Balaibahasajateng.web.id, Tari Sirih Kuning: Sejarah, Fungsi, Gerakan, Iringan dan Kostum – merupakan salah satu tarian tradisional dari Betawi yang sering ditampilkan dalam acara-acara tertentu. Tarian ini dapat ditarikan oleh para penari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tari ini tercipta dari pengembangan dari tari cokek, sebuah tarian pergaulan di Betawi sejak dulu.
Tarian ini biasanya digunakan sebagai pengiring pengantin Betawi ketika memasuki proses penyerahan Sirih Dare oleh mempelai laki-laki. Nah, pada kesempatan kali ini akan saya jelaskan tentang apa itu tari sirih kuning, mulai dari pengertian, sejarah, fungsi, gerakan dan juga musik pengiringnya.
Oke sobat, langsung saja kita masuk ke pambahasan utama.
Pengertian Tari Sirih Kuning
Seperti yang telah sedikit saya jelaskan di atas ya sobat, bahwa tarian sirih kuning adalah salah satu tarian yang berasal dari Betawi. Pada zaman dulu, tarian ini dipentaskan secara berpasangan dengan iringan musik khas Betawi yaitu Gambang Kromong. Tari sirih kuning ini biasanya digunakan untuk menyambut atau memeriahkan sebuah acara.
Sejarah Tari Sirih Kuning
Sejarah tari kuning adalah tarian hasil pengembangan dari tari cokek, yang merupakan tarian pergaulan di tanah Betawi. Pada tempo dulu tarian sirih kuning banyak berkembang khususnya di daerah pinggir (Tanggerang dan sekitarnya).
Istilah kata cokek sendiri berasal dari nama seorang tuan tanah di kawasan itu yang bernama lengkap Tan Sio Kek. Dia selalu mempersembahkan para penari wanita untuk menghibur para tamu dalam setiap perayaan pesta rakyat.
Alat musik gambang kromong digunakan untuk mengiringi tarian jenis ini, dengan tarian secara berkelompok atau berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Para penari juga akan menggunakan pakaian tradisional dari Betawi.
Biasanya tarian sirih kuning juga dipergunakan untuk mengiringi pengantin Betawi saat memasuki serangkaian proses penyerahan Sirih Dare seperti yang saya jelaskan pada pembukaan artikel ini. Terkadang tarian ini digunakan untuk menyambut tamu kehormatan atau perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi “Sirih Kuning“.
Baca Juga: Tari Yospan: Sejarah, Asal, Makna, Properti, Keunikan dan Gerakan
Fungsi Tari Sirih Kuning
Secara singkatnya, tari sirih kuning memiliki fungsi utama sebagai tarian pergaulan pada masa dulu. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya zaman, tarian ini sering digunakan untuk menyambut tamu penting serta dipentaskan pada saat prosesi pernikahan adat Betawi.
Kostum Tari Sirih Kuning
Meskipun nama dari tarian ini mengandung unsur kuning, akan tetapi kostum atau pakaian yang digunakan sangat beragam. Pada awal mulanya, pakaian yang digunakan dalam tarian ini adalah baju khas Betawi, tapi seiring perkembangannya, baju yang digunakan berbeda-beda mulai warna merah, hijau, dan juga kuning.
Sekarang ini saja banyak variasi kostum untuk tarian sirih kuning ini.
Para penari juga akan menggunakan bunga sebagai hiasan kepala yang merupakan lambang dari kebahagiaan, kemakmuran dan kedewasaan seorang perempuan. Jika diperhatikan dengan seksama, terdapat unsur budaya Tionghoa yang begitu kental di dalam kostum tarian ini, terutama pada hiasan kepala.
Para penari juga terkadang menggunakan cadar yang menjadi simbol penutup dan melindungi wajah cantik. Tak lupa juga, para penari akan menggunakan selendang sebagai alat untuk mengajak penonton menari bersama.
Kain Betawi dengan motif tanduk atau zig-zag juga ikut menambah keindahan hiasan kostum para penari. Salah satu ciri khasnya adalah para penari menggunakan celana yang warnanya senda dengan baju yang mereka gunakan.
Baca Juga: Tari Janger : dari Properti sampai Gerakan
Iringan Tari Sirih Kuning
Seperti yang sedikit saya jelaskan diatas bahwa tari sirih kuning menggunakan iringan musik gambang kromong yang merupakan orkes khas Betawi. Orkes gambang kromong sendiri perpaduan antara alat musik gamelan dengan campuran alat-alat musik gesek Tionghoa, seperti sukong, tehyan dan kongahyan.
Tarian ini ditampilkan dengan iringan lengkap irama lagu khas Betawi yang juga berjudul sirih kuning.
Gerakan Tari Sirih Kuning
Gerakan dalam tarian sirih kuning sendiri terdapat 3 macam, yaitu sikap awal, nandak dua, dan gerak sembah. Untuk penjelasannya sebagai berikut.:
- Sikap Awal
Sikap awal dalam gerak tari sirih kuning terdiri dari:
- Kaki, merenggang kedua kaki sehingga membentuk huruf V.
- Tangan, penari akan merentangkan kedua tangannya dengan cara mengangkatnya agak setengah ke atas dengan telapak tangan menghadap ke atas atau depan.
- Badan, posisi badan para penari wanita tegap lurus, akan tetapi kaki agak direndahkan ke bawah.
- Pinggang, ditonjoolkan ke bagian belakang, ciri khas gerakan ini menirukan bebek, dinamakan gerakan mendak,. Jika sedang ditarikan dengan cara berpasangan, maka posisi badan para penari lelaki agak mendoyong ke depan.
- Kepala, untuk bagian kepala para penari lurus ke depan.
- Nandak Dua
Pada bagian gerak selanjutnya pada tari sirih kuning adalah nandak dua, yang terdiri dari:
- Badan, tegap dan sedikit agak merendah.
- Tangan, para penari akan di ayunkan ke atas secara bergantian kanan dan kiri dengan gerakan telapak tangan membuka dan menutup.
- Kaki, para penari akan melangkahkan kaki kanan dan kiri melangkah ke depan secara bergantian mengikuti gerakan tangan dan kembali ke titik awal secara bergantian dengan posisi mengayunkan kaki atau seperti sedang menggenjot.
- Kepala, berlenggok ayu mengikuti arah gerakan tangan.
- Hitungannya pada gerakan kedua ini adalah 4 x 8.
- Gerak Sembah
Gerakan terakhir pada tari sirih kuning adalah gerak sembah yang terdiri dari:
- Kaki, salah satu bagian kaki dilipat ke bawah sejajar dengan lantai posisi duduk bersimpuh dan kaki lainnya melekuk seperti posisi orang memberikan sembah.
- Tangan, ujung kedua tangan menyatu dengan posisi mengarah ke depan.
Baca Juga: Tari Kecak: Sejarah, Pola Lantai, Makna, Gerakan dan Properti yang digunakan
Penutup
Nah, mungkin hanya itu saja ya sobat informasi yang dapat saya berikan tentang apa itu tari sirih kuning. Semoga dengan sedikit informasi ini dapat membantu dan menambah pengetahuan sobat semua tentang berbagai kebudayaan di Indonesia yang kita cintai ini.
Jika terdapat informasi yang kurang lengkap ataupun terdapat penulisan kata yang salah, mohon di maklumi ya sobat, sebab itu datangnya dari keterbatasan ilmu yang saya miliki. Cukup sekian dan salam dari penulis.