Balaibahasajateng.web.id, Bagaimana Cara Hidup Bakteri? – Umumnya bakteri tidak memiliki klorofil, sehingga bakteri tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Cara hidup bakteri sangat bermacam-macam, tergantung dari jenis bakteri itu sendiri.
Pada kesempatan kali ini, akan sedikit saya jelaskan kepada sobat tentang cara hidup bakteri meliputi cara mendapatkan makan, cara bakteri bernafas, dan juga cara bakteri berkembang biak.
Untuk lebih singkatnya, langsung saja sobat kita masuk ke pembahasan utama.
Cara Hidup Bakteri Mendapatkan Makan
Berdasarkan cara bakteri mendapatkan makanannya, bakteri di golongkan menjadi dua macam, bakteri heterotrof dan autotrof. Untuk penjelasannya sebagai berikut:
Bakteri Heterotrof
Cara hidup bakteri heterotrof adalah dengan cara mendapatkan makanannya dari organisme lain. Biasanya berupa bahan makanan seperti bahan organik yang ada di sekitarnya. Umumnya, sebagian besar bakteri jenis heterotrof tidak mengandung klorofil, sehingga tidak dapat memproduksi makanannya secara sendiri.
Berdasarkan makanannya, bakteri heterotrof di bagi menjadi 2, yaitu :
- Bakteri Parasit.
- Bakteri Saprofit.
Bakteri Parasit
Bakteri parasit merupakan bakteri yang mendapatkan makanannya dari organisme yang ditumpanginya. Misalnya adalah Familia spirochaetaceae yang ada pada usus hewan moluska bercangkang dua, Familia treponemataceae yang ada pada hewan vertebarata dan manusia, Borrelia burgdorferi, Borrelia recurrentis dan Borrelia novyi.
sebagian bakteri jenis parasit, ada yang menyebabkan penyakit pada inangnya (bakteri patogen) dan sebagian lainnya tidak (bakteri apatogen).
Bakteri Saprofit
Bakteri saprofit merupakan bakteri yang mendapatkan makanannya dari sisa-sisa organisme yang telah mati. Cara yang digunakan adalah dengan mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik melalui proses fermentasi dan respirasi.
Proses penguraian ini pada umumnya menghasilkan gas metana, karbondioksida, asam sulfur, nitrogen, hidrogen dan nitrat. Contoh dari jenis bakter saprofit adalah Thibacillus denitrificans, Escherichia coli, Clostridium sporageus, Desulfovirio desulfuricans, Methanobacterium ruminatum, dan Metanobacterium omelianski.
Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat menghasilkan makanannya sendiri dari senyawa anorganik dengan melakukan proses pengubahan.
Berdasarkan cara proses pengubahan senyawa anorganiknya, bakteri autotrof di bagi menjadi 2, yaitu :
- Bakteri fotoautotrof.
- Bakteri kemoautotrof.
Bakteri Fotoautotrof
Bakteri fotoautotrof merupakan bakteri yang membuat makanannya dengan di bantu oleh energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Yang termasuk bakteri fotoautotrof adalah bakteri hijau, yang mempunyai pigmen hijau yang disebut bakterioklorofil dan bakteri ungu, yang mempunyai pigmen kuning, merah, dan ungu, atau sering disebut bakteriopurpurin.
Bakteri Kemoautotrof
Bakteri kemoautotrof merupakan bakteri yang membuat makanannya dengan menggunakan bantuan dari energi kimia, seperti Nitrosococcus, Nitrosocystis, Nitrosomonas dan Nitrospira.
Baca Juga : Ruang Lingkup Biologi
Cara Hidup Bakteri Sistem Pernafasan (Respirasi)
Pada proses sistem pernafasan (respirasi), sebagian jenis bakteri membutuhkan oksigen dan juga ada yang tidak. Berdasarkan dari sumber oksigen yang dibutuhkan dalam proses sistem pernafasan, bakteri di bagi menjadi :
- Bakteri anaerob obligat, merupakan baketri yang hanya dapat tumbuh pada lingkungan miskin oksigen dan oksigen bersifat toksik pada bakteri tersebut. Misalnya : Clostridium tetani.
- Bakteri mikroaerofilik, merupakan bakteri yang dapat tumbuh baik hanya pada lingkungan dengan tekanan oksigen rendah.
- Bakteri aerob obligat, merupakan bakteri yang hanya dapat tumbuh pada lingkungan beroksigen. Misalnya : Hidrogomonas dan Nitrobacter.
- Bakteri anaerob aerotoleran, merupakan bakteri yang tidak mati saat terpapar oksigen.
- Bakteri anaerob fakulatif, meruapakan bakteri yang dapat tumbuh baik sebagai aerob maupun anaerob. Misalnya : Escherichia coli, Shigella, Salmonella thypose.
Sistem metabolisme pada bakteri jenis anaerob aerotoleran dan obligat bersifat fermentatif kuat. Sedangkan pada bakteri jenis anaerob fakulatif, metabolisme respirasi terjadi hanya jika ada oksigen, namun tidak terjadi fermentasi. Reaksi enzimatik terjadi ketika bakteri tumbuh dalam lingkungan yang memiliki udara.
Cara Hidup Bakteri Perekembang Biakan (Reproduksi)
Cara hidup bakteri dalam proses berkembang biakan, umumnya, bakteri berkembang biak dengan cara vegetatif atau dengan aseksual. Tetapi, secara keseluruhan terdapat 4 cara reproduksi bakteri, yaitu :
Pembelahan Biner
Pembelahan jenis biner adalah proses berkembang biak (reproduksi) dengan cara aseksual melalui pembelahan sel. Pada saat proses pembelahan sel, material genetik dalam sel juga menduplikasi diri dengan cara membelah menjadi dua (pembelahan meiosis) dan mendistribusikan dirinya masing-masing pada dua sel baru tersebut.
Pembelahan biner terjadi sangat singkat, yaitu sekitar setiap kurang lebih 20 menit sekali dalam kondisi lingkungan yang optimal.
Transduksi
Tranduksi adalah proses berkembang biak (reproduksi) di mana virus menyisipkan gen baru ke dalam sel tubuh bakteri. Proses ini banyak digunakan untuk menghasilkan bakteri penghasil insulin.
Transformasi
Transformasi adalah proses berkembang biak (reproduksi) dengan cara mengambil gen dari bakteri yang sudah mati di sekitarnya.
Konjugasi
Konjugasi merupakan proses berkembang biak (reproduksi) seksual dengan cara pertukaran bahan genetik antara dua bakteri sebelum membelah diri, sehingga bakteri baru yang dihasilkan mempunyai gen baru.
Pertukaran genetik ini terjadi melalui pili sex.
Tempat Hidup Bakteri
Cara hidup bakteri pada tempat hidup yang baik adalah pada suatu medium yang mengandung satu atau lebih nutrisi yang dibutuhkan. Setiap jenis bakteri hanya dapat hidup dengan medium dan nutrisi yang sesuai.
Medium tempat untuk hidup bakteri dikelompokkan berdasarkan sumber medium, tujuan, kultivasi, bentuk fisik medium, dan lain-lain.
Berdasarkan sumber mediumnya, medium dibagi menjadi :
- Alamiah (misal susu).
- Buatan (misal zat-zat kimia tertentu).
Berdasar bentuk fisik, medium dikelompokkan menjadi :
- Padat (misal kaldu agar).
- Semi padat (misal agar lunak).
- Cair (misal kaldu cair), dan lain-lain.
Medium yang baik sebagai tempat tumbuh bakteri ialah medium yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri untuk pertumbuhan dan aktivitas bakteri. Setiap jenis bakteri membutuhkan nutrisi yang berbeda satu sama lain. Berbagai nutrisi tersebut di antaranya adalah :
- Energi yang bersumber dari senyawa kimia (kemotrof) serta energi cahaya (fototrof).
- Sumber nitrogen dalam bentuk nitrogen organik (melalui sintesis protein dan metabolisme asam amino) dan garam nitrogen anorganik (kalium nitrat)
- Air.
- Sumber karbon yang bersifat baik berupa karbon organik (dalam proses metabolisme karbohidrat), maupun karbon anorganik (karbondioksida).
Baca Juga : Apa Perbedaan Virus dan Bakteri serta Sel?
Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Bakteri
Pada proses pertumbuhannya, bakteri memerlukan kondisi lingkungan yang mendukung. Namun, pada umumnya bakteri dikenal sebagai organisme yang cukup “cerdas” dengan kata lain, bakteri mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk dapat beradaptasi dengan berbagai jenis lingkungan yang tidak optimal untuk organisme lain.
Setiap jenis bakteri mempunyai karakteristik tersendiri dalam cara hidup dan tingkat kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Agar bakteri dapat tumbuh secara optimal, bakteri membutuhkan beberapa nutrisi dan sumber makanan, energi, dan kondisi lingkungan yang sesuai.
Berikut ini adalah berbagai faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri.
- Ketersediaan Nutrisi
Setiap bakteri mempunyai kebutuhan nutrisinya sendiri-sendiri. Bakteri jenis autotrof membutuhkan garam anorganik, karbondioksida dan air untuk pertumbuhannya. Jenis bakteri kelompok ini mensintesa karbondioksida menjadi metabolit organik esensial.
Sedangkan untuk bakteri heterotrof membutuhkan karbon organik dari alam (misal glukosa) untuk tumbuhan dengan baik. Terdapat ratusan senyawa organik di alam yang dapat menjadi sumber karbon bagi masing-masing jenis bakteri yang berbeda.
Selain dari karbon, sejumlah ion anorganik juga dibutuhkan oleh semua jenis bakteri. Contohnya adalah nitrogen, sulfur dan fosfor yang terdapat pada senyawa biologik, serta magnesium, kalium, dan kalsium pada bakteri yang berhubungan dengan polimer anionik tertentu, dan lain-lain.
Magnesium yang terdapat pada bakteri digunakan untuk menstabilkan fungsi ribosom, asam nukleat, dan membran sel, serta dibutuhkan juga dalam aktifitas enzim. Sedangkan kalium digunakan untuk aktivitas enzim.
- Kondisi Osmotik
Pada umumnya, larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel bakteri lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian besar jenis bakteri, kecuali pada jenis bakteri mycoplasma, mengembangkan sistem transportasi kompleks dan pengatur sensor osmotik untuk menjaga keadaan osmotik untuk tetap seimbang.
Jika keadaan osmotik tidak seimbang, maka bakteri akan mengalami kerusakan dinding sel. Untuk bakteri Escherichia coli serta beberapa bakteri Gram-negatif, terdapat dua bagian cairan. Cairannya adalah sitoplasma pada membran dalam dan periplasma di antara membran luar dan membran dalam.
Saat bakteri berada di lingkungan dengan tingkat osmolaritas rendah, maka membran sitoplasma akan mengembang sebagai pencegah perubahan osmolaritas di daerah periplasma.
Baca Juga : Struktur Sel Bakteri dan Fungsinya
- Temperatur Optimal
Setiap jenis bakteri juga memerlukan temperatur atau suhu yang optimal untuk tumbuh. Bakteri juga memiliki temperatur optimal dimana mereka dapat tumbuh serta berkembang dengan baik dan cepat.
Setiap bakteri juga memiliki rentang temperatur sendiri agar dapat membelah dengan baik dan juga untuk menghindari kerusakan yang terjadi akibat temperatur yang tidak optimal. Jika temperatur untuk organisme lain optimal, biasanya juga tergolong optimal bagi bakteri.
Jenis bakteri patogen yang terdapat pada manusia dapat bertumbuh serta berkembang dengan baik pada suhu normal manusia, yaitu sekitar 37 Cº.
- Ketersediaan Oksigen dan Karbondioksida
Oksigen dibutuhkan bagi jenis bakteri aerob untuk proses respirasi dan reaksi enzimatik. Sedangkan untuk bakteri aerob obligat dan aerob toleran, proses metabolisme oksigen menyebabkan terjadinya proses fermentasi.
Pada jenis bakteri aerob fakulatif, metabolisme oksigen tidak menyebabkan proses fermentasi, namun reaksi enzimak yang menghasilkan radikal peroksida dan hidrogen peroksida. Peroksidase dapat mengakibatkan kerusakan H2O2 dan juga O2, sehingga bakteri dapat tumbuh dengan baik walaupun mengandung oksigen.
Karbondioksida, menjadi salah satu sumber utama pada jenis bakteri fotolitotrof dan kemolitotrof yang berfungsi untuk proses fiksasi CO2 heterotrof dan sintesis asam lemak.
- Derajat Kesamaan (pH)
Bakteri juga mempunyai rentang derajat kesamaan (pH) tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik. Pada jenis bakteri patogen, rentang pH optimalnya adalah 7,2 hingga 7,6. Untuk bakteri jenis fermentatif mempunyai rentang nilai pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri aerob fakulatif.
Jenis produk fermentatif yang dihasilkan bersifat asam, dan jumlahnya yang banyak dapat mengakibatkan ketidakseimbangan derajat pH. Tetapi, sebagian jenis bakteri mengatasinya dengan menginduksi jalur metabolisme baru untuk menghasilkan butanol (Clostridium acetobutylicum) dan butanediol (Klebsiella aerogenes).
Baca juga: Perbedaan Sel Prokariotik Dan Sel Eukariotik
Kesimpulan
Dengan mengetahui cara hidup bakteri akan dapat memberikan kita pengetahuan tentang bagaimana mengendalikan dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari organisme bakteri ini. Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa bakteri juga mempunyai peran yang sangat signifikan , baik yang merugikan atau yang menguntungkan.
Bentuk perlakuan yang salah akan menimbulkan perkembangan bakteri merugikan yang tidak terkendali, bahkan memusnahkan bakteri yang menguntungkan manusia dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Dengan kita sudah mengetahui cara hidup bakteri dan melakukan perlakuan yang benar sesuai dengan porsinya dalam kehidupan. Bakteri bahkan akan dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
Nah, mungkin hanya itulah sedikit pengetahuan yang dapat saya bagikan kepada sobat tentang cara hidup bakteri. Semoga dengan sedikit pengetahuan ini dapat membantu dan menambah pengetahuan sobat semua.