakan lambang alam bawah  atau dunia bawah. Tempat ini disebut alam bawah karena dihuni oleh makhluk golongan bawah, misalnya asura, manusia, hewan, raksasa dan juga makhluk halus.

Baca Juga: Perbedaan Monokotil Dan Dikotil

2. Struktur Candi bercorak Budha

  • Kamadhatu

Kamadhatu merupakan tingkatan paling bawah pada candi bercorak Budha. Untuk tingkatan paling bawah candi, digunakan sebagai lambang dunia manusia yang dipenuhi oleh nafsu. Pada dunia tersebut bertentangan dengan ideologi dan ajaran Budha karena timbul berbagai bentuk nafsu. Bagian kamadhatu juga diartikan sebagai kehidupan anak manusia dalam memanjakan dirinya dengan berbagai bentuk kehidupan duniawi, nafsu, sikap egois dan hedonis.

  • Arupadhatu

Arupadhatu merupakan struktur paling atas pada candi bercorak Budha. Untuk bagian teratas candi tersebut artinya tidak berwujud atau tidak berupa. Pada tingkatan paling atas candi ini digunakan sebagai lambang manusia yang tidak mempunyai ikatan dan nafsu, tetapi tidak sampai tingkat nirwana.

Bagian arupadhatu berbentuk stupa yang didalamnya terdapat rongga untuk patung Budha. Sama halnya Candi Borobudur yang tingkatan tertingginya terdapat satu stupa besar dibagian paling atas dan ditambahkan dengan 10 stupa kecil lainnya. Pada bagian stupa besar Candi Borobudur memiliki patung Budha yang kurang sempurna, tetapi patung tersebut telah dipindahkan ke museum Karmawibhangga.

  • Rupadhatu

Rupadhatu merupakan struktur bagian tengah pada candi bercorak agama Budha. Untuk tingkatan ini digunakan sebagai lambang dunia yang bebas nafsu tetapi mempunyai bentuk dan rupa. Bagian rupadhatu juga digunakan sebagai lambang jembatan alam atas (Arupadhatu) dengan alam bawah (Kamadhatu). Pada struktur tengah ini memiliki relief yang memaparkan kegiatan Buddha mengajar di Taman Lumbiri sehari hari.

3. Perbedaan Candi Hindu dan Budha Segi Arca

Contoh arca Candi
Contoh arca Candi/canva.com

Karena sebagai bukti fisik dari 2 agama yang berbeda, maka keberadaan arca-arca yang menjadi hiasan dalam candi Hindu dan candi Budha juga berbeda. Untuk perbedaan arca candi Hindu dan Budha adalah candi Hindu umumnya dihiasi oleh arca-arca trimurti atau 3 dewa utama dalam ajaran Hindu yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa, sedangkan Candi Budha umumnya dihiasi oleh arca-arca Budha.

Baca juga : Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup

4. Perbedaan Arah Pintu Utama

Pada tata Letak pintu utama antara candi Hindu dan Budha juga berbeda. Untuk candi Hindu, pintu utama umumnya terletak di arah barat candi, sedangkan pada candi Budha, pintu utama biasanya terletak di arah timur candi.

Sejarah merupakan salah satu identitas bangsa, jadi kita harus faham tentang sejarah-sejarah masa lalu yang ada di Indonesia.

5. Perbedaan Bahan Pembuatan

Perbedaan selanjutnya bisa dilihat dari bahan bangunan yang digunakan keduanya. Candi hindu umumnya menggunakan bahan berupa batu merah yang tidak dibakar, beberapa di antaranya bahkan ada yang berupa batu bata biasa. Sedangkan pada bangunan candi Budha biasanya menggunakan bahan batu andesit yang dipotong sedemikian rupa.

6. Perbedaan Segi Bentuk

Dari segi bentuknya, perbedaan candi Hindu dan Budha juga dapat dilihat. Pada bentuk yang bercorak agama Hindu umumnya mempunyai bentuk yang lebih ramping, sedangkan pada corak agama Budha memiliki bentuk yang lebih tambun. Kalian bisa membandingkan bentuk Prambanan yang merupakan candi Hindu dan bentuk Borobudur yang merupakan candi Budha.

7. Perbedaan Bentuk Puncak

Pada bagian bentuk puncak antara candi Hindu dan Budha secara fisik juga terlihat berbeda. Untuk bentuk puncak pada candi yang bercorak agama Hindu umumnya meruncing dan disebut Ratna, sedangkan untuk bentuk puncak pada yang bercorak agama Budha lebih tambun dan disebut stupa. Serupa dengan perbedaan aliran Syiah dan Sunni.

Baca Juga : Perbedaan Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik

8. Hiasan Relief

relief candi
Relief Candi / @canva.com

Pada bentuk yang bercorak agama Hindu umumnya hiasan relief terlihat lebih rendah dan teksturnya tidak menonjol, sedangkan pada bentuk yang bercorak agama Budha umumnya hiasan reliefnya terlihat tinggi dan teksturnya menonjol.

Berikut ini contoh candi Hindu dan Budha di Indonesia:

  • Candi Prambanan – Sleman, Yogyakarta.
  • Candi Dieng – Wonosobo, Jawa Tengah.
  • Candi Gedong Songo – Semarang, Jawa Tengah.
  • Candi Jago – Malang, Jawa Timur.
  • Candi Arca Gupolo – Sleman, Yogyakarta.
  •  Candi Sukuh – Karanganyar, Jawa Tengah.
  • Candi Cetho – Karanganyar, Jawa Tengah.
  • Candi Penataran – Blitar, Jawa Timur.
  • Candi Cangkuang – Garut, Jawa Barat.
  • Candi Gunung Sari – Magelang, Jawa Tengah.
  • Candi Gunung Wukir – Magelang, Jawa Tengah.
  • Candi Sambisari – Sleman, Yogyakarta.
  • Candi Borobudur – Magelang, Jawa Tengah.
  • Candi Kalasan – Sleman, Yogyakarta.
  • Candi Mendut – Magelang, Jawa Tengah.
  • Candi Pawon – Magelang, Jawa Tengah.
  • Candi Brahu – Mojokerto, Jawa Timur.
  • Candi Banyunibo – Sleman, Yogyakarta.
  • Candi Muara Takus – Kampar, Riau.
  • Candi Muaro Jambi – Muaro Jambi, Jambi.
  • Candi Bahal – Padang Lawas, Sumatera Utara.
  • Candi Jabung – Probolinggo, Jawa Timur.
  • Candi Plaosan – Klaten, Jawa Tengah.
  • Candi Sewu.

Penutup

Nah, mungkin hanya itu saja ya sobat informasi yang dapat saya jelaskan perbedaan candi yang bercorak Hindu dan candi yang bercorak Budha secara singkat. Sedangkan perbedaan utama antara candi hindu dan candi budha terletak pada fungsi dan bentuknya.

Semoga dengan sedikit penjelasan ini dapat membantu dan menambah pengetahuan Anda, serta cukup sekian apa yang saya berikan salam dari penulis untuk sobat dimanapun berada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *