Opini  

Pupuk Organik vs Pupuk Anorganik, mana yang lebih baik? Kenali jenis-jenis pupuk ini

jenis pupuk
Foto by Canva / butiran pupuk berwarna-warni Oleh hanohiki

Jateng, Jenis Jenis Pupuk – Pupuk adalah bahan organik maupun bahan anorganik yang terdiri dari zat hara, yang dibutuhkan oleh media tanam atau tumbuhan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.

Dengan tujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan produktivitas tumbuhan tersebut, sehingga tumbuhan hidup sehat dan berkembang. Pupuk mengandung berbagai unsur hara yang diperlukan tanaman untuk kelangsungan hidupnya.

Dahulu pupuk hanya terbuat dari kotoran hewan, tanaman mati, dan arang kayu. Namun setelah pupuk Anorganik (kimia) ditemukan dan semakin berkembang, pupuk kimia pun menjadi pilihan utama untuk digunakan dalam pertanian hingga sekarang.

Selain lebih praktis dan harganya terjangkau oleh para petani, pupuk anorganik lebih unggul daripada pupuk organik. Sehingga tak heran, jika banyak petani lebih memilih pupuk Anorganik ini.

Jika dilihat dari jenis pupuk dan fungsinya, maka pupuk bisa dibedakan menjadi tiga jenis utama. Yaitu pupuk organik, pupuk anorganik (kimia), dan pupuk hayati. Pupuk organik dibuat dari sisa-sisa makhluk hidup, baik tumbuhan atau hewan yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.

Berbeda dengan pupuk organik yang terbuat dari pembusukan makhluk hidup, pupuk anorganik dibuat oleh pabrik dengan cara menggabungkan macam-macam bahan kimia.

Dengan persentase kandungan unsur hara tertentu, sesuai dengan kebutuhan tanah dan tumbuhan pada umumnya. Selain pupuk organik dan anorganik, para petani juga menggunakan pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme agensia hayati.

Jenis Pupuk Organik, Anorganik, dan Hayati

Pupuk Organik

Pupuk Organik sebagian besar terbuat dari makhluk hidup, baik tumbuhan atau hewan yang telah mengalami proses pembusukan. Bahan-bahan tersebut antara lain kotoran hewan, hewan dan tumbuhan yang mengalami pembusukan, dan cacing.

Pupuk organik dibuat dalam dua jenis yaitu padat maupun cairan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tumbuhan dan memperbaiki sifat kimiawi, biologi, dan fisik tanah.

Yang termasuk dalam pupuk organik antara lain ; Pupuk kandang (terbuat dari kotoran hewan seperti sapi, kerbau, kuda, ayam, bebek), pupuk kompos (terbuat dari campuran antara hewan dan tumbuhan yang mengalami pembusukan), pupuk hijau (terbuat dari pelapukan dan pembusukan tanaman sisa panen seperti jagung, padi, tebu, tanaman air), humus dan pupuk organik buatan.

Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dengan proses fisika, kimia, dan biologis. Sebagian besar pupuk anorganik dibuat oleh pabrik, karena bahan dan prosesnya memang membutuhkan alat khusus.

Jika dilihat dari jenis unsur hara yang dimilikinya, pupuk anorganik dibedakan menjadi dua yaitu tunggal dan majemuk. Pada pupuk tunggal hanya mengandung satu unsur hara saja dalam satu jenis pupuk. Namun pada pupuk majemuk, unsur hara yang dimilikinya lebih dari satu jenis.

Unsur hara yang terdapat pada pupuk tunggal biasanya hanya unsur hara makro primer, sedangkan pada pupuk majemuk unsur hara yang terkandung disesuaikan dengan kebutuhan  tanaman tersebut.

Pupuk majemuk dianggap lebih praktis penggunaannya, karena dengan sekali penggunaan tanaman dapat memperoleh berbagai jenis unsur hara yang dibutuhkan. Yang termasuk dalam pupuk Anorganik antara lain ; pupuk NPK, ZA, Tsp, dan Urea.

Baca juga: Perbedaan pupuk organik dan anorganik

Pupuk Hayati

Pupuk hayati terbuat dari organisme hidup yang mempunyai kemampuan untuk menyuburkan tanah dan nutrisi untuk tanaman.

Peraturan Menteri Pertanian Indonesia tidak memasukan pupuk ini kedalam pupuk organik, melainkan digolongkan sebagai pembenah unsur tanah. Sehingga pupuk hayati adalah pembenah tanah organik, bukan termasuk dalam pupuk organik.

Namun, banyak petani yang masih beranggapan jika pupuk hayati sebagai pupuk jenis organik. Pupuk ini memiliki peran sebagai pembangkit kesuburan tanah (soil regenerator), sehingga tanah mampu menyuplai nutrisi bagi tanaman (Feeding the soil that feed the plant) secara terus menerus.

Nah itulah beberapa jenis pupuk yang bisa digunakan untuk pertanian secara terus menerus. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *