Balaibahasajateng.web.id, Tari Janger : dari Properti sampai Gerakan – Pulau Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang menarik untuk di kunjungi bagi para wisatawan dalam negeri ataupun luar negeri. Bali bukan hanya sekedar terkenal dengan keindahan pantai-pantainya saja, akan tetapi terkenal juga dengan berbagai kesenian tradisional yang menyimpan banyak makna dan filosofi.
Misalnya saja dalam kesenian tarian, sebelumnya ada tarik kecak dan tarik pendet dan kini ada tari janger. Bali juga memiliki banyak sekali tarian tradisional yang masih tetap terjaga hingga saat ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan sedikit informasi untuk sobat tentang salah satu tarian yang ada di Pulau Bali, yakni tari janger.
Penasaran bukan tentang apa itu tari janger? Mungkin yang sering kalian ketahui tentang tarian tradisional di Bali adalah tari kecak, barong, dan legong. Nah, tarian janger ini adalah tarian yang berasal dari Bali yang bersifat hiburan semata. Untuk lebih lengkapnya, mari simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Tari Janger
Tari janger adalah jenis tarian pergaulan Bali yang biasanya dibawakan oleh penari berjumlah 10 hingga 16 orang (terdiri dari laki-laki dan perempuan). Tarian ini tergolong tari balih-balihan, sehingga lebih digunakan untuk hiburan semata. Bisanya tarian ini dibawakan penari sejumlah penari perempuan (janger) dan penari laki-laki (kecak).
Tarian ini menyajikan gerak tari klasik Bali yang cenderung sebagai pemindahan dari gerakan tari arja, topeng, tari baris atau jauk. Di dalam pementasan tari tradisional ini selain gerak tari, yang cukup menonjol adalah nyanyian janger yang dibawakan dengan cara bersahut-sahutan antara penyanyi laki-laki dan perempuan.
Gerakan yang ada di dalam tarian ini cukup sederhana namun penuh semangat, hampir setiap orang dapat mempelajarinya dengan mudah dan lebih cepat jika dibandingkan tarian tradisional Bali lainnya. Musik pengiring tarian ini adalah tetamburan atau gamelan betel dan gender wayang.
Tema lagu yang biasanya digunakan para penari biasanya berkisah tentang pergaulan anak remaja, seperti menanyakan identitas, cara berkenalan, kisah asmara dan rayuan. Semua lagu tersebut lebih bersifat gembira dan keceriaan, dibawakan oleh penari dengan ekspresi keriangan, sehingga sangat menghibur dan terlihat menyenangkan.
Sejarah Tari Janger
Tari janger termasuk salah satu kesenian tari tradisional yang cukup populer di Pulau Bali yang diperkirakan lahir sekitar tahun 1920-an, di kawasan Bali Utara. Berawal dari nyanyian para petani kopi yang bersahut-sahutan, mereka menghibur untuk mengusir rasa lelah dengan bernyanyi terutama pada kelompok perempuan.
Dari bentuk kesederhanaan aktivitas petani tersebut kemudian berkembang menjadi seni pertunjukan tari rakyat. Tarian ini bernuansa gembira yang tentunya tetap senada dengan kehidupan masyarakat yang membawanya.
Ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa sejarah tari janger berawal sekitar abad ke XX dan merupakan perkembangan tari sanghyang. Sebagai salah satu tarian rakyat, perkembangan tari janger cukup cepat dan hampir tersebar diseluruh daerah Bali.
Ada hal menarik dari tarian ini, yakni masing-masing darah di Pulau Bali mempunyai variasi tersendiri yang disesuaikan dengan masyarakat pendukungnya.
Untuk tarian janger yang berada di darah Tabanan, biasanya dilengkapi oleh penampilan Dag, yakni peran yang menggunakan pakaian seperti Jenderal Belanda. Pemeran tersebut menghadirkan improvisasi gerakan serta terkadang memberi komando kepada semua penari.
Sedangkan untuk tarian janger yang berada di Desa Metra (Bangli), terdapat tari janger maborbor yang diakhiri dengan kerauhan atau kesurupan para penarinya. Ada juga tarian janger yang diiringi oleh gamelan gong kebyar di Desa Sibang, Badung uang dinamakan janger gong, serta ada juga tarian janger yang dipentaskan oleh warga desa yang mengalami tunawicara di Desa Bulian, Buleleng.
Sejarah tentang perkembangan tarian janger juga diwarnai pergolakan politik yang terjadi selama perjelanannya. Dimana pertunjukan tarian ini lebih difungsikan sebagai sarana kampanye, terutama terjadi di tahun 1960-an.
Pada tahun tersebut, tarian janger diracuni dengan masalah politik yang kentara dengan adanya janger PKI dan janger PNI. Sehingga mengakibatkan terjadinya pertentangan di tengah-tengah masyarakat Bali.
Setelah kejadian meletusnya G-30 S/PKI, janger pun menghilang. Sebagian masyarakat Bali ada yang trauma dengan kesenian janger, karena seolah-olah menggambarkan sisi buruk dari Pulau Bali.
Akhirnya, tarian janger muncul kembali di Era Orde Baru dan masih saja menjadi corong politik pada masa itu. Pada masa Orde Baru ini, tarian ini digunakan dalam politik pembangunan, terhitung pada kisaran tahun 1970-an popularitas tarian janger kembali naik.
Baca Juga : Tari Saman
Fungsi Dan Properti Tari Janger
Seperti yang telah sedikit jelaskan diatas ya sobat, bahwa tari janger memiliki fungsi sebagai tari hiburan. Dengan mudahnya sarana, mobilitas dan fasilitas sekarang ini menjadikan masyarakat dengan mudah menikmati hiburan ini.
Meskipun pada saat ini perkembangan teknologi dunia sangat cepat, akan tetapi tidak membuat tarian janger semakin hilang. Namun tarian ini tetap ada dan semakin berkembang hingga akhirnya sudah mencapai ratusan tahun yang berasal dari warisan leluhur.
Sebagai kesenian tradasional, tentunya tidak mudah untuk bertahan dari perkembangan teknologi selama ratusan tahun. Pemerintah Pulau Bali dan para pecinta seni masih tetap menjaga kelestarian tari tradisional janger ini agar tidak terjadi kepunahan.
Sedangkan untuk dalam segi properti, tarian ini tidak jauh berbeda dengan tarian tradisional lainnya. Berikut ini properti yang digunakan dalam kesenian tari janger:
- Gelungan janger.
- Badong gelang kanan.
- Sabuk.
- Kain.
- Oncer.
- Ompak-ompak.
- Kipas.
Gerakan Dan Busana Tari Janger
Dalam masalah gerakan, tarian ini menggunakan gerak klasik tari Bali yang lebih cenderung ke pemindahan dari gerakan tari arja, topeng, baris atau jauk.
Penasar biasanya akan menggunakan gerakan tari arja dan topeng. Sedangkan mentri akan menggunakan gerakan tari arja. Untuk menjadi pembedanya, dan menjadi ciri khas dari pejanggeran adalah tempat gerakan tari pada penari kecak dan jangernya.
Meskipun kecak (laki-laki) pada umuMnya masih menggunakan gerakan-gerakan tari Bali klasik seperti nayog, ngagem kanan, ngagem kiri, ngeseh bawak, ngeloyog dan berbagai motif gerak Bali klasik lainnya. Akan tetapi, gerakannya dipadukan dengan unsur pencak silat sehingga menghasilkan gerakan yang khas.
para penari tari janger akan menari dengan cara berpegangan pada gerak-gerakan tari Bali klasik diantaranya adalah sebagai berikut:
- Mungkah lawing.
- Ngagem kanan.
- Ngagem kiri.
- Ngeseh Bawah.
- Nyeleyog.
- Nguluh wangsul.
- Ngelikas.
- Ngengot.
- Ulap-ulap dan lain-lain.
Namun uniknya dari tarian ini adalah para penari janger ataupun kecak, umumnya melakukan tarian dengan posisi bersimpuh atau duduk bersila.
Dalam hal busana, para penari janger dan kecak menggunakan pakaian sesuai peran yang ditampilkan dalam lakon sama dengan arja, topeng, baris atupun jauk. Busana tersebut sudah saya jelaskan diatas yang termasuk dalam properti yakni, gelungan janger, badong, gelang kanan, sabuk, kain, oncer dan ompak-ompak.
Baca Juga : Mengenal tari gambyong
Pementasan Tari Janger
Pada saat pementasan tari janger, terdiri dari beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:
- Pembukaan
Pada bagian pembukaan ini akan diisi dengan tabuh pembukaan dari seperangkat gamelan yang terdiri dar kendang, ceng-ceng, kajar, kendang rebana, klenang, kemong dan suling. Biasanya juga ditambah dengan beberapa tungguh gender wayang yang berlaras selendro.
Untuk lagu-lagu pada bagian pembukaan, biasanya berupa batel tetamburan, bisa juga lagu penggalang yang lainnya.
- Pepeson
Bagian ini biasanya diawali dengan nyanyian dan tarian bersama oleh para penari janger dan kecak. Mereka akan membentuk sebuah formasi sedemikian rupa di gapura tempat pementasan.
Selanjutnya akan disambung dengan iring-iringan janger yang terbagi menjadi dua baris, yakni ketika para penari janger sedang duduk dan disusul dengan masuknya para penari kecak. Mereka kemudian akan membentuk formasi saling berhadap-hadapan.
Para penari kecak (laki-laki) dengan kecak, sedangkan disisi yang bersebrangan ada penari janger (perempuan) dengan janger. Pada formasi tersebutlah mereka membentuk garis segi empat dengan arah hadap penari semuanya menghadap ke dalam arena tari.
- Pejangeran
Pada bagian ini, para penari kecak dan janger akan menari sambil menyanyi secara bersahut-sahutan bersama-sama. Mereka akan ikut larut bersama suasana gembira dan penuh semangat.
Nyanyian yang dibawakan pada bagian ini biasanya berbahasa Bali dengan tema muda-mudi.
Tidak jarang juga para penari kecak berpindah tempat duduk berhadap-hadapan dengan penari janger. Setelah bagian ketiga ini selesai, maka penari kecak ataupun penari janger merubah posisinya menjadi duduk dua baris di sisi arena tari, sehingga penari yang tampil berikutnya memiliki ruang gerak yang lebih luas.
- Lakon
Pada bagian lakon biasanya diisi dengan kisah-kisah termasuk lakon arjuna wiwaha, sunda-upasunda, gatot kaca sraya dan lain-lain. Bentuk lakon ini merupakan semacam prembon dimana terdapat unsur-unsur penasarnya, Mentri, Baris atau Jauk, serta ada juga unsur Rangda dan lain sebagainya.
Selama pementasan adegan berlangsung, janger dan kecak seolah-olah sebagai penonton biasa. Misalnya dibutuhkan penari tamabahan seperti penari bidadari, kupu-kupu dan lain-lain, biasanya diambil dari penari janger.
- Penutup
Pada bagian penutup pementasan tari janger biasanya akan diisi oleh nyanyian lagu permohonan maaf dan selamat tinggal kepada para penonton. Dengan tanda akhir pementasan tersebut, maka perlahan-lahan penonton akan beranjak dari tempat duduk dan para penari kecak dan janger akan ikut keluar kalangannya atau masuk ke ruang ganti.
Penutup
Nah, mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya berikan tentang tarian tradisional dari Bali, yakni tari janger. Semoga dengan sedikit informasi ini dapat membantu dan menambah pengetahuan sobat semua. Cukup sekian dan salam dari penulis.