Rahasia Peninggalan Candi Pawon yang Ternyata Terhubung dengan Borobudur!

candi pawon

Balaibahasajateng, Candi Pawon: Sejarah, Relief, Tiket masuk dan Lokasi – Sekitar 1,7 km di timur Candi Borobudur atau 1.1 km di barat Candi Mendut, ada sebuah candi kecil tersembunyi dikelilingi rumah warga. Istilah “pawon” melekat sebagai nama candi, yang merupakan salah satu peninggalan Dinasti Syailendra tersebut.

Lokasi candi yang berada di sumbu garis antara Candi Mendut dan Candi Borobudur, mengisyaratkan adanya kesatuan perlambang. Ketiga candi ini pun memiliki kemiripan motif pahatan, sehingga kemudian turut mendasari anggapan bahwa ketiganya dibangun pada abad yang sama.

Poerbatjaraka beranggapan bahwa Candi Pawon merupakan upa angga, yang berarti bagian dari Candi Borobudur. Pendapat senada mengatakan bahwa candi ini adalah pintu gerbang Borobudur, difungsikan sebagai tempat umat Buddha membersihkan badan dan pikiran dari kekotoran batin.

Eratnya keterikatan antara Mendut-Pawon-Borobudur juga masih bisa dilihat hingga saat ini. Saat pelaksanaan ritual Waisak, umat Buddha biasanya mengawali prosesinya dari candi yang paling timur. Dimulai dari Candi Mendut, melalui Candi Pawon untuk selanjutnya klimaks di Candi Borobudur.

Sejarah, Nama & Penemuan

Candi Pawon adalah salah satu peninggalan masa klasik bercorak Buddha. Belum ada data-data kuat yang memastikan kapan dibangunnya candi ini. Sejauh ini hanya ada perkiraan bahwa pembangunan candi dilakukan pada masa Wangsa Syailendra pada kisaran abad ke-8 – ke-9 Masehi.

J.G. de Casparis berpendapat, candi ini adalah tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra (782-812 M), ayah Raja Samaratungga (792-835 M). Di ruangan candi diduga semula terdapat Arca Bodhisattva, sebagai penghormatan pada Raja Indra yang dianggap telah mencapai tataran Bodhisattva.

Perihal namanya, Casparis menafsirkan bahwa istilah “pawon” berasal dari “awu” yang berarti “abu“. Kata tersebut mendapatkan awalan pa- dan akhiran -an untuk menunjukkan suatu tempat. Sementara itu dalam bahasa Jawa sehari-hari istilah pawon lazim dimaknai sebagai “dapur“.

Warga setempat juga menyebutnya Candi Brajanalan, karena lokasinya di Dusun Brojonalan. Istilah Brajanalan bisa jadi berasal dari bahasa Sanskerta, vajra (halilintar) dan anala (api). Prasasti Karang Tengah menyebutkan bahwa arca Bodhisattva dalam ruangan candi mengeluarkan vajra (sinar).

Dalam sejarahnya, Candi Pawon ditemukan pertama kalinya pada akhir abad ke-19. Candi ini ditemukan dalam keadaan rusak dan tertimbun semak belukar. Perbaikan awal dilakukan tahun 1903, sedangkan pemugaran dilakukan sejak tahun 1897-1904. Van Erp melanjutkannya pada tahun 1908.

Baca juga: Candi Gedong Songo: Sejarah, Corak, Letak, Peninggalan

Bangunan & Relief di Candi Pawon

relief Candi Pawon
Salah satu relief Candi Pawon

Berbeda dengan Candi Borobudur yang tambun, bentuk Candi Pawon ini ramping. Terbuat dari batuan andesit dalam denah bujur sangkar. Panjang sisinya 10 m dan tingginya 13,3 m. Candi ini menghadap ke arah barat dan memiliki satu bilik berukuran 2,65 m x 2,64 m dan tinggi 5,20 m.

Secara arsitektural, bangunan candi terbagi menjadi tiga bagian, kaki, tubuh dan atap candi. Batur (kaki) setinggi 1,5 m berhias ornamen-ornamen bunga dan sulur-suluran. Tubuh candi dihiasi dengan arca-arca Bodhisattva. Sementara itu, pada bagian atap candinya terdapat stupa.

Pintu masuknya berada di sebelah barat dengan anak tangga berhias makara. Dan, pada ambang atas pintu masuk terdapat hiasan kala. Atap candi ini bentuknya persegi bersusun dengan hiasan stupa-stupa kecil di setiap sisinya. Stupa yang lebih besar ditempatkan di puncaknya.

Di bawah relief kala yang berada di atas pintu masuk, ada juga relief Kuwera (Dewa Kekayaan) dalam posisi berdiri. Dinding utara dan selatan dihiasi oleh relief yang sama, yakni komposisi relief yang menggambarkan Kinara dan Kinari (makhluk berkepala manusia berbadan burung).

Relief Kinara dan Kinari digambarkan sedang berdiri mengapit pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Di bagian atasnya terdapat sepasang manusia yang sedang terbang. Pada bagian atas dinding juga ada sepasang jendela ventilasi dengan pahatan kumuda di antara keduanya.

Fasilitas & Harga Tiket Masuk Candi

Dalam hal wisata, fasilitas Candi Pawon tidaklah selengkap Candi Borobudur. Meski demikian, bukan berarti tidak ada fasilitas sama sekali. Di sekitar candi terdapat area parkir, toilet atau kamar mandi serta warung penjual makanan dan minuman. Harga tiketnya sebagai berikut:

KeteranganHarga
Tiket MasukIDR 10K
Parkir Roda 2IDR 2K
Parkir Roda 4IDR 5K
Note: harga tidak selalu akurat, bisa berubah sewaktu-waktu.

Peta Lokasi & Rute ke Candi Pawon

Candi ini berada di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasinya berjarak sekitar 40 km dari Yogyakarta atau kurang lebih 1 jam berkendara. 16 km jika berangkat dari Kota Magelang atau sekira 25 menit berkendara.

Baca juga : Perbedaan Candi Hindu dan Budha

Penutup

Candi Pawon adalah salah satu peninggalan sejarah yang patut dipelajari dan dijaga kelestariannya. Dengan arsitektur yang indah dan nilai sejarah yang tinggi, candi ini menjadi bukti kejayaan peradaban masa lalu. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, Candi Pawon adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi untuk mengenal lebih dalam sejarah dan budaya Indonesia.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah menyempatkan waktu untuk membaca artikel ini. Saya berharap artikel ini dapat memberikan wawasan dan informasi yang bermanfaat. Saya juga berharap agar kita semua dapat bersama-sama menjaga kelestarian warisan sejarah Indonesia untuk generasi yang akan datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *