Motif Batik Solo: Sejarah, Ciri ciri dan Jenisnya

motif batik solo

Balaibahasajateng, Motif Batik Solo: Sejarah, Ciri ciri dan Jenisnya – Banyak cerita sejarah tentang batk di Kota Solo. Tapi yang paling banyak adalah batik Solo yang identik dengan upacara pernikahan adat Jawa yang masih sangat erat. Batik ini memiliki arti yang mendalam bagi para penggunanya. Motif-motif batik Solo pada saat ini sangat banyak berkembang di pasaran.

Nah, untuk mengerti lebih lanjut sudah saya jelaskan dibawah ini tentang beberapa motif batik yang ada di Kota Solo dan penjelasannya. Sudah penasaran atau belum dengan apa saja motif yang ada di kota Solo?

Yuk langsung saja kita masuk ke pembahasannya.

Sejarah Motif Batik Solo

Batik merupakan budaya hasil warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Menurut cerita yang beredar budaya batik mulai berkembang pada masa Kerajaan Majapahit. Batik Solo dikenal juga sebagai batik Laweyan diperkirakan sudah mulai berkembang sebelum abad 15 Masehi, pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) di Keraton Pajang.

Orang yang pertama kali menggunakan batik di Desa Laweyan adalah Kyai Ageng Henis, Ki Ageng Henis merupakan putra Ki Ageng Selo yang juga masih keturunan dari Brawijaya V. Beliau Bertempat tinggal di Desa Laweyan sekitar sejak tahun 1546 Masehi.

Ki Ageng Henis malah sering disebut dengan Ki Ageng Laweyan merupakan “Manggala Pinatuwaning Nagari” semasa Jaka Tingkir masih menjadi Adipati Pajang. Beliau merupakan kakek dari danang Sutawijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Mataram.

Pasar Laweyang dulu merupakan pasar Lawe (bahan baku tanam) yang sangat ramai oleh pembeli. Bahan baku seperti kapas, pada saat itu banyak dihasilkan dari Desa pedan, Juwiring, dan Gawok yang masih termasuk daerah Kerajaan Pajang.

Ciri-Ciri Motif Batik Solo

Batik Solo memiliki beberapa ciri-ciri antara lain:

  • Motif batik solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya dalam proses batik cap ataupun batik tulisnya.
  • Bahan yang digunakan pada pewarnaan masih tetap banyak menggunakan bahan-bahan dalam negeri.
  • Motif batik Solo mempunyai warna yang dominan cokelat soga kekuningan.
  • Batik Solo terkenal dengan ukuran motifnya yang kecil.
  • Memiliki ciri khas geometris.

Motif-Motif Batik Solo

Kota Solo sebagai salah satu Kota penghasil batik yang cukup terkenal memiliki berbagai motif yang sanagat populer pada masa sekarang. Berbagai alat dan teknik membatik juga dilakukan pada masa sekarang, seperti teknik tulis, canting, cap, atau printing. Berikut ini beberapa motif batik Solo yang sangat populer, antara lain:

1. Motif Batik Solo Slobog

motif batik slobog

Motif batik slobog merupakan salah satu jenis motif yang dimiliki batik Solo. Batik slobog dapat diartikan lobok atau longgar dalam bahasa Indonesia.  Motif batik slobog sering digunakan saat melakukan melayat orang yang sudah meninggal. Filosofi yang terkandung di dalamnya adalah bertujuan agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan saat menghadap Tuhan Yang Maha Esa.

Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip keagamaan, bahwa setelah kematian seseorang ada kehidupan yang lain dan kehidupan tersebut harus dipertanggung jawabkan saat menghadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Motif Batik Parang

motif batik parang

Batik parang adalah salah satu motif batik paling tua di Indonesia. Istilah kata parang sendiri berasal dari “pereng” yaitu lereng. Kata perengan digambarkan dengan sebuah garis menurun dari tertinggi kepada yang rendah dengan diagonal.

Susunan motif huruf S saling menjalin, tidak putus-putus, melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S sendiri diambil dari ombak Samudera yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam.

Motif parang diperkirakan sudah ada dari zaman Keraton Mataram Kartasur, bentuk lambang dari semangat, kokoh seperti batu karang, meskipun diterjang ombak tetap berdiri tegak. Bentuk ini juga memiliki makna berkesinambungan, tidak pernah putus perbaiki diri dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

Motif batik parang memiliki berbagai jenis antara lain:

  1. Parang Rusak, merupakan motif  batik yang diciptakan oleh Panembahan Senopati saat bertapa di Pantai Selatan. Motif ini terinspirasi dari gelombang ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai. Motif parang rusak juga melambangkan manusia yang intermal melawan kejahatan dengan mengendalikan mereka, sehingga bijaksana, watak mulia karakter yang akan menang.
  2. Parang Klitik, merupakan pola parang dengan stilasi yang halus, ukurannya biasanya lebih kecil serta menggambarkan citra feminim. Motif ini menggambarkan lemah-lembutan, sifat halus dan bijaksana. Umumnya digunakan oleh para puteri raja.
  3. Motif Parang Barong, merupakan motif batik solo yang memiliki ukuran lebih besar dari motif parang rusak, motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma.  Motif parang barong memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha terus-menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak.
  4. Parang Slobog, menggambarkan ketangguhan, ketelitian, kesabaran dan biasanya digunakan dalam upacara pelantikan. Motif parang slobog ini memiliki makna harapan agar pemimpin yang dilantik dapat mengemban dan menjalankan tugasnya dengan amanah disertai kebijaksanaan dalam dirinya.
  5. Parang Kusumo, memiliki bentuk diagonal, berupa garis berlekuk dari atas ke bawah. Motif ini sering digambarkan seperti bunga yang sedang mekar. Umumnya motif ini digunakan oleh calon mempelai wanita saat tukar cincin.

3. Motif Batik Solo Sawat

Istilah motif batik sawat awalnya berasal dari sawat atau sayap. Pada zaman dahulu motif ini dianggap sakral, serta hanya digunakan kalangan kerajaan saja. Motif sawat sering dimaknai dengan burung garuda sebagai kendaraan Dewa Wisnu dengan lambang raja atau kekuasaan.

Hingga sekarang, motif batik sawat masih sering digunakan pasangan pengantin untuk prosesi pernikahan. Dari filosofinya diyakini bahwa dapat melindungi kehidupan si pemakainya.

4. Motif Batik Solo Bondet

Motif batik bondet ini tercipta disebabkan oleh kerumitan motif yang dituangkannya hingga menjadi bundet. Motif ini umumnya digunakan oleh pengantin perempuan saat malam pertama. Namun, sekarang motif ini sudah biasa digunakan untuk pakaian sehari-hari.

5. Motif Batik Semen Gendong

Motif batik semen gendong adalah jenis kain batik yang biasanya digunakan oleh mempelai wanita dan pria sesudah prosesi upacara pernikahan. Hal ini dilakukan sebagai harapan supaya segera mendapatkan keturunan yang penurut, berbakti kepada kedua orangtuanya, serta soleh solehah (jika beragama Islam).

6. Motif Batik Kawung

Motif batik Solo yang satu ini memiliki bentuk motif yang tergolong sederhana, terbentuk dari pola bulatan seperti buah kawung, sejenis buah kelapa atau yang disebut kolang-kaling. Bentuk motif hiasannya berupa rangkaian kombinasi lingkaran yang disusun sejajar secara simetris dan geometris.

Motif ini juga sering dimaknai sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bagi orang jawa, bunga teratai sering diartikan sebagai umur yang panjang dan juga kesucian. Untuk mengetahui lebih banyak tentang filosofi, asal mula, dan motif-motifnya batik kawung, silahkan pelajari pada artikel ini.

7. Motif Batik Ceplok Kasatriyan

Motif batik Solo ini umumnya digunakan sebagai baju dalam upacara kirab pengantin sebelum kedua mempelai duduk di kursi pengantin.

8. Motif Batik Solo Pamiluto

Motif batik Solo pamiluto, umumnya digunakan oleh ibu dari pihak mempelai pengantin wanita saat acara tukar cincin. Motif inimempunyai arti yaitu supaya ikatan pernikahan tersebut tidak bisa dipisahkan kecuali takdir dari sang pencipta, seperti halnya “mimin lan mintuno“. istilah kata pamiluto sendiri berasal dari kata pulut.

9. Motif Batik Semen Rante

Motif batik semen rante atau rantai memiliki lambang cinta, umumnya digunakan oleh wanita yang dalam prosesi lamaran. Dalam artian, bahwa sejak dipinang hingga selamanya hati perempuan yang menggunakan batik ini selalu terikat pada pada pria yang akan menikahinya.

Istilah kata semen diambil dari kata semai, artinya agar cinta di antara sepasang kekasih tersebut selalu bersemi.

Secara keseluruhannya, motif ini mempunyai makna ikatan yang kokoh. Motif semen terdiri dari pola tiga bagian, pola pertama berhubungan dengan daratan, misalnya tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat.

Pola kedua, berhubungan dengan udara, misalnya burung garuda, burung dan mega mendung. Pola ketiga, berhubungan dengan laut atau air, misalnya ular, ikan dan katak.

Motif batik Solo ini berhubungan dengan paham triloka atau tribawan, atau ajaran tentang adanya tiga dunia, dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para Dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar atau dipenuhi angkara murka.

10. Motif Batik Satriyo Manah

Motif batik Solo yang satu ini sering digunakan oleh wali pengantin pria saat melakukan prosesi lamaran atau meminang mempelai wanita. Makna yang terkandung pada motif ini adalah agar saat lamaran dapat diterima oleh pihak dari calon pengantin wanita beserta keluarga besarnya.

Selain itu,motif batik ini juga digunakan oleh calon pengantin pria saat melamar. Sesuai dengan istilah kata dari motif ini yang diartikan sebagai seorang kesatria yang membidik pasangannya dengan busur dan panah, sedangkan mempelai wanitanya akan menggunakan motif batik semen rante.

11. Motif Batik Truntum

Motif batik truntum ini bisa dikatakan paling populer di Pulau Jawa khususnya di daerah Solo. Makna yang terkandung dalam kata truntum adalah istilah dari turun-temurun, yang berarti tumbuh lagi. Jadi motif ini melambangkan yang bersemi kembali.

Selain itu, Istilah truntum juga mempunyai arti penuntun dn pemberi contoh. Motif batik ini umumnya digunakan oleh para orangtua saat acara pernikahan anaknya, yang diharapkan dapat menjadi panutan yang baik bagi anaknya.

Baca Juga: Motif Batik Pekalongan

12. Motif Batik Sidomukti

Motif batik sidomukti pada dasarnya memiliki dua suku kata yang berbedea, yang pertama adalah “sido” artinya jadi, dan “mukti” artinya makmur, sejahtera, berkecukupan, mulia. Motif batik satu ini termasuk juga motif yang populer dan mudah sekali ditemukan.

Umumnya motif batik sidomukti sering digunakan untuk para mempelai pengantin saat acara pernikahan adat Jawa, khususnya masyarakat Kota Solo. Harapan yang terdapat pada motif ini saat digunakan para pengantin adalah agar memiliki kehidupan rumah tangga yang selalu berkecukupan, bahagia dan sejahtera.

Mungkin hanya itu saja yang dapat saya bagikan tentang motif batik Solo, semoga dapat menambah kecintaan kalian terhadap budaya negeri kita Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *