Balaibahasajateng.web.id, Biografi KH. Ahmad Dahlan: Pendiri Muhammadiyah yang Juga Seorang Penulis! – Kyai Haji Ahmad Dahlan dilahirkan di daerah muslim Yogyakarta dibelakang masjid besar kesultanan Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868. Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir dengan nama Muhammad Darwis adalah seorang revitalis islam Indonesia yang mendirikan Muhammadiyah di tahun 1912.
Berikut ini Biodata KH. Ahmad Dahlan
Nama Lahir | Muhammad Darwis |
Tanggal lahir | 1 Agustus 1868 |
Tempat lahir | Yogyakarta, Hindia Belanda |
Ayah | Haji Abu Bakar |
Ibu | Siti Aminah |
Pendidikan | Sekolah Dasar, Madrasah Diniyah, Kweekschool, Universitas Al-Azhar |
Pekerjaan | Ulama, pendidik, aktivis sosial, penulis |
Karya terkenal | Ihya al-Muwahhidin, al-Iman, al-I’tiqad al-Muktashaf |
Gerakan yang didirikan | Muhammadiyah (1912) |
Istri pertama | Siti Walidah |
Istri kedua | Khadijah |
Istri ketiga | Siti Aminah |
Jumlah anak | 17 |
Tanggal wafat | 23 Februari 1923 (54 tahun) |
Tempat wafat | Yogyakarta, Hindia Belanda |
Dalam tabel ini, terdapat tambahan informasi mengenai nama ayah, ibu, istri, dan jumlah anak Ahmad Dahlan. Ahmad Dahlan memiliki tiga istri, yaitu Siti Walidah, Khadijah, dan Siti Aminah, serta memiliki 17 anak dari ketiga istri tersebut.
Ayahnya merupakan imam masjid, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan mempelajari bahasa dari sang ayah. Kyai Haji Ahmad Dahlan merupakan keturunan ke 13 dari Maulana Malik Ibrahim. Pada masa itu, sangat sedikit orang Indonesia yang mengetahui bahasa Arab dan pada saaat itu orang yang dapat berbicara bahasa arab dianggap memiliki pengetahuan yang tinggi.
Oleh sang ayah, Kyai Haji Ahmad Dahlan dikirim ke sekolah islam atau yang sering disebut pesantren. Karena satu dari rukun islam yang sebaiknya dilakukan seorang muslim, Ahmad Dahlan pergi naik haji ke makkah dimana Kyai Haji Ahmad Dahlan disana belajar dengan khatib Ahmad, yang merupakan seorang guru agama yang dihargai. Ketika Kyai Haji Ahmad Dahlan naik haji, Ahmad Dahlan mengubah namanya dari Muhammad Darwis menjadi Ahmad Dahlan.
Nama ini diberikan oleh Syaikh Shafi’I di sekolah hukum, Sayyid Bakri Shatta. Kyai Haji Ahmad Dahlan berasosiasi dengan jamaah haji Indonesia yang lain yang berasal dari Sulawesi, Jawa Barat, Minangkabau, Aceh dan area lain yang memiliki keyakinan dan tujuan yang sama untuk memperbaharui kemurnian islam di Indonesia.
Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1888, Kyai Haji Ahmad Dahlan menikah dengan anak perempuan dari imam masjid besar di Yogyakarta. Sebagai suatu kelompok yang dianggap modern saat itu, Kyai Haji Ahmad Dahlan sangat memikirkan praktik kejawen yang tidak sesuai dengan ajaran islam dan berdebat untuk membuat perbaharuan untuk memurnikan islam.
Kyai Haji Ahmad Dahlan membuat Muhammadiya pada tahun 1912 sebagai organisasi pendidikan sebagai implementasi dari ide perubahannya. Organisasi ini cepat menyebar dan banyak pedagang dan pemahat yang bergabung. Pada tahun 1917 penambahan nama Aisyiyah, yang memainkan peranan yang signifikan dalam memodernisasikan kehidupan perempuan-perempuan Indonesia.
Muhammadiyah menyebar ke luar pulau dan mendirikan basis terkuatnya di Sulawesi hanya satu decade setelah Muhammadiyah dibentuk. Ini merupakan satu dari beberapa organisasi asli Indonesia yang didirikan di tiga decade pertama di abad 20an yang dikenal sebagai Indonesian Nasional Revival. Yang mana merupakan kunci di dalam membangun perasaan nasionalis Indonesia dan mulai menginginkan kebebasan.
Baca juga: Biografi Jendral Sudirman Sang Panglima Termuda Pertama
Dan saat ini Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi muslim yang terbesar di Indonesia selain Nahdatul Ulama. Kyai Haji Ahmad Dahlan meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1923 ketika berumur 54 tahun di Yogyakarta.